Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

4.2.3. Perkembangan Tingkat Inflasi

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Inflasi setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya. Perkembangan Inflasi, yang tertinggi terjadi pada tahun 1998 sebesar 86,10 ini dikarenakan adanya krisis yang melanda bangsa Indonesia dan pada umumnya kenaikan Inflasi terjadi dari kenaikan harga barang – barang yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. tetapi pada tahun 1999 terjadi perkembangan terendah sebesar – 94,97 . Hal ini bisa dilihat dari nilai Inflasi di tahun 1998 sebesar 95,21 menjadi 0,24 atau turun sebesar -94,97 Tabel.4. Perkembangan Tingkat Inflasi Tahun 1994-2008 Tahun Tingkat Inflasi Perkembangan 1994 8,25 - 1995 8,69 0,44 1996 6,68 - 2,01 1997 9,11 2,43 1998 95,21 86,10 1999 0,24 - 94,97 2000 10,46 10,22 2001 14,13 3,67 2002 9,15 - 4,98 2003 4,78 - 4,37 2004 4,88 0,10 2005 14,12 9,24 2006 6,71 - 7,41 2007 11,54 4,83 2008 11,06 0,48 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.4. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1994 sampai 2008, Pada tahun 2001 Indeks Harga Saham Gabungan merupakan tingkat yang paling rendah selama periode penelitian sebesar 329,040. Pada tahun 2007 Indeks Harga Saham Gabungan mengalami bull market sebesar 2745,826 dan perkembangan terendah Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun 2008 sebesar -50,63 , perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan terbesar pada tahun 1999 sebesar 72,97 . tetapi pada tahun 2002 hingga 2007 perdagangan harga saham di BEI berlangsung cukup marak sebesar 424,945 hingga 2745,826 sehingga bisa di katagorikan sebagai bullish. Tabel.5. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 1994-2008 Tahun Indeks Harga Saham Gabungan Point Perkembangan 1994 569,64 1995 513,85 - 9,79 1996 637,43 24,04 1997 401,71 - 36,97 1998 398,04 - 0,91 1999 688,521 72,97 2000 416,321 - 39,53 2001 329,040 - 20,96 2002 424,945 29,14 2003 691,895 62,81 2004 1000,233 44,56 2005 1162,635 16,23 2006 1825,523 57,01 2007 2745,826 50,41 2008 1355,41 - 50.63 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Bank Indonesia diolah

4.2.5. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Produk Domestik Regional Bruto setiap tahunnya mengalami peningkatan yang tidak tentu besarnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1994 sampai 2008, Perkembangan terbesar Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2000 sebesar 268,38 dan terendah sebesar -16,10 terjadi pada tahun 1998, Produk Domestik Regional Bruto terbesar pada tahun 2008 sebesar Rp.304.798.966,41 juta. dan Produk Domestik Regional Bruto yang terendah yaitu pada tahun 1994 sebesar Rp. 52.727.481,00 juta. Tabel.6. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Tahun 1994-2008 Tahun Produk Domestik Regional Bruto juta Rupiah Perkembangan 1994 52.727.481,00 - 1995 57.040.504,00 8,17 1996 61.752.469,00 8,26 1997 64.843.751,00 5,00 1998 54.398.896,74 - 16,10 1999 55.058.970,46 1,21 2000 202.830.063,01 268,38 2001 210.448.570,19 3,75 2002 218.452.389,09 3,80 2003 228.884.458,54 4,77 2004 242.228.892,17 5,83 2005 256.374.726,78 5,83 2006 271.249.316,68 5,80 2007 287.814.183,92 6,10 2008 304.798.966,41 5,90 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE Best Linier Unbiased Estimator.