Karakteristik Masa Dewasa Awal

18 b. Membina kehidupan rumah tanggga Individu yang berada di masa dewasa awal akan berusaha untuk membuktikan diri dengan menunjukkan bahwa mereka telah mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua. Hal ini berkaitan dengan persiapan membangun rumah tangga sendiri. Individu dituntut untuk mampu membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan baik agar mencapai kebahagiaan. Selain itu, individu juga memiliki kewajiban untuk melahirkan bagi wanita, membesarkan anak, mendidik anak, dan membina anak dalam keluarga. Maka, individu harus dapat bekerja sama dengan pasangan hidupnya. c. Meniti karir untuk memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga Setelah menyelesaikan pendidikannya, individu dewasa awal akan memasuki dunia kerja dan menerapkan ilmunya. Individu akan berusaha menemukan dan menekuni karir yang cocok dengan minat dan bakat mereka, meski tidak sedikit individu yang tetap bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan jaminan masa depan keuangan yang baik. Penghasilan yang layak dapat membantu individu untuk membangun kehidupan ekonomi keluarga yang mapan. Selain itu, masa ini merupakan masa individu mencapai puncak prestasi. Individu akan bersemangat dan penuh idealisme sehingga pada masa ini mereka akan bekerja dengan keras dan bersaing dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 individu sebaya untuk menunjukkan prestasi kerja yang baik. Dengan demikian, individu tersebut akan mampu mendapatkan pengahasilan yang baik dan mampu memberi kehidupan yang sejahtera bagi keluarganya. d. Menjadi warga negara yang bertangggung jawab Individu pada masa ini wajib memenuhi seluruh syarat yang tertera dalam undang-undang, seperti mengurus dan memiliki surat tanda penduduk, akta kelahiran, pasporvisa bagi yang akan bepergian, membayar pajak, serta turut menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri serta terlibat dalam kegiatan gotong-royong, dsb. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilaksanakan oleh individu dewasa awal. Tugas tersebut meliputi tugas mencari pasangan hidup, membina kehidupan rumah tangga, meniti karir dan memantapkan perekonomian keluarga, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

B. Kestabilan Emosi 1.

Pengertian Kestabilan Emosi Emosi diartikan sebagai keadaan perasan yang melibatkan pikiran- pikiran dan perubahan fisiologis, ekspresi seperti reaksi wajah, gestur atau postur tubuh Brehm, 1999; Cacioppo Gardner, 1990 dalam Jalonen, 2014. Emosi memiliki objek yang secara intuitif dan secara 20 sengaja dituju. Janlonen 2014 mengutip literatur Russel, 1980; Schweiter Garcia, 2010 yang menjelaskan bahwa emosi dibagi menjadi dua bagian yaitu yang menggambarkan jenis emosi valence dan bagian yang mengambarkan efek emosi arousal. Valence mengacu pada apakah perasaan yang berkaitan dengan emosi tertentu bersifat positif atau negatif, sedangkan arousal mengacu pada aktivitas personal yang dilakukan akibat emosi tertentu. Pejelasan mengenai bagian ini dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Bagan model afek diadaptasi dari Russel, 1980 Locke 2001 menjelaskan bahwa terdapat sebuah pola universal terbentuknya setiap emosi. Pola tersebut adalah: objek  kognisi  apraisal nilai  emosi. Objek di sini dapat berupa berbagai macam benda, orang, perbuatan, kejadian, ide, kenangan atau emosi pendahulu. Objek ini seringkali tidak disadari oleh individu pada umumnya. Tahap kognisi di sini melibatkan persepsi seseorang terhadap objek tersebut dan konteksnya beserta pengetahuan pendahulu yang secara bawah sadar otomatis diasosiasikan dengan objek tersebut. Tahap penilaian di sini 21 melibatkan pengukuran objek secara bawah sadar berdasarkan apakah nilai yang muncul dipersepsi sebagai ancaman atau pemenuhan dengan tingkatan tertentu. Kedua tahap tengah pada pola ini, yaitu tahap kognisi dan apraisal nilai, merupakan proses otomatis bukan dikendalikan kehendak serta merupakan proses bawah sadar dan bukan sadari. Locke 2001 juga memberikan penjelasan mengenai mood. Mood adalah keadaan emosional yang bertahan karena objek emosi tersebut terdapat di mana-mana atau karena pemicu kondisi emosi tersebut adalah alam bawah sadar yang merupakan bagian ingatan atau karena terus- menerus mengingat kejadian yang memicu. Lokus kendali emosi pada umumnya terletak pada masing-masing individu. Namun, ada pula Bar-Tal dkk, 2007 yang berargumen bahwa ada yang disebut dengan emosi kolektif. Bar-Tal dkk menjelaskan bahwa emosi kolektif merupakan pengalaman emosional yang dikuatkan oleh masyarakat. Li 2005 mengartikan kestabilan emosi, berdasarkan teori self- organization, sebagai label yang menggambarkan mampu atau tidaknya suatu sistem emosi yang kompleks untuk secara otomatis mempertahankan keseimbangannya dengan efisien. Sedangkan menurut Thorndike dan Hagen 1979, seseorang yang memiliki kestabilan emosi adalah yang memiliki kesamaan atau keseimbangan mood, intensi, ketertarikan, optimisme, keceriaan, ketenangan dan kendali, perasaan sehat, tidak adanya perasaan bersalah, tidak adanya kecemasan atau