Macam – macam Analisa Rasio Keuangan

penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas berhubungan dengan penjualan, aset dan modal, hal ini menggambarkan pula rasio aktivitas. Untuk mengukur likuiditas dan profitabilitas akan digunakan indikator berikut ini Munawir, 2002:72. 1. Rasio likuiditas, merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi jatuh tempo dan membayar tepat pada waktunya. Rasio tersebut dibagi menjadi: a. Current ratio Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar pada umumnya terdiri kas, surat berharga, piutang dan persediaan, sedangkan utang lancar terdiri dari utang dagang, utang wesel jangka pendek, utang pajak, utang lain-lain terutama utang gaji atau upah. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran jangka pendek, karena rasio tersebut bisa ditutup oleh aktiva yang bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang mana dengan tagihan tersebut. Aktiva lancar Current ratio = Utang lancar Semakin tinggi rasio lancar ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. b. Acid test ratio Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar – benar liquid saja, yakni diluar persediaan. Aktiva lancar – persediaan Acid test ratio = Utang lancar 2. Rasio profitabilitas, mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang diperoleh dari penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio tersebut dibagi menjadi: a. Gross profit margin Adalah merupakan rasio antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Laba kotor Gross profit margin = Penjualan Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relativ lebih rendah dibandingkan dengan penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. b. Return on investment ROI Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Laba bersih setelah pajak ROI = Total Aktiva Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan c. Return on equity ROE atau Return on net worth Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Laba bersih setelah pajak ROE = Modal sendiri Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus .

2.2.2.5. Kelebihan dan Keterbatasan analisa rasio keuangan

Adapun kelebihan dari analisa rasio keuangan adalah: 1. Analisa rasio dapat menilai prestasi dan kondisi keuangan perusahaan. 2. Dapat mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan. 3. Dapat memberikan informasi bagi pengambil keputusan. Meskipun demikian analisa rasio tetap mempunyai keterbatasan antara lain: 1. Rasio dibentuk dari data akuntansi yang dipengaruhi dengan penafsiran dan manipulasi. 2. Suatu rasio tertentu terdapat baik dan buruk. 3. Kecocokan dengan rasio gabungan bukan jaminan bahwa perusahaan sedang berjalan dengan normal dan dipimpin dengan baik. 4. Dalam mengatasi setiap rasio, angka yang diperoleh dari perhitungan tidak berdiri sendiri. 5. Pencapaian target sesuai dengan rata–rata yang tidak menunjukkan performance suatu perusahaan Kasmir, 2008:113. 2.2.3. Pengukuran Kinerja 2.2.3.1. Pengertian Kinerja Dalam dunia yang bersaing secara global kinerja sangat penting bagi semua organisasi dalam mengukur kemampuan, keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengolah sumber daya guna pencapaian tujuan secara efektif. Efisien menggambarkan masukkan yg diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran. Menurut Djarwanto 1996:19 kinerja adalah: “Tingkat prestasi kerja hasil nyata yang dipakai yang kadang- kadang digunakan untuk terciptanya suatu hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan.” Sedangkan menurut Mulyadi 1997:419 kinerja adalah : “Perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi.”

2.2.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja

Untuk mengetahui sejauh mana kinerja organisasi yang diinginkan dan dibutuhkan, melalui pengukuran atau penilaian kinerja terhadap operasional perusahaan. Hasil dari pengukuran kinerja ini nantinya dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan oleh pemilik dan investor untuk menilai kekayaan atas investasi yang telah dilakukan, juga berguna bagi manajemen sebagai dasar