31
6. Cincin jenuh lebih mudah untuk kehilangan rantai samping berupa alkil pada ikatan �. Hal ini hanya pada kasus khusus dari percabangan aturan 3.
Muatan positif cenderung berada pada fragmen cincinnya. 7. Dalam senyawa aromatis tersubstitusi alkil, pemaksapisahan sangat mungkin
terjadi pada ikatan � dalam cincin, sehingga membentuk ion benzyl yang terstabilisasi resonansi, atau seringkali ion tropilium.
8. Ikatan C—C yang terletak di sebelah heteroatom seringkali mengalami pemaksapisahan yang menghasilkan muatan pada fragmen yang mengandung
heteroatom di mana elektron yang tidak berpasangan menyediakan stabilisasi resonansi.
9. Pemaksapisahan sering dihubungkan dengan eliminasi molekul-molekul yang kecil, stabil, netral, seperti karbon monoksida, olefin, air, amonia, hidrogen
sulfida, hydrogen sianida, merkaptan, ketena, atau alkohol, yang seringkali muncul dengan mengalami penataan ulang rearrangement Silverstein,
2005.
L. Landasan Teori
Pembentukan senyawa melalui reaksi substitusi nukleofilik asil terjadi antara senyawa alkohol dengan derivat asam karboksilat, yang umumnya
menghasilkan sintesis suatu senyawa golongan ester. Reaksi substitusi nukleofilik asil diawali dengan terjadinya adisi nukleofil pada atom C gugus karbonil C=O
yang memicu terjadi pembentukan intermediet tetrahedral yang mengikat dua substituen pada atom C yang mulanya berupa karbonil. Selanjutnya terjadi
32
stabilisasi pasangan elektron bebas pada atom oksigen yang menyebabkan terbentuknya ikatan ganda karbonil kembali dan berakibat pada pelepasan gugus
pergi yakni ion klorida Cl
-
, sehingga terbentuk produk dan sebuah atom gugus pergi.
Benzoil klorida termasuk ke dalam derivat asam karboksilat yang teraktivasi dalam sintesis senyawa asil, senyawa tersebut merupakan agen asilasi
yang sangat reaktif dalam reaksi. Reaktivitas benzoil klorida berbanding terbalik terhadap kebasaannya, maka gugus pergi Cl yang merupakan basa lemah menjadi
gugus pergi yang lebih baik daripada gugus pergi lain yang lebih tinggi kebasaannya. Oksigen karbonil dan atom klorin sama-sama menarik densitas
elektron dari atom karbon asil, sehingga menjadikannya elektrofil yang kuat. Sementara itu parasetamol yang berperan sebagai senyawa alkohol mampu
bertindak sebagai nukleofil karena terdapat gugus hidroksi
-
OH yang mempunyai pasangan elektron bebas. Nukleofil tersebut akan menyerang gugus
karbonil benzoil klorida menghasilkan senyawa 4-asetamidofenil benzoat dengan gugus pergi atom klorin Cl
-
. Reaksi antara benzoil klorida dengan alkohol merupakan reaksi eksotermis sehingga perlu diperhatikan suhu reaksi untuk
menghindari hidrolisis maupun penurunan stabilitas reaksi. Di samping itu, piridina atau basa non-nukleofilik lainnya ditambahkan ke dalam reaksi untuk
menetralisasi dan mencegah pembentukan by-product terutama asam klorida HCl. Persamaan reaksi yang terjadi ditunjukkan dalam gambar berikut:
33
Gambar 8. Reaksi umum sintesis 4-asetamidofenil benzoat
M. Hipotesis
Senyawa 4-asetamidofenil benzoat yang merupakan senyawa ester dapat disintesis dari parasetamol dan benzoil klorida melalui reaksi substitusi
nukleofilik asil. Adisi Nukleofilik
Eliminasi Halida
HO H
N CH
3
O O
CH
3
H N
O O
Cl O
N
Cl O
O H
N CH
3
H O
CH
3
H N
O
+
H O
–
Cl O
+
N-asetil-p-aminofenol piridina
Benzoil klorida
4-asetamidofenil benzoat
N-asetil-p-aminofenol
Benzoil klorida
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental deskriptif karena berupa pemaparan terhadap fenomena yang terjadi tanpa adanya perlakuan
terhadap subjek uji maupun melibatkan hubungan sebab-akibat.
B. Definisi Operasional Penelitian
1. Starting material SM merupakan senyawa yang digunakan dalam sintesis yang merupakan senyawa asal, dalam penelitian ini adalah parasetamol dan
benzoil klorida. 2. Molekul target MT merupakan senyawa tujuan yang diharapkan terbentuk
dalam penelitian, yakni 4-asetamidofenil benzoat. 3. Katalis merupakan senyawa yang digunakan dalam reaksi untuk
meningkatkan laju reaksi kimia, yaitu piridin. 4. Rendemen merupakan jumlah molekul target yang terjadi dan dapat
diperhitungkan dari jumlah starting material yang digunakan. Rendemen senyawa hasil sintesis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah rendemen
4-asetamidofenil benzoat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
C. Bahan Penelitian
Parasetamol teknis, Brataco Chemika, benzoil klorida p.a, Merck, piridina p.a, Merck, etanol 96 teknis, General Labora, etanol absolut p.a,
Merck, NaOH Laboratorium Sanata Dharma, kloroform p.a, Merck, etil asetat teknis, Brataco Chemika; p.a, Merck, n-heksana p.a, Merck, aseton p.a,
Merck, silika gel GF
254
Merck, akuades General Labora, kertas saring, kertas timbang, dan es batu Laboratorium Sanata Dharma.
D. Alat Penelitian
Gelas beker, labu erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, kaca pengaduk, magnetic stirrer, mantle heater, labu hisap, corong Buchner, sendok spatel,
pompa vakum, pH indikator E. Merck, cawan petri, waterbath Memmert W350, neraca analitik Ohaus PA413, tabung reaksi, Melting Point System
Mettler Toledo MP70, chamber KLT, micropipette, oven Memmert Oven Model 400, lampu UV, spektrometer inframerah IR Shimadzu Prestige-21,
spektrometer massa EI Shimadzu QP2010S, spektrometer massa FD JMS- T100GCV, spektrometer
1
H-NMR, aluminium foil, dan baskom.
E. Tata Cara Penelitian 1. Sintesis 4-asetamidofenil benzoat
Parasetamol sebanyak 5 gram 0,033 mol dimasukkan dalam erlenmeyer 500 mL, kemudian ditambahkan piridin 12 mL dan diaduk selama
5 menit dengan kecepatan 5.000 rpm menggunakan magnetic stirrer. Ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI