C. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan - PPATK Inggris: Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center –
INTRAC sebagaimana dimandatkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 adalah lembaga
independen dibawah Presiden Republik Indonesia.
53
1. Visi dan Misi PPATK
Adapun visi PAPTK adalah menjadi lembaga independen di bidang informasi intelijen keuangan yang berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Visi tersebut memberikan makna bahwa PPATK dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya bersifat
independen, bebas dari campur tangan dan pengaruh kekuasaan manapun, serta tidak mencampuri kewenangan pihak lain. PPATK menolak segala bentuk campur tangan
dari pihak manapun terkait dengan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenangnya dalam rangka mencegah dan memberantas TPPU dan pendanaan terorisme.
Sebagai lembaga intelijen keuangan, PPATK selalu berupaya untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan informasi di bidang keuangan yang bersifat
rahasia terkait dengan dugaan adanya TPPU dan pendanaan terorisme untuk kepentingan penegakan hukum, serta memanfaatkan perannya sebagai focal point
dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU.
54
53
Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
54
PPATK, Laporan Tahunan 2013, Op.cit., hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
Adapun misi PPATK, antara lain
55
a. “Meningkatkan upaya dan dukungan penungkapan praktik pencucian uang dan pendanaan terorisme;
:
b. Meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri; c. Meningkatkan tata kelola dan proses bisnis yang efektif untuk
mendukung tugas, fungsi, dan wewenang PPATK”. Makna dari ketiga misi tersebut adalah
56
a. “Meningkatkan upaya dan dukungan pengungkapan praktik pencucian uang dan pendanaan terorisme;
:
Peran PPATK sebagai focal point pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme tercermin dalam uraian tugas, fungsi, dan wewenangnya
sebagaimana diatur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010. Untuk dapat melaksanakan perannya dengan baik, maka PPATK
perlu meningkatkan upaya dan dukungan terhadap pengungkapan praktik pencucian uang, money laundering antara lain melalui:
1 Peningkatan kepatuhan para Pihak Pelapor dalam memenuhi kewajiban
menyampaikan laporan kepada PPATK; 2 Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil analisis dan pemeriksaan atas
laporan dan informasi yang disampaikan oleh Pihak Pelapor; 3 Peningkatan hasil riset dalam rangka mendeteksi tipologimodus operandi
TPPU; 4 Peningkatan efektivitas penyampaian LHA dan LHP kepada aparat
penegak hukum, serta pemantauan tindak lanjutnya untuk mendukung pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme.
b. Meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri; TPPU merupakan salah satu bentuk kejahatan luar biasa, sehingga diperlukan
penanganan yang terkoordinasi dengan baik antar instansilembaga sesuai dengan kewenangannya. Pencegahan dan pemberantasan TPPU di Indonesia
melibatkan banyak pihak, meliputi PPATK, para Pihak Pelapor, aparat penegak hukum, para Lembaga Pengawas dan Pengatur LPP, serta instansi
terkait lainnya. Penguatan kerjasama dan koordinasi dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan TPPU diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010, yang mengamanatkan bahwa PPATK dapat bekerjasama dengan pihak-pihak
55
Ibid., hal. 3.
56
Ibid., hal. 3-4.
Universitas Sumatera Utara
terkait dalam negeri, yang dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerjasama formal. Selain itu, dalam rangka kerjasama internasional, PPATK diberikan
ruang untuk melakukan kerjasama dengan lembaga sejenis yang ada di negara lain, dan lembaga internasional yang terkait dengan pencegahan dan
pemberantasan TPPU, dalam bentuk kerjasama formal atau berdasarkan bantuan timbal balik atau prinsip resiprositas.
Untuk dapat melaksanakan perannya dengan baik dalam rangka pencegahan dan pemberantasan TPPU, PPATK berupaya untuk meningkatkan efektivitas
kerjasama baik dalam dan luar negeri, antara lain dengan melakukan kerjasama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan
penerimaan informasi dengan pihak terkait dalam dan luar negeri, antara lain meliputi:
1 Instansi penegak hukum; 2 Lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia
Jasa Keuangan PJK; 3 Lembaga yang berwenang melakukan pembinaan terhadap Penyedia
Barang danatau Jasa PBJ; 4 Lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara; 5 Lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan TPPU
atau tindak pidana lain terkait dengan TPPU; 6 Financial Intelligence Unit FIU negara lain;
7 Lembaga internasional terkait.
c. Meningkatkan tata kelola dan proses bisnis yang efektif untuk mendukung tugas, fungsi, dan wewenang PPATK.
Pemantapan tata kelola dan proses bisnis yang efektif perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dalam upaya mendukung pelaksanaan tugas, fungsi,
dan wewenang PPATK. Upaya tersebut dilaksanakan melalui penataan kelembagaan yang efektif, efisien, dan optimal, penataan sumberdaya manusia
melalui manajemen kepegawaian berbasis kinerja, peningkatan akuntabilitas aparatur guna mendorong pertanggungjawaban kinerja, peningkatan
pengawasan aparatur guna mengoptimalkan pelaksanaan fungsi pengawasan internal, serta peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan guna
meningkatkan kualitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN”.
Pada intinya PPATK mempunyai visi dan misi sebagai lembagabadan yang dibentuk melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Universitas Sumatera Utara
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Terkait dengan teori hukum yang dikemukakan oleh Lawrenc M. Friedman,
57
2.
PPATK adalah sebuah struktur hukum yang mengawal penegakan hukum anti money laundering Undang-Undang No. 8
Tahun 2010 sebagai Substansi hukumnya.
Tugas PPATK
PPATK mempunyai tugas mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang serta mempunyai fungsi sebagai berikut
58
1. “Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang; :
2. Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK; 3. Pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor; dan
4. Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang
berindikasi tindak pidana Pencucian Uang danatau tindak pidana lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1”.
Dalam pergaulan global di masyarakat internasional, PPATK dikenal sebagai Indonesian Financial Intelligence Unit yang merupakan unit intelijen
keuangan dalam rezim Anti Pencucian Uang dan Kontra Pendanaan Terorisme AMLCFT Regime di Indonesia. PPATK merupakan anggota dari The Egmont
Group yakni suatu asosiasi lembaga FIU di seluruh dunia dalam rangka mewujudkan
dunia internasional yang bersih dari tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sesuai standar-standar terbaik internasional.
57
Lawrence M. Friedman memandang hukum sebagai suatu sistem yang terdiri dari sub- sistem, yaitu : Substansi hukum; Struktur hukum; dan Kultur hukum. Sumber : Lawrence M. Friedman,
American Law an Introduction , 2
nd
Edition, diterjemahkan oleh Wishnu Basuki, Hukum Amerika Sebuah Pengantar
, Jakarta : Tata Nusa, 2001, hal. 7-9.
58
Pasal 1 angka 2 Jo. Pasal 39 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
3. Wewenang PPATK