Kerangka Konsep Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Kejahatan Asal Tindak Pidana Narkoba Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243/PID.B/2012/PN.MDN. Tanggal 08 Oktober 2012

finansial mengerti bagaimana bank bekerja dan tahu berbagai produk investasi, akan mudah untuk menutupi jejak hasil kejahatan narkotika. Dengan mencuci uangnya, maka kejahatan yang dilakukannya tidak akan terungkap.

2. Kerangka Konsep

Demi memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahan penafsiran yang berbeda antara satu konsep dengan konsep lainnya maka digunakanlah kerangka konsep. Kerangka konsep berisikan tentang konsep-konsep operasional dari penelitian bukan konsep-konsep dari Undang-Undang. Namun, penggunaan Undang- Undang dimungkinkan apabila konsep sudah ada di dalamnya. 23 Jadi, tidak menutup kemungkinan dalam hal penggunaan Undang-Undang untuk memberikan definisi mengenai konsep yang dikemukakan. Dikarenakan penelitian hukum adalah penelitian normatif yang bersifat kualitatif maka tidak menutup kemungkinan dalam hal penggunaan semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkutan dengan judul dan permasalahan isu hukum yang sedang diteliti. 24 23 Perumusan konsep diserahkan kepada kebutuhan penelitian, yang dapat diperoleh dari semua sumber hukum yang dimiliki. Perumusan konsep dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman inti dan dasar pijakan pada istilah yang akan dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian hukum jadi konsep operasional berasal dari Undang-Undang. Sumber : Dian Puji N. Simatupang, “Penyusunan Proposal Penelitian”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 27 Februari 2008, hal. 16. Lihat juga : Topo Santoso, “Penelitian Proposal Penelitian Hukum Normatif”, Pelatihan Penelitian Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 25 April 2005, hal. 23. Mengatakan bahwa : “Kerangka konsepsional pada hakekatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkret daripada kerangka teoritis yang sering kali bersifat abstrak kadangkala diperlukan definisi operasional. Dalam penelitian hukum, kerangka konsepsional dapat diambil dari peraturan perundang- undangan”. 24 Alvi Syahrin, “Pendekatan Dalam Penelitian Hukum”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Hukum, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009, hal. 3. Dalam menentukan Universitas Sumatera Utara konsep harus berurutan sesuai dengan judul dan rumusan masalah. Adapun konsep dimaksud dalam penelitian ini, antara lain : 1. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut, selanjutnya ia menyatakan menurut wujudnya atau sifatnya, tindak pidana itu adalah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dan juga merugikan masyarakat dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan akan menjadi suatu tindak pidana, apabila perbuatan itu : melawan hukum, merugikan masyarakat, dilarang oleh aturan pidana, pelakunya diancam dengan pidana; 25 2. Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya, atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyumbangkan, atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah; 26 3. Tindak Pidana Narkotika adalah suatu perbuatan yang diancam oleh sanksi pidana terhadap pelaku yang menyalahgunakan zat atau obat baik alamiah 25 Mulyatno dalam Faisal Salam, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung : Pustaka, 2004, hal. 84. 26 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Universitas Sumatera Utara maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku; 4. Kejahatan asal predicate offenses adalah sebuah pelanggaran kejahatan sebelumnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kalimat dikenakan untuk kejahatan dikemudian, tindak pidana asal ditentukan oleh undang- undang dan tidak seragam pada setiap negara; 27 5. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang; 28 6. Putusan Pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum. 29 Adapun jenis-jenis putusan yang dikenal dalam Hukum Acara Pidana yang dapat dijatuhkan oleh Majelis Hakim, yaitu : 27 Henry Campbell Black, Richard A. Garner Ed., Op.cit., hal. 3429. “Predicate offense an earlier offense that can be used to enhance a sentence levied for a later conviction. Predcate offenses are defined by statute and are not uniform from state to state ”. 28 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. 29 Pasal 1 angka 11 Jo. Pasal 195, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana. Universitas Sumatera Utara a. Putusan Bebas, dalam hal ini berarti Terdakwa dinyatakan bebas dari tuntutan hukum. Berdasarkan Pasal 191 ayat 1 KUHAP putusan bebas terjadi bila Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang Pengadilan kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan karena tidak terbukti adanya unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Terdakwa; b. Putusan Lepas, dalam hal ini berarti berdasarkan Pasal 191 ayat 2 KUHAP Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti, namun perbuatan tersebut, dalam pandangan hakim, bukan merupakan suatu tindak pidana onslagh; c. Putusan Pemidanaan, dalam hal ini berarti Terdakwa secara sah dan meyakinkan telah terbukti melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, oleh karena itu Terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan ancaman pasal pidana yang didakwakan kepada Terdakwa.

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja atau tata kerja untuk mendapatkan pemahaman mengenai objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. 30 Sedangkan penelitian merupakan suatu kerja ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. 31 30 Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, Jakarta : Indonesia Hillco, 1990, hal. 106. 31 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 1. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, Universitas Sumatera Utara sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 32 1. Dengan demikian secara umum objek penelitian terhadap penelitian ini adalah norma huku m yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum dibuat dan diterapkan oleh Penegak Hukum yaitu Hakim dalam sejumlah peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana narkotika di Indonesia khususnya Sumatera Utara di Medan. Secara khusus, objek penelitiannya adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K Pid.Sus2013 tanggal 21 Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif. Penggunaan metode penelitian hukum normatif yuridis normatif dikarenakan penelitian ini dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. 33 32 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1996, hal. 6. 33 Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud, yakni : Soerjono Soekanto Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan Soerjono Soekanto Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Rajawali Pers, 2001, hal. 13-14; Soetandyo Wignjosoebroto, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum doktrinal Soetandyo Wignjosoebroto,Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, Editor : Ifdhal Kasim et.al., Jakarta : Elsam dan Huma, 2002, hal. 147; Sunaryati Hartono, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif C.F.G. Sunaryati Hartono,Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Bandung : Alumni, 1994, hal. 139; dan Data sekunder pada penelitian ini Universitas Sumatera Utara adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K Pid.Sus2013 tanggal 21 Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy. Sifat penelitian adalah penelitian deskriptif analisis yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat, dan sistematis gejala-gejala hukum terkait penerapan tindak pidana narkotika dalam dimensi pencucian uang di Indonesia berdasarkan Pasal 137 huruf b. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Penelitian deskriptif analisis, dikaitkan dengan penelitian ini yaitu menggambarkan modus operandi yang digunakan oleh Terdakwa untuk melakukan tindak pidana pencucian uang, dikarenakan di dalam putusan-putusan yang akan diteliti tersebut tidak ada menggambarkan modus operandi yang dilakukan.

2. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Kejahatan Asal Tindak Pidana Narkoba Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243/PID.B/2012/PN.MDN. Tanggal 08 Oktober 2012

4 105 142

Analisis Yuridis Tentang Penentuan Unsur-Unsur Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Dalam UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 66 142

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Penanggulangan Kejahatan Trafficking Melalui Undang-Undang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

1 54 130

Kejahatan Perdagangan Anak Sebagai Predicate Crime Dalam Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 39 136

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika ( Studi Putusan No. 847/Pid.B/2013/PN.MDN)

2 58 104

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Kejahatan Asal Tindak Pidana Narkoba Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243/PID.B/2012/PN.MDN. Tanggal 08 Oktober 2012

0 3 20