Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66 emosional yang dikuatkan oleh masyarakat, dialami oleh subjek melalui media sosial. Dengan demikian, apabila subjek menggunakan media sosial dengan durasi yang rendah maka subjek tidak akan terpengaruh oleh emosi kolektif. Subjek akan memiliki lokus kendali emosi internal yang lebih kuat sehingga kestabilan emosi subjek menjadi tinggi. Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian menggunakan media sosial dengan durasi yang rendah sehingga subjek tidak dikendalikan oleh emosi kolektif dan oleh karenanya mayoritas subjek penelitian memiliki kestabilan emosi yang tinggi. Koefisien determinasi R 2 dari hasil analisis sebesar 0.098 menunjukkan bahwa variabel durasi penggunaan media sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 9.8 terhadap penurunan atau kenaikan kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal. Sebesar 90.2 merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kontribusi yang relatif kecil ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Turkle 2011 menjelaskan dalam bukunya, didukung oleh hasil penelitian Kross dkk 2013 dan Kramer dkk 2014, bahwa konten emosional dapat memberikan efek terhadap emosi apabila konten tersebut diakses secara rutin atau dalam kata lain terprogram dalam jadwal harian individu tersebut. Apabila konten emosional yang diakses oleh individu hanya diakses pada saat tertentu, secara acak, atau pada saat ingin, maka pengaruh yang terjadi terhadap emosi tidak begitu kuat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Selain itu, kepemilikan jenis media sosial yang berbeda dapat pula menyebabkan pengaruh yang terjadi relatif kecil. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media sosial yang dimiliki oleh mayoritas subjek 91.1 adalah LINE. Dalam pembahasan dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, media sosial yang digunakan dalam penelitian terbatas pada media sosial Facebook Turkle, 2013; Kross dkk, 2013; Kramer dkk, 2014. Facebook memiliki fitur atau fasilitas yang lebih banyak untuk mengolah konten dibandingkan dengan Twitter, Instagram, serta LINE sehingga dapat dikatakan bahwa media penularan emosi atau stimulus emosional yang lebih luas terdapat pada media sosial Facebook. Sumbangan efektif sebesar 9.8 terhadap perubahan kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal tersebut mengindikasikan bahwa ada variabel-variabel lain di luar variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini yang dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kestabilan emosi pada individu dewasa awal. Morgan King dalam Walgito, 1970 menjelaskan bahwa faktor keadaan jasmani subjek dapat pula berpengaruh terhadap kestabilan emosi subjek tersebut. Individu yang berada dalam kondisi sehat akan memiliki kestabilan emosi yang lebih baik daripada individu yang sedang sakit. Faktor lain, yaitu pembawaan atau faktor keadaan dasar individu dapat pula mempengaruhi kestabilan emosi subjek. Faktor ini termasuk dalam faktor internal, faktor yang melekat pada diri individu. Faktor ini meliputi faktor genetika, gender, kepribadian, etnis, dan kondisi sosial ekonomi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Subjek dalam penelitian ini merupakan subjek yang memiliki status sosial ekonomi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan gadget atau teknologi yang menunjang pengaksesan internet, dalam hal ini untuk penggunaan media sosial. Subjek yang memiliki status sosial ekonomi yang baik akan memiliki kestabilan emosi yang lebih tinggi daripada individu yang memiliki status sosial ekonomi yang kurang baik. Hal ini terkait salah satu karakter dari masa dewasa awal yang dilalui oleh subjek. Subjek yang adalah individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah meniti karir untuk membangun kestabilan kehidupan ekonomi rumah tangga Hurlock, 1999. Ketika subjek sudah melalui tugas perkembangan ini, maka tekanan permasalahan yang harus dihadapi oleh subjek dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih ringan. Hal ini berdampak pada berkurangnya gangguan terhadap kestabilan emosi. Menarik kesimpulan dari penjelasan mengenai hasil analisis data penelitian yang telah disampaikan, penelitian ini telah mencapai tujuan penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan yaitu adanya hubungan negatif yang signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial dewasa awal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin rendah durasi penggunaan media sosial maka semakin tinggi kestabilan emosi yang dimiliki oleh pengguna media sosial dewasa awal, demikian pula sebaliknya. Meski kontribusi durasi penggunaan media sosial terhadap perubahan kestabilan emosi pada pengguna media sosial dewasa awal relatif kecil, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 pengurangan terhadap durasi penggunaan media sosial tetap dapat menjadi salah satu solusi untuk mempertahankan kestabilan emosi yang baik atau meningkatkan kestabilan emosi pada individu dewasa awal. Individu dewasa awal yang sedang mengalami masa ketidakstabilan tetap dapat mengambil manfaat dari mengurangi stressor tambahan karena keterpaparan diri pada konten emosional yang kini banyak tersebar melalui media sosial yang dapat menjadi stimulus yang mempengaruhi kestabilan emosi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima. Durasi penggunaan media sosial berkorelasi dengan kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal dengan kekuatan korelasi sebesar -0.313, taraf signifikansi sebesar 0.000 00.01, dan koefisien determinasi sebesar 9.8. Maka, disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal. Semakin rendah durasi penggunaan media sosial, semakin tinggi kestabilan emosi yang dimiliki oleh pengguna media sosial dewasa awal, begitu pula sebaliknya. Durasi penggunaan media sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 9.8 terhadap perubahan kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal. Pada penelitian ini, mayoritas subjek memiliki kestabilan emosi yang tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis media sosial yang paling digemari oleh individu dewasa awal adalah media sosial LINE. 71

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu:

1. Bagi Pengguna Media Sosial Dewasa Awal

Media sosial merupakan perkembangan teknologi yang digemari saat ini. Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa meski kontibusi penggunaan media sosial terhadap perubahan kestabilan emosi relatif kecil, tetapi terlalu sering mengkonsumsi konten emosional pada media sosial dapat menurunkan kestabilan emosi. Pengguna media sosial dewasa awal diharapkan dapat mengurangi durasi penggunaan media sosial dan meningkatkan kewaspadaan dalam menggunakan media sosial agar tetap dapat memiliki kestabilan emosi yang baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bahwa penemuan tentang adanya hubungan antara durasi pengunaan media sosial dengan kestabilan emosi penguna media sosial dewasa awal dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya. Berdasarkan proses penelitian, didapati bahwa ada keterbatasan kemampuan peneliti dalam menyusun alat ukur untuk durasi penggunaan media sosial. Keterbatasan teori yang membahas mengenai durasi penggunaan media sosial membuat alat ukur disusun secara minimalis. Adanya keterbatasan ini membuat alat ukur hanya dapat berupa angket yang menanyakan penggunaan media sosial dalam satuan jam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 selama seminggu. Kekurangan dari alat ukur ini adalah tidak adanya batasan yang jelas sehingga sulit membuat pengkategorian hasil skor. Diharapkan, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan alat ukur durasi penggunaan media sosial yang lebih baik. 73 DAFTAR PUSTAKA Ahlqvist, T., Back, A., Halonen, M., Heinonen, S. 2008. Social media roadmap: Exploring the utures triggered by social media. Diunduh dari: http:www.vtt.fiinfpdftiedotteet2008T2454.pdf. diakses pada 24 April 2015. Andarwati, S.R. Sankarto, B.S. 2005. Pemenuhan Kepuasan Penggunaan Internet oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor.Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol.141. Diunduh dari : http:www.pustaka- deptan.go.idpublikasipp141052.pdf diakses pada 24 April 2015. Arfiani, S. 2013. Waspada Facebook Bisa Picu Depresi http:solopos.com20131024waspada-facebook-bisa-picu-depresi- 458964 diakses pada 24 April 2015. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinek Cipta. Askalani, M. 2012. Staring at the sun: Identifying, understanding, and influencing social media users. Diunduh dari: http:aimmia.comfilesdoc_downloadsAimia_SocialMedia_Whitepaper. pdf. diakses pada 24 April 2015. Azwar, S. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________ 2011. Reliabilitas dan Validitas edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________ 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bar-Tal, D., Halperin, E., De Rivera, J. 2007. “Collective emotions in conflict situations: Societal implications”. Journal of Social Issues. Vol. 632 : 441 – 460. Barrick, M.R., Mount, M.K., Judge, T.A. 2001. The FFM personality dimensions and job performance: Meta-analysis of meta-analyses. International Journal of Selection and Assesment. Vol.9 : 9 – 30. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Berk, L.E. 2007. Development Through the Lifespan. Boston: Allyn n Bacon. Burger, J.M. 2000. Personality. USA: Wadsworth. Candra, A. 2011. Facebook Bisa Memicu Depresi? http:sains.kompas.comread2011032816352190facebook.bisa.memicu .depresi diakses pada 24 April 2015. Chaturvedi, M. Chander, R. 2010. Development of emotional stability scale. Industrial Psychiatry Journal. Vol. 191 : 37 – 40. Chmiel, A., Sienkiewicz, J., Thellwall, M., Paltoglou, G., Buckeley, K., Kappas, A., Holyst, J.A. 2011. Collective emotions online and their influence on community life. PLoS ONE. Vol. 67 : 1-9. Collins, F.M. 2014. The relationship between social media and empathy. College of Graduate Studies COGS. Georgia Southern University. Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. De Raad, B. Perugini, M. 2002. Big Five Assesment. Gottingen: Hogefe Huber Pub. Effendy, O.U. 1986. Dinamika komunikasi. Bandung: CV Remaja Karya. Fatimah, A. 2015. Pasti Ini Alasan yang Bikin Anak Muda Usia 20-an Sering Galau. http:www.idntimes.comagustinpasti-ini-5-alasan-yang-bikin- anak-muda-usia-20-an-sering-galau-1 diakses pada 28 Juni 2015. Fowler, J.H., and Christakis, N.A. 2008. Dynamic spread of happiness in a large social network: Longitudinal analysis over 20 years in the Framingham Heart Study. BMJ. Vol.337 : a2338. Hadi, S. 2011. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI