Pengertian Indeks Harga Saham

d Kebijaksanaan penentuan harga dan indexing Kebijaksanaan ini dilakukan dengan celling harga serta berdasarkan pada index harga tertentu untuk gaji atau upah.

2.6 Indeks Harga Saham

2.6.1 Pengertian Indeks Harga Saham

Indeks harga saham IHS merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kopleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi. Dengan demikian, indeks harga saham dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu Negara dan berbagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir Halim, 2003 : 8 Keputusan investor memilih suatu saham sebagai objek investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang yang beredar di bursa baik secara individual, kelompok maupun gabungan. Mengingat transaksi investasi saham terjadi pada setiap saham dengan variasi permasalahan yang sangat rumit dan berbeda-beda. Pergerakan harga saham memerlukan identifikasi dan penyajian informasi dan bersifat spesifik sehingga investor dapat membayangkan maupun memprediksi situasi yang akan terjadi di masa akan datang. Sunariyah, 2003 : 122

2.6.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan IHSG seluruh saham menggambarkan satu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu, biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa saham. Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimaksudkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut. Sunariyah, 2003 : 126 Ada dua metode perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG , yaitu : 1. Metode Rata – rata Average Method Metode ini, harga pasar saham-saham yang dimaksudkan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian di bagi dengan faktor pembagi tertentu. Rumus Indeks Harga Saham Gabungan dengan metode rata-rata adalah : IHSG = IPbase IPs Sunariyah, 2000:129 Keterangan : IHSG = Indeks arga Saham Gabungan IPs = Harga Pasar Saham IP base = Suatu Nilai Pembagi IP base merupakan suatu faktor nilai pembagi dimana faktor pembagi ini harus dapat beradaptasi terhadap perubahan harga saham teoritis, karena ada akan emiten seperti right issue, deviden saham, saham bonus, dan sebagainya. Seperti pada perhitungan indeks yang lain, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG ditentukan hari dasar untuk perhitungan indeks. Pada hari dasar saham dengan harga pasar, sehingga indeksnya adalah 100 . 2. Metode Rata – rata Tertimbang Weight Average Method Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan disamping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli yang menggunakan metode ini : 1 Metode Paasche Rumus : IHSG = s base s s S x P I S x P I Sunariyah, 2000 : 129 Dimana : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan P s = Harga Pasar Saham S s = Jumlah Saham yang dikeluarkan Outstanding Share P base = Harga Dasar Saham Dalam rumus diatas, P s x S s adalah jumlah nilai kapitalisasi pasar Market Capitalisazion seluruh saham yang tergantung dalam indeks yang bersangkutan. Jadi, rumus Paasche ini membandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam suatu indeks. Jadi, makin besar kapitalisasi suatu saham maka akan memberikan pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang bersangkutan. 2 Metode Laspeyres Rumus : IHSG = o base o s S x P I S x P I Dimana : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan P s = Harga Pasar Saham S o = Jumlah Saham yang dikeluarkan pada hari-hari besar P base = Harga Dasar Satuan Pada metode Laspeyres diatas, jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar dan tidak bisa berubah selama walaupun ada pengeluaran saham baru, sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham yang berubah jika ada pengeluaran saham baru. 3 Metode Drobish Menurut Drobish, rata-rata dari kedua metode tersebut merupakan pendekatan yang terbaik. Rumus : IHSG = 2 Laspeyres Paasche IHSG IHSG  Rumus Living Fisher = Laspeyres Paasche IHSG IHSG 

2.6.1.2 Teknis Analisis dan Penilaian Investasi Saham

Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang harus diketahui para investor untuk pembentukan berapa perkiraan harga saham yang wajar, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para investor akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham diatas harga pasar, sebaliknya keputusan menjual saham terjadi nilai-nilai perkiraan suatu saham di bawah harga pasar. Dalam penilaian saham perlu dibedakan antara nilai Value dan harga Price. Nilai yang dimaksud adalah nilai intrinsik Intrinsik Value. Nilai intrinsik merupakan nilai nyata True Value suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Pengertian nilai intrinsik adalah nilai yang tercerminkan pada fakta Justified by the fact seperti aktiva, pendapatan, deviden, dan prospek perusahaan.sedangkan harga Price diartikan sebagai harga pasar Market Value. Harga pasar yaitu harga yang berlaku dalam pasar pada saat itu. Untuk menentukan nilai saham, investor harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal BusaEfek guna menentukan saham-saham atau melakukan portofolio yang dapat memberikan return paling optimal. Tujuan analisis saham suatu perusahaan ditawarkan secara wajar atau tidak. Sunariyah, 2000 : 154

2.6.1.3 Teori Portofolio

Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva di investasi dan dipegang oleh investor, baik perorangan ataupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva financial, ataupun keduanya. Sunariyah, 2000 : 180 Harry M. Morkowitz, seorang yang pertama kali mengembangkan teori portofolio menyatakan bahwa sebagian besar investor termasuk dalam risk arverter menghindari resiko. Hal ini berarti bahwa investor akan selalu berusaha untuk menghindari resiko. Untuk menghindarinya, maka investor mencoba untuk melakukan diversifikasi investasi. Pandji, 2001 : 106 Dalam konteks portofolio pasar, harus dipahami adanya resiko investasi yang terdiri dari dua komponen, yaitu : a Resiko tidak sistematis Unsystematic Risk Resiko tidak sistematik merupakan resiko yang terkait dengan saham tertentu yang umumnya dapat dihindari Avoilable dan diperkecil melalui Diversifiable. b Resiko Sistematic Systematic Risk Resiko sistematic merupakan resiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Resiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun Sunariyah, 2000 : 180 Teori pemilihan portofolio oleh Harry M. Morkowitz dengan beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Seorang investor yang mempunyai sejumlah uang tertentu. 2. Sejumlah uang tersebut diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut Holding Period. 3. Investor akan selalu mencoba menghindari resiko Risk averter. 4. pada akhir masa tertentu Holding Period investor akan menjual sahamnya. 5. Untuk menghindari resiko, investor mencoba melakukan deversifikasi investasinya. 6. Investor menjumpai beberapa portofolio dengan harga yang sudah pasti, masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan uang mereka diantara berbagai portofolio untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan. 7. Semua portofolio secara sempurna dapat dibagi. 8. Investor mampu mengestimasikan hasil yang diharapkan dari masing-masing portofolio. 9. Pilihan untuk investasi tidak tergantung pada investor. Asumsi tersebut diatas dapat dipakai sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan dalam merumuskan kebijakan portofolio investasi. Ini berarti apabila asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka kesimpulan yang harus diambil dengan hati-hati. Sunariyah, 2000 : 181 Untuk dapat melakukan kegiatan portofolio ini ada beberapa langkah yang harus dilakukanagar resiko minimal dapat dicapai. Salah satunya adalah langkah portofolio yang dikemukakan oleh John Dickonsen. Langkah-langkah ini meliputi: 1. Placement Analysis Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif yang berhubugan dengan data investasi yang akan dijadikan portofolio. 2. Portofolio Construction Pengumpulan data investasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan investor. 3. Portofolio Selection Melakukan kombinasi dari berbagai data investasi yang sudah dipilih sehingga didapat portofolio yang efisien. Langkah lain yang ditempuh dalam melakukan pemilihan instrument investasi menurut Robert Ang Pandji, 2001 : 106 adalah sebagai berikut :  Melalui analisis yang cermat, dipilih instrument investasi yang diinginkan.  Melakukan pembobolan masing-masing instrument terhadap nilai portofolio secara keseluruhan.  Masing-masing instrument investasi ditentukan expected return- nya sesuai dengan horison invesasinya.

2.6.1.4 Tujuan Investor

Investor melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai portofolio dikarenakan hasil yang diharapkan dari tiap jenis sekuritas dapat saling menutup. Lebih dari itu, dengan portofolio investasi mengestimasikan hasil investasi yang tertinggi, karena investor tidak mengetahui secara pasti return yang diharapkan dengan memakai batas kemungkinan bahwa hasil tidak dapat dicapai disebut dengan resiko. Tujuan pembentukan portofolio adalah sebagai berikut : a Pada tingkat resiko tertentu berusaha mencapai keuntungan semaksimal mungkin. b Pada tingkat keuntungan tertentu berusaha mencapai resiko yang minimal.

2.7 Produk Domestik Regional Bruto PDRB