finansial mengerti bagaimana bank bekerja dan tahu berbagai produk investasi, akan mudah untuk menutupi jejak hasil kejahatan narkotika. Dengan mencuci uangnya,
maka kejahatan yang dilakukannya tidak akan terungkap.
2. Kerangka Konsep
Demi memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahan penafsiran yang berbeda antara satu konsep dengan konsep lainnya maka digunakanlah kerangka
konsep. Kerangka konsep berisikan tentang konsep-konsep operasional dari penelitian bukan konsep-konsep dari Undang-Undang. Namun, penggunaan Undang-
Undang dimungkinkan apabila konsep sudah ada di dalamnya.
23
Jadi, tidak menutup kemungkinan dalam hal penggunaan Undang-Undang untuk memberikan definisi
mengenai konsep yang dikemukakan. Dikarenakan penelitian hukum adalah penelitian normatif yang bersifat kualitatif maka tidak menutup kemungkinan dalam
hal penggunaan semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkutan dengan judul dan permasalahan isu hukum yang sedang diteliti.
24
23
Perumusan konsep diserahkan kepada kebutuhan penelitian, yang dapat diperoleh dari semua sumber hukum yang dimiliki. Perumusan konsep dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman
inti dan dasar pijakan pada istilah yang akan dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian hukum jadi konsep operasional berasal dari Undang-Undang. Sumber :
Dian Puji N. Simatupang, “Penyusunan Proposal Penelitian”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 27 Februari 2008, hal. 16.
Lihat juga : Topo Santoso, “Penelitian Proposal Penelitian Hukum Normatif”, Pelatihan Penelitian Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 25 April 2005, hal. 23. Mengatakan bahwa :
“Kerangka konsepsional pada hakekatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkret daripada kerangka teoritis yang sering kali bersifat abstrak kadangkala diperlukan definisi
operasional. Dalam penelitian hukum, kerangka konsepsional dapat diambil dari peraturan perundang- undangan”.
24
Alvi Syahrin, “Pendekatan Dalam Penelitian Hukum”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Hukum, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009, hal. 3.
Dalam menentukan
Universitas Sumatera Utara
konsep harus berurutan sesuai dengan judul dan rumusan masalah. Adapun konsep dimaksud dalam penelitian ini, antara lain :
1. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut,
selanjutnya ia menyatakan menurut wujudnya atau sifatnya, tindak pidana itu adalah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dan juga merugikan
masyarakat dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan akan menjadi suatu tindak pidana, apabila perbuatan itu : melawan hukum, merugikan
masyarakat, dilarang oleh aturan pidana, pelakunya diancam dengan pidana;
25
2. Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya, atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan
maksud untuk menyumbangkan, atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah;
26
3. Tindak Pidana Narkotika adalah suatu perbuatan yang diancam oleh sanksi pidana terhadap pelaku yang menyalahgunakan zat atau obat baik alamiah
25
Mulyatno dalam Faisal Salam, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung : Pustaka, 2004, hal. 84.
26
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku;
4. Kejahatan asal predicate offenses adalah sebuah pelanggaran kejahatan sebelumnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kalimat dikenakan
untuk kejahatan dikemudian, tindak pidana asal ditentukan oleh undang- undang dan tidak seragam pada setiap negara;
27
5. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana
pencucian uang;
28
6. Putusan Pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai
kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum.
29
Adapun jenis-jenis putusan yang dikenal dalam Hukum Acara Pidana yang dapat dijatuhkan oleh Majelis Hakim, yaitu :
27
Henry Campbell Black, Richard A. Garner Ed., Op.cit., hal. 3429. “Predicate offense an earlier offense that can be used to enhance a sentence levied for a later conviction. Predcate offenses
are defined by statute and are not uniform from state to state ”.
28
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
29
Pasal 1 angka 11 Jo. Pasal 195, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana.
Universitas Sumatera Utara
a. Putusan Bebas, dalam hal ini berarti Terdakwa dinyatakan bebas dari tuntutan hukum. Berdasarkan Pasal 191 ayat 1 KUHAP putusan bebas
terjadi bila Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang Pengadilan kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan karena tidak terbukti adanya unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Terdakwa;
b. Putusan Lepas, dalam hal ini berarti berdasarkan Pasal 191 ayat 2 KUHAP Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan
kepada Terdakwa terbukti, namun perbuatan tersebut, dalam pandangan hakim, bukan merupakan suatu tindak pidana onslagh;
c. Putusan Pemidanaan, dalam hal ini berarti Terdakwa secara sah dan meyakinkan telah terbukti melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, oleh karena itu Terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan ancaman pasal pidana yang didakwakan kepada Terdakwa.
G. Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja atau tata kerja untuk mendapatkan pemahaman mengenai objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
30
Sedangkan penelitian merupakan suatu kerja ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.
31
30
Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, Jakarta : Indonesia Hillco, 1990, hal. 106.
31
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 1.
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,
Universitas Sumatera Utara
sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya.
32
1.
Dengan demikian secara umum objek penelitian terhadap penelitian ini adalah norma huku m yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum dibuat dan diterapkan oleh
Penegak Hukum yaitu Hakim dalam sejumlah peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana narkotika di
Indonesia khususnya Sumatera Utara di Medan. Secara khusus, objek penelitiannya adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K
Pid.Sus2013 tanggal 21 Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn
tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias
Rendy.
Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif. Penggunaan metode penelitian hukum normatif yuridis normatif dikarenakan penelitian ini dilakukan dengan
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.
33
32
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1996, hal. 6.
33
Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud, yakni :
Soerjono Soekanto Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan Soerjono Soekanto Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Rajawali Pers, 2001, hal. 13-14;
Soetandyo Wignjosoebroto, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum doktrinal Soetandyo Wignjosoebroto,Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, Editor : Ifdhal
Kasim et.al., Jakarta : Elsam dan Huma, 2002, hal. 147; Sunaryati Hartono, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif C.F.G.
Sunaryati Hartono,Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Bandung : Alumni, 1994, hal. 139; dan
Data sekunder pada penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. No. 1303K Pid.Sus2013 tanggal 21
Agustus 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 700Pid2012PT.Mdn tanggal 8 Januari 2013 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
1243Pid.B2012PN.Mdn tanggal 8 Oktober 2012 an. Maha Nathy Naidu alias Rendy.
Sifat penelitian adalah penelitian deskriptif analisis yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat, dan sistematis gejala-gejala hukum terkait
penerapan tindak pidana narkotika dalam dimensi pencucian uang di Indonesia berdasarkan Pasal 137 huruf b. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Penelitian deskriptif analisis, dikaitkan dengan penelitian ini yaitu menggambarkan modus operandi yang digunakan oleh Terdakwa untuk melakukan
tindak pidana pencucian uang, dikarenakan di dalam putusan-putusan yang akan diteliti tersebut tidak ada menggambarkan modus operandi yang dilakukan.
2. Sumber Data