adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K Pid.Sus2013 tanggal 21
Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy.
Sifat penelitian adalah penelitian deskriptif analisis yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat, dan sistematis gejala-gejala hukum terkait
penerapan tindak pidana narkotika dalam dimensi pencucian uang di Indonesia berdasarkan Pasal 137 huruf b. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Penelitian deskriptif analisis, dikaitkan dengan penelitian ini yaitu menggambarkan modus operandi yang digunakan oleh Terdakwa untuk melakukan
tindak pidana pencucian uang, dikarenakan di dalam putusan-putusan yang akan diteliti tersebut tidak ada menggambarkan modus operandi yang dilakukan.
2. Sumber Data
Penelitian hukum normatif yang menititikberatkan pada studi kepustakaan dan berdasarkan pada data sekunder, yang terdiri atas :
1. Bahan hukum primer, meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen;
Ronny Hanitjo Soemitro Almarhum, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum yang normatif atau metode penelitian hukum yang doktrinal Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi
Penelitian Hukum dan Jurimetri , Cetakan Kelima, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994, hlm. 10.
Universitas Sumatera Utara
b. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana; c. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
d. Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
e. Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K Pid.Sus2013 tanggal
21 Agustus 2013 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy; f. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal
8 Januari 2013 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy; g. Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243Pid.B2012PN.Mdn
tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy. 2. Bahan hukum sekunder, merupakan bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer sebagaimana yang terdapat dalam kumpulan pustaka yang bersifat sebagai penunjang dari bahan hukum primer,
yang terdiri dari : a. Buku-buku;
b. Jurnal-jurnal; c. Majalah-majalah;
d. Artikel-artikel; dan e. Berbagai tulisan lainnya.
3. Bahan hukum tertier yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia;
Universitas Sumatera Utara
b. Kamus Ekonomi dan Perbankan; c. Black’s Law Dictionary.
3. Teknik Pengumpulan Data
Seluruh bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi kepustakaan library research dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen
dari berbagai sumber yang dipandang relevan.
34
34
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber bahan
hukum lainnya. Dalam : Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Edisi Kedua, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, Januari 2008, hal. 1.
Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K
Pid.Sus2013 tanggal 21 Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan
Negeri Medan No. 1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy.
Selanjutnya bahan hukum yang ada di kolaborasi dengan buku-buku yang di dapat dari Perpustakaan. Dipilah mana yang hukum dan mana yang bukan hukum.
Setelah didapat pengelompokan sumber bahan hukum barulah selanjutnya dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis Data