ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk.

(1)

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk

SKRIPSI

Oleh :

Lilian Widi S

0513010211/FE/EA

Kepada

FEKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

Lilian Widi S

0513010211/FE/EA

Kepada

FEKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR


(3)

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk

USULAN PENELITIAN

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Untuk menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi

Oleh : Lilian Widi Saputro

0513010211/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR

2010


(4)

Disusun Oleh : Lilian Widi S 0513010211/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jawa Timur Pada tanggal 26 Maret 2010

Pembimbing Utama Tim penguji : 1. Ketua

Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK 2. Sekretaris

Dra. Ec. H. Munari. MM 3. Anggota

Dra. Ec. Muslimin. Msi Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Jawa Timur

Dr.H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389


(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan Saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk"

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah memcurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin N., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(6)

Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan dan suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di UPN “Veteran” Jawa Timur

6. Bapak, Ibu, Kakak dan seluruh keluarga besarku yang telah banyak memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya dan penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian saran-saran dan petunjuk yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Penulis mengharapkan Karya Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita serta bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Maret 2010

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... … i

DAFTAR ISI... … iii

DAFTAR TABEL ... … vii

DAFTAR GAMBAR... … viii

DAFTAR LAMPIRAN ... … ix

ABSTRAKSI ... … x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... … 1

1.2. Rumusan Masalah ... … 6

1.3. Tujuan Penelitian ... … 7

1.4. Manfaat Penelitian ... … 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... … 8

2.2. Kajian Teori ... … 10

2.2.1. Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan ... … 10

2.2.1.1. Pengertian Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan ... … 10

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan... … 12

2.2.1.3. karakteristik kualitatif laporan keuangan ... … 13

2.2.1.4. keterbatasan laporan keuangan ……… 15


(8)

2.2.2.2. Kegunaan Analisa Rasio ... … 18

2.2.2.3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... … 19

2.2.2.4. Macam-macam Analisa Rasio Keuangan ... … 24

2.2.2.5. Kelebihan dan Keterbatasan Analisa Rasio keuangan ... … 28

2.2.3. Pengukuran Kinerja ... … 29

2.2.3.1. Pengertian Kinerja ... … 29

2.2.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja ... … 29

2.2.3.3. Sudut Pandang Kinerja ... … 30

2.2.3.4. Hubungan Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan ... … 31

2.2.4. Teori Pendukung Analisa Rasio Keuangan dan Kinerja… 31

2.2.4.1. Teori Pendukung Analisis Rasio Keuangan ... … 31

2.2.4.2. Teori Pendukung Kinerja……….. 32

2.2.5. Kerangka Pikir ... … 33

2.3. Diagram Kerangka Pikir ... … 34

2.4. Hipotesis... … 35


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... … 37

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... … 37

3.3. Teknik Pengumpulan Data... … 40

3.3.1. Jenis Data ... … 40

3.3.1. Sumber Data... … 40

3.3.1. Pengumpulan Data ... … 40

3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... … 41

3.4.1. Populasi... … 41

3.4.2. Sampel... … 41

3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel ... … 41

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... … 42

3.5.1. Teknik Analisa ... … 42

3.5.2. Uji t... … 42

3.5.3. Uji Hipotesis... … 43

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek penelitian ... … 46

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... … 46

4.1.2. Visi dan Misi PT. Suryainti Permata ... … 48

4.1.3. Struktur Organisasi ... … 48

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... … 53


(10)

4.2.4. Deskripsi Mengenai Return on investment ... … 57

4.2.5. Deskripsi Mengenai Return on equity... … 58

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis Peneliti ... … 60

4.4. Pembahasan... … 65

4.5. Keterbatasan Peneliti ... … 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... … 71

5.2. Saran ... … 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL :

2.1. Neraca ... … 17

2.2. Laporan Laba Rugi ... … 18

2.3. Laporan Perubahan Ekuitas ... … 18

2.4. Laporan Arus Kas ... … 19

4.1. Rasio Current ratio ... … 54

4.2. Rasio Current ratio ... … 54

4.3. Rasio Acid test ratio... … 55

4.4. Rasio Acid test ratio... … 55

4.5. Rasio Gross profit margin ... … 56

4.6. Rasio Gross profit margin ... … 56

4.7. Rasio Return on investment ... … 57

4.8. Rasio Return on investment ... … 57

4.9. Rasio Return on equity... … 58

4.10. Rasio Return on equity... … 58

4.11. Pengolahan Paired Sampel T-test Current ratio ... … 60

4.12. Pengolahan Paired Sampel T-test Acid test ratio... … 61

4.13. Pengolahan Paired Sampel T-test Gross profit margin ... … 62

4.14. Pengolahan Paired Sampel T-test Return on investment ... … 63

4.15. Pengolahan Paired Sampel T-test Return on equity... … 64


(12)

4.1. Struktur Organisasi PT. Suryainti Permata ... … 53  


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN :

LAMPIRAN 1. Perhitungan Rasio 2007 LAMPIRAN 2. Perhitungan Rasio 2008

LAMPIRAN 3. Paired Sampel T-test Current ratio LAMPIRAN 4. Paired Sampel T-test Acid test ratio LAMPIRAN 5. Paired Sampel T-test Gross profit margin LAMPIRAN 6. Paired Sampel T-test Return on investment

LAMPIRAN 7. Paired Sampel T-test Return on equity


(14)

x Oleh:

Lilian Widi Saputro ABSTRAK

Di era yang semakin berkembang persaingan didunia properti pun semakin ketat, hal ini suatu perusahaan mengadakan analisis terhadap laporan keuangan sangatlah penting, hal ini tidak hanya bermanfaaat bagi perusahaaan yang bersangkutan melainkan juga pihak-pihak lain yang membutuhkan, walaupun kepentingan mereka berbeda-beda. Adapun kemampuan bersaing ditentukan baik tidaknya kondisi perusahaan secara umum dan khususnya kinerja keuangan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur kinerja perusahaan secara obyektif melalui analisa rasio keuangan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT. Suryainti Permata Tbk. tahun pengamatan yaitu tahun 2007 dengan tahun 2008. Analisa penelitian ini menggunakan variabel rasio likuditas yaitu Current ratio, Acid test ratio dan rasio profitabilitas yaitu Gross profit margin, Return on investment, Return on equity. Untuk menjawab permasalahan dan hipotesis, digunakan uji t untuk dua beda rata-rata dengan sampel berpasangan (paired sampel

t-test).

Berdasarkan hasil analisa menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan jangka pendek PT. Suryainti Permata Tbk. pada tahun 2007 dan 2008, pada rasio likuditas yaitu Current ratio, Acid test ratio, dan rasio profitabilitas yaitu Gross profit margin, Return on investment Return on equity yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan diduga ada perbedaan kinerja keuangan jangka pendek PT. Suryainti Permata Tbk. Pada tahun 2007 dan 2008 tidak terbukti kebenarannya.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semakin tajamnya persaingan ekonomi dan bisnis pada saat ini baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional, dan cepatnya perubahan di segala bidang menyebabkan begitu banyak perkembangan pemikiran dan peran di segala bidang misalnya di bidang manajemen keuangan menjadi semakin besar.

Sejarah perkembangan perusahaan, pada umumnya dapat diketahui bahwa keuangan merupakan masalah di dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan, disamping masalah-masalah marketing, di dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan.

Analisa laporan keuangan meliputi permasalahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan mengukur antara hubungan unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur-unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.

Data keuangan perlu disusun dan disederhanakan kemudian dianalisa dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang bersangkutan. dalam menganalisa laporan keuangan, masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam menganalisa


(16)

laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang diberikan pada analisa tersebut, artinya penafsiran atau hasil analisa laporan keuangan suatu perusahaan akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing-masing pihak terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Selain itu laporan keuangan di masa lalu dapat digunakan oleh para pemakai untuk melihat serta menilai perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun serta memprediksi perkembangan atau kinerja keuangan perusahan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan itu sendiri akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan jika dianalisa lebih lanjut, sehingga akan diperoleh informasi yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil, dengan menganalisa pos-pos yang ada dalam laporan laba rugi, akan diperoleh gambaran mengenai hasil usaha serta perkembangan perusahaan (Lukas, 1993:76).

Analisa rasio tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar dalam hal ini investor atau kreditur yang akan menanamkan dana dan juga para banker dan pemerintah. Pemilik perusahan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar dapat menilai sukses tidaknya memimpin perusahaan. Bagi investor, laporan keuangan berguna untuk memprediksi prospek keuntungan dan perkembangan dimasa yang akan datang sehingga dapat diperkirakan besarnya deviden dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, sedangkan bagi banker, laporan keuangan berguna untuk mengambil keputusan apakah


(17)

3   

banker harus memberi atau menolak permintaan kredit suatu perusahaan, dan bagi pemerintah, laporan keuangan berguna untuk menentukan besarnya pajak yang akan dibebankan perusahaan (Baridwan, 2000:18).

Analisa rasio bertujuan untuk membantu manajer keuangan memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari laporan keuangan.

Suatu perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien dan efektif, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan yang dibuat oleh seorang manajer telah berhasil. Di sini terlihat pentingnya suatu perencanaan dan strategi disusun, agar jalannya perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Selaian itu keberhasilan seorang manajer dapat diukur dengan mengetahui kinerja perusahaan yang selama ini dicapai. Kinerja merupakan prospek, pertumbuhan serta potensi dibanding dengan waktu dan perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama. Kinerja juga merupakan salah satu alat ukur kemajuan usaha (Munawir, 2002:37).

Analisa terhadap perusahaan sangat diperlukan, apakah suatu perusahaan benar-benar menjalankan usahanya secara efektif dan efisien dengan rasio yang ada. Analisa faktor-faktor fundamental merupakan suatu analisa perbandingan kinerja berdasarkan laporan keuangan suatu perusahaan. Jadi laporan keuangan sebagai salah satu laporan yang tersusun


(18)

dari serangkaian data akuntansi mempunyai peran dalam pemikiran kinerja perusahaan (Munawir, 2002:8).

Salah satu dari informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para investor adalah informasi akuntansi, yang meliputi laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan sebagai sumber informasi akan lebih bermanfaat bila laporan keuangan tersebut dibandingkan dengan periode dalam menganalisa perkembangan perusahaan, juga dapat melihat efisiensi tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan (Munawir, 2002:9).

Agar suatu perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, maka pihak manajemen harus pandai-pandai menjalankan perusahaan dan pengambilan keputusan yang tepat (Munawir, 2002:199), adapun kemampuan bersaing perusahaan ditentukan oleh baik tidaknya kondisi perusahaan secara umum dan khususnya kinerja keuangan perusahaan.

Peran mengukur kinerja keuangan perusahaan, bagi pihak-pihak yang berkepentingan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang diketahui dari laporan keuangan. Dari laporan dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari kinerja perusahaan sepereti likuiditas dan profitabilitas, apakah ada perubahan atau peningkatannya (Munawir, 2002:199). Akan tetapi dengan melihat laporan keuangan saja tentu belum cukup untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, maka perlu dilaksanakan


(19)

5   

analisa terhadap laporan keuangan dengan menggunakan metode dan teknik analisa tertentu, misalnya dengan membandingkan hasil tahun lalu dengan tahun sekarang. Divisi keuangan suatu perusahaan dituntut untuk mengambil peran yang lebih besar dalam melakukan analisa keuangan perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang tepat bagi manajer.

Mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan para analisa keuangan ingin melakukan pemeriksaan pada berbagai aspek dari laporan keuangan, adapun alat yang digunakan adalah analisa rasio.

Analisa rasio laporan keuangan dapat menggambarkan hubungan antar pos yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perusahaan, dengan perbandingan angka rasio dapat diketahui adanya perubahan angka rasio yang dimiliki, serta dapat diketahui tingkat likuiditas dan profitabilitas dari perusahaan, sehingga berdasarkan hasil analisa itu diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan tersebut untuk mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya dan dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan.

Adanya perubahan perekonomian dosmetik dan global sepanjang tahun 2008 dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan usaha perusahaan, kondisi keuangan dan prospek usaha, penurunan pertumbuhan ekonomi, depresiasi dan suku bunga bank yang meningkat merupakan indikator yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis, termasuk bisnis property, dengan demikian dapat disimpulkan pokok permasalahannya yaitu: apakah


(20)

ada perbedaan kinerja keuangan setelah adanya perubahan ekonomi dan krisis keuangan sepanjang tahun 2008 dengan tahun sebelumnya, apabila dinilai dari hasil rasio keuangan.

PT. Suryainti Permata Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang property, dan mempunyai prospek yang baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang, dalam hal ini tidak luput dari prestasi yang diukir perusahaan. Untuk mengetahui hal tersebut lebih jauh, maka penulis memilih judul :“Analisa rasio keuangan sebagai alat evaluasi kinerja keuangan pada PT. Suryainti Permata Tbk Surabaya.”

1.2. Rumusan masalah

Pemakaian analisa rasio keuangan sebagai alat untuk mengevaluasi tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting .

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:

“Apakah ada perbedaan kinerja keuangan PT. Suryainti Permata antara tahun 2007 dan tahun 2008 ?.”

1.3. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT. Suryainti Permata perusahaan dengan menggunakan rasio.


(21)

7   

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yang dapat disumbangkan antara lain adalah: 1.4.1. Manfaat bagi PT. Suryainti Permata Tbk

Dari hasil penelitian diharapkan dapat membantu pimpinan perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha di masa yang akan datang. 1.4.2. Manfaat bagi peneliti

Melatih penulis dalam mengadakan analisa melalui penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima didalam bangku kuliah.

1.4.3. Manfaat bagi Universitas

Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh mahasiswa lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam mempelajari permasalahan yang sama, selain itu juga untuk melengkapi perpustakaan .


(22)


(23)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Putri sujiati (2002) : Penelitian ini mengambil judul “Evaluasi kinerja perusahaan dengan rasio keuangan PT. Komatsu Indonesia periode 1998-2002”. Penelitian ini untuk menganalisis kinerja PT. Komatsu Indonesia periode 1998-2002. Pengukuran kinerja ini menggunakan analisis rasio yang meliputi rasio likuiditas (current ratio, quick ratio, cash ratio, working capital to total asset ratio), rasio leverage (total debt to equity ratio, total debt to total asset, long term debt to equity ratio), rasio profitabilitas (gross profit margin, net profit margin, rate of return on investment, rate of return on equity), dan rasio aktivitas (inventory turnover, total asset turnover, working capital turnover). Melalui penelitian ini diharapkan dapat diidentifikasi kelebihan, kelemahan, dan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guna mencapai suatu perbaikan kinerja ke arah yang lebih baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuditas PT. Komatsu Indonesia secara keseluruhan dalam keadaan yang aman dan menunjukkan peningkatan yang berarti bagi perusahaan. Begitu pula dengan rasio leverage yang rata-rata dibawah 100%, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar utang. Sedangkan profitabilitas cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh kecilnya laba yang dihasilkan


(24)

perusahaan dan kerugian yang di alami perusahaan. Rasio aktivitas juga cenderung mengalami penurunan yang kenaikan penjualan yang tidak sebanding dengan kenaikan total aktiva dan modal kerja.

2. Setiawan Enggo (2004) : Penelitian ini mengambil judul “Analisis Rasio Keuangan Dan Analisis Z Score Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT “XYZ” Sidoarjo”. Penelitian ini untuk mengetahui : 1) Penggunaan analisis rasio keuangan dan analisis Z Score untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan pada PT. “XYZ” Sidoarjo; 2) Mengetahui kinerja keuangan PT. “XYZ” Sidoarjo jika diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Z Score.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas mengalami kecenderungan penurunan dari hasil rasio yaitu current ratio, quick ratio, maupun cash ratio. Berdasarkan rasio-rasio profitabilitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba mengalami naik turun.

3. Riyadi Arie (2006) : Peneliti tersebut mengambil judul “Analisa Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kenerja Keuangan Pada Perusahan Asuransi Kerugian Yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta” Permasalahan yang diambil adalah apakah rasio early warning system mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan asuransi kerugian yang go public di BEJ.

Hipotesis yang diambil adalah diduga bahwa 14 rasio early warning system dapat memprediksi kinerja keuangan dimasa yang akan datang.


(25)

10

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa diantara 14 rasio early warning system yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan diduga bahwa 14 rasio early warning system dapat memprediksi kinerja keuangan dimasa yang akan datang tidak terbukti kebenarnnya

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Pelaporan Keuangan dan Laporan keuangan

Akuntansi berkepentingan tidak hanya dengan laporan keuangan tetapi lebih berkepentingan dengan pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat dan relevan. Laporan keuangan memang akan menuju ketujuan yang sama, tetapi beberapa informasi tertentu yang relevan akan lebih efektif disampaikan melalui media pelaporan keuangan dengan tetap memfokuskan laporan keuangan sebagai media utama dan pusat perhatian pelaporan keuangan (a central of financial reporting). (Kodrat, 2006).

Pelaporan keuangan yang andal membantu masyarakat dalam mengalokasikan sumber daya dengan cara efisien. Tujuan utamanya adalah mendistribusikan sumber daya modal yang terbatas ke sektor produksi barang dan jasa yang permintaannya besar (Kodrat, 2006). Sumber daya ekonomik tertarik pada industri, kawasan geografis dan


(26)

entitas organisasional yang parameter finansialnya menunjukkan sebagai sanggup memakai sumber daya ekonomik tersebut secara baik (Simamora, 1999:8).

Faktor lingkungan akan menentukan tujuan pelaporan keuangan apa yang akan dicapai oleh informasi akuntansi, tujuan pelaporan akan menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan kepada pihak yang dianggap berkepentingan. Informasi yang dipilih dan dinilai relevan akan menentukan elemen laporan keuangan yang dapat mempresentasikan keadaan fisik maupun non fisik perusahaan dan hasil pengukurannya secara objektif akan dituangkan dalam media utama berupa laporan keuangan (Kodrat, 2006).

Secara skematik hubungan antara tujuan, informasi, elemen dan media pelaporan mengisyaratkan bahwa struktur akuntansi harus mempunyai suatu kerangka dasar untuk menentukan informasi apa saja yang dapat masuk kedalam laporan keuangan dan informasi apa yang lebih baik disajikan melalui media lain selain laporan keuangan utama. Laporan keuangan utama dianggap sebagai laporan keuangan formal dan merupakan informasi minimal yang harus disajikan oleh akuntansi. Kerangka akuntansi yang sekarang berjalan (di Amerika) masih dilandasi oleh konsep objektivitas dan keterujian data walaupun karakteristik relevansi merupakan pertimbangan utama (Kodrat, 2006).


(27)

12

Pelaporan keuangan terdiri dari elemen-elemen menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 3 dan kemudian diganti dengan SFAC No. 6 elemen pelaporan keuangan terdiri dari : aktiva, kewajiban, ekuitas, setoran pemilik (investment by owner), distribusi pada pemilik (distribution of owner), comprehensive income, income, revenue, expenses, gains dan losses (Kodrat, 2006). 2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan Baridwan (2000:4) sebagai berikut: 1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya tentang

sumber–sumber informasi ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Memberikan informasi yang dipercayai mengenai perubahan dalam sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber–sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.

5. Mengungkap sejauh mana informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai seperti informasi mengenai akuntansi yang dianut oleh perusahaan


(28)

Dari tujuan laporan keuangan tersebut diatas dibagi menjadi dua yaitu:

1. Tujuan Umum : laporan keuangan yang disiapkan untuk kelompok pemakai eksternal, terutama investor atau calon investor dan kreditor yang terlibat secara finansial dengan suatu perusahaan namun bukan merupakan bagian dari tim manajemen.

2. Tujuan Khusus : laporan keuangan yang disiapkan untuk manajemen yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Informasi laporan keuangan Baridwan (2000:5) akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut :

1. Relevan

Suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya sesuai dengan tujuan relevansi, seyogyanya dipilih meode–metode pengukuran dan pelaporan akuntansi. Keuangan yang akan membantu sejauh mungkin para pemakai dalam mengambil jenis–jenis keputusan yang menggunakan data–data akuntansi keuangan.


(29)

14

Informasi yang disajikan harus dapat dipahami oleh pemakainya akan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.

3. Daya Uji

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang subyektif, dengan demikian untuk meningkatkan informasi dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

4. Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung dengan kebutuhan dan kegiatan-kegiatan pihak tertentu.

5. Tepat Waktu

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan–keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

6. Daya Banding

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan–perusahaan lainnya pada periode yang sama.


(30)

7. Lengkap

Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntasi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya tujuan kualitas diatas. 2.2.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan, Djarwanto (1996:12-13) antara lain:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik merupakan laporan antara atau interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, karena laba rugi riil (laba rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidir.

Alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu, dalam periode tertentu dipengaruhi pula adanya pertimbangan pribadi, pertimbangan pribadi ini misalnya dalam memilih metode yang akan digunakan. Transaksi penghasilan dan biaya akan terjadi terus–menerus selama umur perusahaan, di mana setiap periodenya disisipi dengan laporan keuangan (interim report).

Jelas bahwa sebenarnya data laporan keuangan itu bersifat tidak pasti, tidak dapat diukur secara mutlak teliti, kekurang-pastian ini diakibatkan adanya contingent assets, contingent liabilities, dan deferred maintenance.


(31)

16

2. Laporan keuangan nampaknya ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang pasti, sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain ( karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan), apalagi bila dibandingkan dengan laporan keuangan seandainya perusahaan itu dilikuidir, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda. Aktiva tetap dinilai berdasarkan data historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan, jumlah bersihnya tidak mencerminkan nilai penjualan aktiva itu (nilai bukunya belum tentu sama dengan harga pasar sekarang).

3. Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi keuangan dari waktu ke waktu, di mana daya beli uang tersebut akan terus menurun dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, oleh karena itu untuk menghindari adanya analisa yang menyesatkan, analisa perbandingan harus dilakukan dengan hati-hati.

4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. Misalnya, reputasi dan prestasi perusahaan, kualitas barang yang dihasilkan, kondisi pesaing, keadaan perekonomian pada umumnya dan sebagainya.


(32)

2.2.1.5. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Standart Akuntansi Keuangan No. 1 (2007: 8-17) yang disusun terdiri dari :

1. Neraca

Laporan keuangan yang menggambarkan keadaan harta, kewajiban atau hutang serta modal pada akhir periode tertentu. Tabel 2.1. : Neraca

Computer King Neraca 30 Nopember 1999

Aktiva

Kas $ 5.900 Perlengkapan 550 Tanah 10.000 Total aktiva $ 16.450

Kewajiban

Utang usaha $ 400 Ekuitas pemilik

Modal Pat King 16.050 Total kewajiban dan ekuitas pemilik $ 16.450 Sumber : Niswonger, C.R., et. al., 1999, prinsip-prinsip

Akuntansi, Jilid 1. Edisi 19, Terjemahan Alfonsus S dan Helda G, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 20.

2. Laba Rugi

Laporan ini menggambarkan posisi hasil usaha berupa pendapatan yang diterima serta pengeluaran-pengeluaran pada periode tertentu.


(33)

18

Tabel 2.2. : Laporan Laba Rugi

Computer King Laporan Laba Rugi

Untuk Bulan yang Berakhir 30 Nopember 1999 Pendapatan honor $ 7.500 Beban operasi :

Beban upah $ 2.125 Beban sewa 800 Beban perlengkapan 800 Beban utilitas 450 Beban rupa-rupa 275

Total beban operasi $ 4.450 Laba bersih $ 3.050

Sumber : Niswonger, C.R., et. al., 1999, prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1. Edisi 19, Terjemahan Alfonsus S dan Helda G, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 20.

3. Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)

Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama periode laporan.

Tabel 2.3. : Laporan Perubahan Ekuitas

Computer King Laporan Ekuitas Pemilik

Untuk Bulan yang Berakhir 30 Nopember 1999

Modal Pat King, 1 Nopember 1999 $ 0 Investasi pada 1 Nopember 1999 $ 15.000

Laba Bersih bulan Nopember 3.050 $ 18.050 Dikurangi penarikan 2.000

Kenaikan ekuitas pemilik 16.050 Modal Pat King, 30 nopember 1999 $ 16.050

Sumber : Niswonger, C.R., et. al., 1999, prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1. Edisi 19, Terjemahan Alfonsus S dan Helda G, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 20.


(34)

4. Laporan Arus Kas

Laporan yang mununjukkan penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Tabel 2.4. : Laporan Arus Kas

Computer King Laporan Arus Kas

Untuk Bulan yang Berakhir 30 Nopember 1999

Arus kas dari aktivitas operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan $ 7.500 Dikurangi pembayaran kas untuk beban dan

pembayaran kepada kreditur 4.600

arus kas bersih dari aktivitas operasi $ 2.900 Arus kas dari aktivitas investasi :

Pembayaran untuk akuisisi tanah (10.000) Arus kas dari aktivitas pendanaan :

Kas yang diterima sebagai ivestasi pemilik $ 15.000 Dikurangi penarikan kas oleh pemilik 2.000

Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 13.000 Arus kas bersih dan saldo kas 30 november 1999 5.900 Sumber : Niswonger, C.R., et. al., 1999, prinsip-prinsip

Akuntansi, Jilid 1. Edisi 19, Terjemahan Alfonsus S dan Helda G, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 20.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan ini berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas, termasuk komitmen dan kontinjensi serta transaksi-transaksi lainnya.


(35)

20

2.2.2. Analisa Laporan Keuangan

2.2.2.1. Pengertian analisa laporan keuangan

Mengadakan analisa hubungan dari pos dalam laporan keuangan merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan. Rasio ini menunjukkan suatu hubungan atau pertimbangan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik tidaknya posisi keuangan perusahaan. Terutama bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Alwi (1993:107).

Alat-alat analisis dalam pembelanjaan disebutkan bahwa analisa rasio adalah “ Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan keuangan Alwi (1993:107).

2.2.2.2. Kegunaan Analisa Rasio

Rasio keuangan digunakan untuk mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator keuangan yang terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya peruasahaan (size company) sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda dapat dilakukan (Rees,1995). Bam‘s (1987) aplikasi rasio keuangan diidentifikasikan menjadi dua yaitu : rasio keuangan normatif dan rasio keuangan positif


(36)

Aplikasi rasio keuangan positif berhubungan dengan estimasi hubungan-hubungan empiris seperti prediksi kebangkrutan. Aplikasi rasio keuangan normatif dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan yang dijadikan benchmark (biasanya mean industri), untuk menentukan kinerjanya.

2.2.2.3. Metode dan teknik analisis laporan keuangan

Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau laporan keuangan perusahaan lainnya Munawir (2002:35).

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisaan keuangan Munawir (2002:58) yaitu :

1. Analisa horizontal atau analisis dinamis atau time-series technique Yaitu analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya.


(37)

22

2. Analisa vertical atau analisis statis atau cross-sectional technique Yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau saat itu saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil opersai pada saat itu.

Adapun teknik-teknik analisa yang bisa digunakan dalam analisa laporan keuangan Munawir (2002:36) adalah sebagai berikut: 1. Analisa perbandingan laporan keuangan

Adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah b. Kenaikkan atau penurunan dalam presentase. c. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio. d. Prosentase dari total

Analisa dengan menggunakan metode ini kan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis)

Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keaadan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.


(38)

3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement

Adalah suatu analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan kompensisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja

Adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisa rasio

Adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan daripada pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analaisa perubahan laba kotor (gross profit analysis)

Adalah analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor pada perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang di budgetkan untuk periode tersebut.


(39)

24

8. Analisa break-even

Adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perushaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juaga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.2.2.4. Macam – macam Analisa Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jenis rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa.

Tidak ada satu analisa rasio yang dapat menjawab semua kepentingan tersebut, dengan demikian untuk menjawabnya digunakan beberapa rasio keuangan (Kodrat, 2006). Rasio yang akan digunakan menjawab penelitian ini adalah :

1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi (jatuh tempo) dan membayar tepat pada waktunya. Kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi atau jatuh tempo adalah setiap utang lancar, termasuk utang jangka panjang yang telah jatuh tempo dalam periode yang bersangkutan. Rasio likuditas mencakup rasio leverage karena sama-sama menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. 2. Rasio profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan


(40)

penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas berhubungan dengan penjualan, aset dan modal, hal ini menggambarkan pula rasio aktivitas.

Untuk mengukur likuiditas dan profitabilitas akan digunakan indikator berikut ini (Munawir, 2002:72).

1. Rasio likuiditas, merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi (jatuh tempo) dan membayar tepat pada waktunya. Rasio tersebut dibagi menjadi:

a. Current ratio

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar pada umumnya terdiri kas, surat berharga, piutang dan persediaan, sedangkan utang lancar terdiri dari utang dagang, utang wesel jangka pendek, utang pajak, utang lain-lain terutama utang gaji atau upah. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran jangka pendek, karena rasio tersebut bisa ditutup oleh aktiva yang bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang mana dengan tagihan tersebut.

Aktiva lancar Current ratio =


(41)

26

Semakin tinggi rasio lancar ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.

b. Acid test ratio

Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar – benar liquid saja, yakni diluar persediaan.

Aktiva lancar – persediaan Acid test ratio =

Utang lancar

2. Rasio profitabilitas, mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang diperoleh dari penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio tersebut dibagi menjadi:

a. Gross profit margin

Adalah merupakan rasio antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

Laba kotor Gross profit margin =

Penjualan

Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relativ lebih rendah dibandingkan dengan


(42)

penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. b. Return on investment (ROI)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

Laba bersih setelah pajak

ROI =

Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan

c. Return on equity (ROE) atau Return on net worth

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.

Laba bersih setelah pajak ROE =

Modal sendiri

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus .


(43)

28

2.2.2.5. Kelebihan dan Keterbatasan analisa rasio keuangan Adapun kelebihan dari analisa rasio keuangan adalah:

1. Analisa rasio dapat menilai prestasi dan kondisi keuangan perusahaan.

2. Dapat mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan.

3. Dapat memberikan informasi bagi pengambil keputusan.

Meskipun demikian analisa rasio tetap mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Rasio dibentuk dari data akuntansi yang dipengaruhi dengan penafsiran dan manipulasi.

2. Suatu rasio tertentu terdapat baik dan buruk.

3. Kecocokan dengan rasio gabungan bukan jaminan bahwa perusahaan sedang berjalan dengan normal dan dipimpin dengan baik.

4. Dalam mengatasi setiap rasio, angka yang diperoleh dari perhitungan tidak berdiri sendiri.

5. Pencapaian target sesuai dengan rata–rata yang tidak menunjukkan performance suatu perusahaan (Kasmir, 2008:113).


(44)

2.2.3. Pengukuran Kinerja 2.2.3.1. Pengertian Kinerja

Dalam dunia yang bersaing secara global kinerja sangat penting bagi semua organisasi dalam mengukur kemampuan, keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengolah sumber daya guna pencapaian tujuan secara efektif. Efisien menggambarkan masukkan yg diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran.

Menurut Djarwanto (1996:19) kinerja adalah:

“Tingkat prestasi (kerja) hasil nyata yang dipakai yang kadang-kadang digunakan untuk terciptanya suatu hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan.”

Sedangkan menurut Mulyadi (1997:419) kinerja adalah :

“Perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi.”

2.2.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja

Untuk mengetahui sejauh mana kinerja organisasi yang diinginkan dan dibutuhkan, melalui pengukuran atau penilaian kinerja terhadap operasional perusahaan. Hasil dari pengukuran kinerja ini nantinya dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan oleh pemilik dan investor untuk menilai kekayaan atas investasi yang telah dilakukan, juga berguna bagi manajemen sebagai dasar


(45)

30

perencanaan dan evaluasi dalam menilai efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan dalam mencapai tujuan.

Menurut Mulyadi (1997:420): “Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.”

Sedangkan menurut Simamora (1999:423): “Tujuan penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota organisasi.”

2.2.3.3. Sudut Pandang Kinerja

Penilaian kinerja perusahaan berkaitan erat dengan sudut pandang dari kelompok–kelompok yang berkepentingan (Helfert, 1996:69). Kelompok –kelompok tersebut adalah:

1. Dari sudut pandang manajemen

Manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kinerja keuangan, yaitu menilai efisiensi dan profitabilitas operasi serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan.

2. Dari sudut pandang pemilik

Pemilik adalah investor yaitu kepada siapa manajemen harus bertanggung jawab dalam menentukan waktu yang tepat pelaksanaan dan penilaian hasil operasi perusahaan, manajemen harus memahami sudut pandang dan ekspektasi pemilik


(46)

perusahaan seperti juga memahami sudut pandang kriteria pinjaman.

3. Dari sudut pandang pemberi pinjaman

Bila orientasi pokok manajemen dan pemilik mengarah pada kesinambungan perusahaan, pemberi pinjaman paling sedikit mempunyai dua kepentingan atas perusahaan. Pemberi pinjaman tertarik untuk meminjamkan dana kepada suatu perusahaan yang berhasil akan berjalan seperti yang diharapkan. Mereka harus mempertimbangkan konsekuensi negatif, seperti kegagalan dan likuidasi.

2.2.3.4. Hubungan Kinerja Keuangan Dengan Analisa Rasio

Analisa rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan di antara alat –alat analisis yang biasa digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan (Helfert, 1996:68).

Analisis kelemahan dan kekuatan dibidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang (Helfert, 1996:68).

2.2.4. Teori pendukung analisis rasio keuangan dan kinerja. 2.2.4.1. Teori pendukung analisis rasio keuangan


(47)

32

Teori Probabilitas: Ada tiga hal dalam membicarakan probabilitas yaitu cobaan (eksperiment), hasil (outcome), dan peristiwa (event). (Suharyadi, 2003:202)

Semakin tinggi liquidity ratios maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya (Machfoedz, 1989: 73).

Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba. Hal ini dapat dijelaskan di dalam teori “Dow” (E. Tandelilin, 2001:252).

Jika dikaitkan dengan penelitian ini tentu saja rasio-rasio keuangan merupakan data-data historis yang digunakan untuk memprediksi laba di masa yang akan datang dan besarnya laba yang diperoleh. Sehat atau tidak sehatnya kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat salah satunya dari perolehan laba dari waktu ke waktu (Munawir, 2002:31).

2.2.4.2. Teori pendukung kinerja

Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlebih dari kinerja manajemen.

Prefer dan Salancik (1978:2) mengemukakan bahwa kunci kelangsungan hidup organisasi terletak pada kemampuan untuk memperoleh dan mempertahankan sumberdaya. Kebangkrutan perusahaan merupakan ukuran kinerja jangka panjang yang


(48)

mencerminkan akhir dari akumulasi penurunan kinerja jangka pendek secara kontinyu.

Prefer dan Salancik (1978:11) mengemukakan bahwa ukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari prespektif internal dan prespektif eksternal. Prespektif internal mengacu pada ukuran efisiensi yang dapat dievaluasi berdarkan standart internal, sedangkan prespektif eksternal mengacu pada ukuran efektivitas yang didasarkan standart eksternal yang dijadikan sebagai benchmark.

Penggunaan rasio dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurun atau kenaikan, hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen (Kasmir, 2008:196).

2.2.5. Kerangka pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, maka dapat disusun kerangka pikir terlebih dahulu diberi premis untuk mendukung penelitian ini:

Premis 1: Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bila


(49)

34

penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan bersangkutan (Riyanto,1995).

Premis 2: Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan penilaian kinerja perusahaan (Kasmir 2008:104).

Premis 3: Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan pengevaluasiaan prestasi atau kinerja perusahaan (Munawir, 2002:203).

Premis 4: Rasio keuangan dapat menentukan tingkat likuiditas dan profitabilitas suatu perusahaan bila di bandingkan (Munawir, 2002:68)

2.3. Diagram Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, serta untuk memudahkan analisis dan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan dalam sebuah bagan kerangka pikir, yaitu:


(50)

Analisa Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas tahun 2007 :

- Current tatio - Acid test ratio - Gross profit margin - ROI

- ROE

Menilai kinerja keuangan tahun 2007 dan tahun 2008 PT. SIIP

Analisa Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas tahun 2008 :

- Current tatio - Acid test ratio - Gross profit margin - ROI

- ROE

Uji Paired Sample T-tes Laporan Keuangan

PT. SIIP

Ada atau tidak perbedaan kinerja keuangan tahun 2007 dan tahun

2008

Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir 2.4. Hipotesis.

Hipotesis pada dasarnya adalah merupakan asumsi atau dugaan sementara mengenai sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya berdasarkan fakta- fakta yang dikumpulkan, bila dugaan tersebut dapat dibuktikan maka akan dapat diterima dan sebaliknya jika tidak dapat dibuktikan maka dugaan tersebut akan ditolak.


(51)

36

Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Diduga ada perbedaan kinerja PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008.


(52)

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara bagaimana suatu penelitian dilakukan secara berurutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara deskriptif dengan merumuskan hipotesis yang selanjutnya menggunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis. Obyek penelitian ini adalah perusahaan properti PT. Suryainti Permata Tbk di Surabaya.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian dirancang untuk mengetahui perbedaan tingkat kinerja keuangan perusahaan pada PT. Suryainti Permata Tbk Surabaya, pada tahun 2007 dan 2008. Sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan digunakan analisa rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.

Adapun definisi variabel operasional kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah :

1. Current ratio 2007 (µ1)

Diukur dengan membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar pada tahun 2007.

2. Current ratio 2008 (µ2)


(53)

39

Diukur dengan membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar pada tahun 2008.

3. Acid test ratio 2007 (µ3)

Diukur dengan membandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar pada tahun 2007

4. Acid test ratio 2008 (µ4)

Diukur dengan membandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar pada tahun 2008

5. Gross profit margin 2007 (µ5)

Diukur dengan membandingkan pejualan setelah dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan pada tahun 2007

6. Gross profit margin 2008 (µ6)

Diukur dengan membandingkan pejualan setelah dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan pada tahun 2008

7. Return on investment (ROI) 2007 (µ7)

Diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva pada tahun 2007

8. Return on investment (ROI) 2008 (µ8)

Diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva pada tahun 2008

9. Return on equity (ROE) 2007 (µ9)

Diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri pada tahun 2007


(54)

10.Return on equity (ROE) 2008 (µ10)

Diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri pada tahun 2008

3.3. Teknik Pengupulan Data 3.3.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data rasio berupa laporan keuangan PT. Suryainti Permata yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi Laba.

3.3.2 Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan PT. Suryainti Permata Tbk Surabaya tahun 2007 dan tahun 2008.

3.3.3. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Studi ini menggunakan data yang berasal dari literatur-literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan pokok-pokok bahasan dari skripsi ini.


(55)

41

Studi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berasal dari dokumen perusahaan yang berbentuk Neraca dan Laporan Laba Rugi. Data tersebut diperoleh dari PT. Suryainti Permata.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data 3.4.1. Populasi

Data keuangan perusahan PT. Suryainti Permata Tbk sejak berdiri tahun 1990 sampai saat ini.

3.4.2. Sampel

Laporan keuangan perusahaan PT. Suryainti Permata Tbk tahun 2007 dan tahun 2008 yang terdiri dari dua laporan keuangan semester ditiap tahunnya.

3.4.3. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive random sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria:

1. Go public tahun 2007 sampai dengan 31 Desember 2008. Hal ini dilakukan untuk mencari data yang terbaru agar tidak terjadi bias. 2. Kecukupan data, yaitu laporan keuangan yang dijadikan sampel

haruslah mempunyai data yang cukup untuk keperluan analisis. 3. Perusahaan harus bergerak disektor property, hal ini dilakuakan

untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh perbedaan perusahaan.


(56)

3.5. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1. Teknik Analisa

Adapun analisa rasio terdiri dari : ` 1. Current ratio

Current ratio merupakan hasil dari aktiva lancar setelah dibagi dengan utang lancar.

Aktiva lancar Current ratio =

Utang Lancar 2. Acid test ratio

Acid test ratio merupakan hasil dari aktiva lancar dikurangi dengan persediaan dan dibagi dengan utang lancar.

Aktiva lancar-persediaan

Acid test ratio =

Utang lancar

4. Gross profit margin

Gross profit margin merupakan hasil dari penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan dan dibagi dengan penjualan.

Laba kotor

Gross profit margin =

Penjualan

5. Return on invesment (ROI)

ROI merupakan hasil dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva.


(57)

43

Laba bersih setelah pajak

ROI =

Total aktiva

6. Return on equity (ROE)

ROE adalah hasil dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan modal sendiri.

Laba bersih setelah pajak ROE =

Modal sendiri

3.5.2. Uji t

Adapun prosedur yang digunakan dalam perumusan uji t untuk sampel berpasangan (paired sampel t-test) adalah sebagai berikut:

d

a.

t

hitungdengan rumus sebagai berikut:

t

hitung =

SD/√n

Keterangan:

t

hitung = skor signifikan

d = nilai rata-rata perbedaan

SD = Standar Deviasi

n = jumlah sampel berpasangan

(Mosem, Robert dan Lind, 1996:448) Untuk beda dua rata-rata dan sampel yang berpasangan (paired samples test) yaitu mengenai kinerja keuangan PT. Suryainti Permata Tbk tahun 2007 dan tahun 2008. Untuk mengukur kinerja keuangan tersebut digunakan beberapa rasio keuangan.

3.5.3 Uji Hipotesis


(58)

a. Formulasi H0 dan H1

H0 : µ1=µ2 : tidak ada perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan current ratio

Ha : µ1 µ2 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan current ratio

H01: µ3 = µ4 : tidak ada perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan acid test ratio

Ha2 : µ3µ4 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan acid test ratio

H03: µ5 = µ6 : tidak ada perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan Gross profit margin

Ha3 : µ5µ6 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan Gross profit margin

H04 : µ7= µ8 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan ROI

Ha4 : µ7µ8 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan ROI

H05 : µ9 = µ : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan ROE

Ha5 : µ9µ10 : terdapat perbedaan kinerja keuangan tahun 2008 dan

tahun 2007 bila diukur menggunakan ROE

b. Level of significance (α) sebesar 0.05 untuk uji dua sisi ( two tailed test of significance).


(59)

45

c. Daerah krisis H0 ditolak apabila taraf signifikasi < Level of

significance (α) sebesar 0.05 atau apabila thitung > ttabel


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perseroan didirikan dengan nama PT. Surya Indah Permata berdasarkan Akta Pendirian No. 74 tanggal 14 Febuari 1990 yang dibuat dihadapan Ny. Endang Widjajanti Soejono, SH, Notaris di Sidoarjo yang kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 19 tanggal 18 Juli 1991, dibuat dihadapan Yuli Ekawati, SH, Notaris pengganti dari Ny. Endang Widjajanti Soejono, SH, Notaris di Surabaya. Berdasarkan Akta Perubahan No. 19 tersebut nama PT. Surya Indah Permata berubah menjadi PT. Suryainti Permata. Akta-akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3460.HT.01.01.TH.91 tanggal 30 Juli 1991 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan masing-masing dibawah No. 583/NOT/1991/PN.JKT.SEL dan No. 584/NOT/1991/PN.JKT.SEL keduanya tertanggal 6 Agustus 1997, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 74 tanggal 13 September 1991, tambahan No. 3013. Anggaran dasar perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, antara lain tentang perubahan nilai nominal saham dari Rp. 1.000 (seribu rupiah) menjadi Rp. 500 (lima ratus rupiah), serta peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor penuh. Perubahan anggaran dasar terakhir adalah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 1 dibuat


(61)

47

dihadapan Mudofir Hadi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-6338.HT.01.04.TH.97 tanggal 8 Juli 1997, dan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan dibawah No. 335/BH 13.01/Sep/97 tanggal 4 September 1997 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Surabaya, serta diumumkan dalam Berita Negara R.I No. 89/97 tanggal 7 Nopember 1997 dan Tambahan Berita Negara RI No. 5248/97 yang antara lain tentang peningkatan modal dasar perseroan dari sebesar Rp. 400 miliar menjadi Rp. 1 triliun, peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari sebesar Rp. 100 miliar menjadi Rp. 250 miliar, dan rencana penjualan saham biasa atas nama serta penentuan banyaknya saham yang akan ditawarkan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum (go public) sebanyak maksimal 200.000.000 (dua ratus juta) saham dengan nilai nominal Rp. 500 (lima ratus rupiah) per saham.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 165/DIR/SIP/VII/97 tertanggal 30 Juli 1997, maka telah diputuskan bahwa perseroan hanya akan melakukan penawaran umum sejumlah 100.000.000 (seratus juta) saham. Saham-saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Dengan surat BAPEPAM No. S-2874/PM/1997 tanggal 15 Desember 1997, Pernyataan Pendaftaran Perseroan dalamrangka menawarkan kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 (seratus juta) saham telah menjadi efektif. Kegiatan utama perseroan adalah sebagai pengembang


(62)

untuk komplek perumahan, ruko, rukan, town house, superblok, gedung perhotelan dan kawasan industri beserta sarana dan prasarananya.

4.1.2. Visi dan Misi PT SIIP

Visi PT SIIP Menciptakan pengembangan yang diinginkan dan diharapkan, untuk memenuhi kebutuhan utama konsumen, serta menciptakan komunitas yang unikdalam pusat bisnis, perumahan dan kawasan industri.

Misi PT SIIP, Menyediakan pengembangan realestate berkualitas yang memberikanrasa aman dan nyaman, sertamenjadi investasi yang baik bagikonsumen pengguna real estat. •Menyediakan ruang yang efekfif danefisien, dan infrastuktur yang berkualitas bagi konsumen penggunareal estat, sehingga secara ekonomisdapat memenuhi kebutuhan akanakses pusat bisnis, kawasan industri, dan tempat hunian yang nyaman. • Memahami pentingnya kedudukan pemegang saham dan secara agresif memperoleh peluang-peluang penciptaan nilai.

4.1.3. Struktur Organisasi

PT. Suryainti Permata Tbk. ini dikelola oleh Dewan Direktur dibawah Dewan Komisaris yang anggotanya dipilih melalui rapat umum pemegang saham. Struktur organisasi yang dianut oleh perusahaan ini adalah organisasi garis dan staf, hal ini dapat terlihat pada Gambar 4.1.

Pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:


(63)

49

a. Rapat Umum Pemegang Saham

1. Memilih anggota dari Dewan Komisaris dan Dewan Direktur. 2. Menilai kinerja manajemen Perusahaan pada tiap akhir periode. b. Komisaris

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menyusun rencana pengembangan usaha.mberikan arahan-arahan kepada Direksi dalam rangka membuat kebijakan yang tertuang dalam rencana kerja tahunan.

2. Mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan, termasuk menguji ketaatan pelaksanaan kerja sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, keputusan RUPS yang telah ditetapkan terhadap peraturan perundang-undang yang berlaku.

3. Memberikan nasehat kepada direksi untuk melaksanakan tugas sesuai dengan batasan kewenangan dan tanggung jawabnya.

c. Komite Audit

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan, termasuk pengumuman keterbukaan informasi yang akan disampaikan kepada publik.

2. Menelaah ketaatan perushaan terhadap peraturan undang-undang pasar modal dan peraturan-peraturan lainnya yang wajib dipatuhi perusahaan.


(64)

3. Mereview kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor, agar semua informasi yang material telah diungkapkan dalam laporan keuangan yang akan diterbitkan.

d. Internal Audit

1. Melakukan evaluasi atas semua kegiatan di masing-masing departemen.

2. Melakukan review dan uji kepatuhan dari proses kegiatan deiseluruh departemen.

3. Melakukan analisa hasil kerja dan menetapkan resikoo yang terdapat di masing-masing departemen.

4. Menelaah atas rencana kerja yang diselenggarakan oleh masing-masing departemen.

e. Presiden Direktur

1. Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sebagaimana yang tercantum dalam visi dan misi perusahaan.

2. Menguasai, memelihara, dan mengelola kekayaan perusahaan secara efektif dan efisien.

f. Wakil Presiden Direktur.

1. Membantu seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh presiden direktur.

2. Bertanggung jawab atas keberadaan laporan dari direktur. 3. Menjaga kerahasiaan perusahaan.


(65)

51

g. Sekretaris Perusahaan.

1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal.

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi emiten atau perusahaan publik.

3. Sebagai penghubung antara emiten atau perusahaan publik dengan Bapepam dan masyarakat.

4. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Memastikan perseroan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku.

h. Direktur Legal dan Pengembangan.

1. Mengurus segala perijinan, dokumen surat-surat tanah, serta memelihara seluruh asset perusahaan yang telah memiliki kekuatan hukum yang syah.

2. Melukukan analisa terhadap pengembangan tata kota, dan mengusulkan kepada rapat direksi untuk melakukan pembelian tanah sebagai cadangan pengembangan usaha dimasa mendatang, maupun melakukan pengembangan proyek untuk dikelola.

3. Mengelola kebutuhan umum dan kepersonaliaan perusahaan, termasuk pengembangan sumber daya manusianya.


(66)

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) orang manajer yaitu Manajer Legal dan Perijinan serta Manajer Umum dan Pengembangan SDM.

i. Direktur Operasional.

1. Mengurus dan mengelola rencana pembangunan proyek serta bertindak sebagai team leader dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek.

2. Melakukan analisa terhadap kebutuhan segmen pasar dan merealisasikan target penjualan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) orang manajer yaitu Manajer Pemasaran dan Penjualan serta Manajer Proyek.

j. Direktur Keuangan

1. Menganalisa dan menginformasikan kepada rapat direksi atas rencana kebutuhan dana, serta melaporkan hasil usaha yang telah dicapai.

2. Mengelola, menganalisa, dan menyajikan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) orang manajer yaitu Manajer Akuntansi dan Perpajakan serta Manajer Keuangan.


(67)

53

Gambar 4.1. Struktur OrganisasiPT. Suryainti Permata Tbk Sumber data : PT. Suryainti Permata Tbk

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi mengenai Current ratio

Current ratio merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kinerja keuangan PT. Suryainti Permata untuk mengetahui perbedaan rasio Current ratio pada tahun 2007 dengan tahun 2008 nampak pada Tabel


(68)

Tabel 4.1. Hasil Current ratio

754,438,741,000 77,864,786,796 1,620,094,856,015

138,000,262,891 100% =

Juni 2008 X

Lap Keu semester 1 PT. SIP

juni 2007 X 100% = 969%

1174%

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.2. Hasil Current ratio

1,558,466,811,580 139,855,756,642 1,779,589,008,998

168,381,086,375 X

Lap Keu semester 2 PT. SIP

Des 2007 X 100% = 1114%

1057%

100% =

Des 2008

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008 mengalami perubahaan. Pada juni 2007 mengalami kenaikan dari 969 menjadi 1174 pada juni 2008, sedangkan pada bulan desember 2007 mengalami penurunan dari 1114 menjadi 1057 pada bulan desember 2008.

Hal ini dikarenakan pada laporan keuangan semester satu pada bulan juni meningkatnya aktiva lancar yaitu investasi jangka pendek, piutang usaha, pajak dan biaya dibayar dimuka, persediaan real estat, tanah belum dikembangkan dan meningkatnya hutang lancar, sedangkan pada laporan keuangan semester dua pada bulan desember mengalami penurunan dikarenakan menurunnya aktiva lancar yaitu kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan meningkatnya hutang lancar hutang.


(69)

55

4.2.2. Deskripsi mengenai Acid test ratio

Acid test ratio merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan tidak memperhitungkan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kinerja keuangan PT. Suryainti Permata untuk mengetahui perbedaan rasio Acid test ratio pada tahun 2007 dengan tahun 2008 nampak pada Tabel

Tabel 4.3. Hasil Acid test ratio

94,139,065,949 77,864,786,796 582,787,625,984

138,000,262,891 X

Lap Keu semester 1 PT. SIP

juni 2007 X 100% = 121%

422%

100% =

Juni 2008

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.4. Hasil Acid test ratio

619,173,993,998 139,855,756,642 234,337,697,539

168,381,086,375 100% =

Des 2008 X

Lap Keu semester 2 PT. SIP

Des 2007 X 100% = 443%

139%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008 mengalami perubahaan. Pada bulan juni 2007 mengalami kenaikan dari 121 menjadi 422 pada juni 2008. Sedangkan pada bulan desember 2007 mengalami penurunan dari 443 menjadi 139 pada desember 2008.

Hal ini dikarenakan pada laporan keuangan semester satu pada bulan juni meningkatnya aktiva lancar yaitu investasi jangka pendek, piutang usaha, pajak dan biaya dibayar dimuka dan meningkatnya


(70)

hutang lancar, sedangkan pada laporan keuangan semester dua pada bulan desember mengalami penurunan dikarenakan menurunnya aktiva lancar yaitu kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan meningkatnya hutang lancar.

4.2.3. Deskripsi mengenai Gross profit margin

Gross profit margin merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor terhadap penjualan yang dicapai. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kinerja keuangan PT. Suryainti Permata untuk mengetahui perbedaan rasio Gross profit margin pada tahun 2007 dengan tahun 2008 nampak pada Tabel

Tabel 4.5. Hasil rasio Gross profit margin

91,524,564,780 135,089,220,000

89,188,325,525

105,735,206,957 X

Lap Keu semester 1 PT. SIP

juni 2007 X 100% = 68%

84%

100% =

Juni 2008

Sumber : Lampian 1

Tabel 4.6. Hasil rasio Gross profit margin

134,875,912,016 246,117,276,000 89,663,774,469

106,889,772,174 X

Lap Keu semester 2 PT. SIP

Des 2007 X 100% = 55%

84%

100% =

Des 2008

Sumber : Lampian 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008 mengalami perubahaan. Pada bulan juni 2007 mengalami peningkatan dari 68


(71)

57

menjadi 84 pada juni 2008. Sedangkan pada bulan desember 2007 mengalami kenaikan juga dari 55 menjadi 84 pada desember 2008. Hal ini dikarenakan laporan keuangan semester satu pada bulan juni menurunnya harga pokok penjualan, sedangkan pada laporan keuangan semester dua pada bulan desember juga mengalami peningkatan yang disebabkan menurunnya harga pokok penjualan.

4.2.4. Deskripsi mengenai Return on investment

Return on investment merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang ditanamkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kinerja keuangan PT. Suryainti Permata untuk mengetahui perbedaan rasio Return on investment pada tahun 2007 dengan tahun 2008 nampak pada Tabel

Tabel 4.7. Hasil rasio Return on investment

61,312,122,445 768,412,615,191

61,889,319,986

1,633,991,684,424 X

Lap Keu semester 1 PT. SIP

juni 2007 X 100% = 8%

3%

100% =

Juni 2008

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.8. Hasil rasio Return on investment

108,914,986,895 1,570,852,565,423

55,244,342,065

1,791,366,932,641 100% =

Des 2008 X

Lap Keu semester 2 PT. SIP

Des 2007 X 100% = 7%

3%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008 mengalami


(72)

perubahaan. Pada juni 2007 mengalami penurunan dari 8 menjadi 3 pada juni 2008. Sedangkan pada bulan desember 2007 mengalami kenaikan juga dari 7 menjadi 3 pada desember 2008.

Hal ini dikarenakan laporan keuangan semester satu pada bulan juni adanya sedikit peningkatan pada laba bersih karena menurunnya penjualan, sedangkan laporan keuangan semester dua pada bulan desember disebabkan menurunnya laba bersih karena menurunnya penjualan.

4.2.5. Deskripsi mengenai Return on equity

Return on equity merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang ditanamkan oleh para pemegang saham. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kinerja keuangan PT. Suryainti Permata untuk mengetahui perbedaan rasio Return on equity pada tahun 2007 dengan tahun 2008 nampak pada Tabel

Tabel 4.9. Hasil ratio Return on equity

61,312,122,445 682,610,282,136

61,889,319,986

792,102,466,572 100% =

Juni 2008 X

Lap Keu semester 1 PT. SIP

juni 2007 X 100% = 9%

8%

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.10. Hasil ratio Return on equity

108,914,986,895 730,213,146,586 55,244,342,065

786,365,853,769 X

Lap Keu semester 2 PT. SIP

Des 2007 X 100% = 15%

7%

100% =

Des 2008


(73)

59

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kinerja Keuangan PT. Suryainti Permata pada tahun 2007 dengan tahun 2008 mengalami perubahaan. Pada juni 2007 mengalami penurunan dari 9 menjadi 8 pada juni 2008. Sedangkan pada bulan desember 2007 mengalami penurunan juga dari 15 menjadi 7 pada desember 2008. Hal ini dikarenakan laporan keuangan semester satu pada bulan juni adanya penurunan penjualan yang disebabkan naiknya tanah kavling, sedangkan pada laporan keuangan semester dua pada bulan desember juga adanya penurunan penjualan yang disebabkan naiknya tanah kavling.

Dari perhitungan rasio-rasio diatas dapat disimpulkan berikut ini. Rasio Likuiditas yaitu Current ratio dan Acid test ratio mengalami kenaikan pada semester satu maka dapat dikatakan likuid yang artinya perusahaan perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendek, sedangkan pada semester dua Current ratio dan Acid test ratio mengalami penurunan maka dapat dikatakan tidak likuid yang artinya perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendek.

Rasio Profitabilitas mengalami penurunan pada ROI dan ROE disemerter satu dan semester dua ini berarti perusahaan tidak mampu menghasilkan laba, pada Gross profit margin mengalami kenaikan disemerter satu dan semester dua


(1)

69

Return on investment diperoleh hasil yang tidak signifikan, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja keuangan PT. Suryainti Permata Tbk pada tahun 2007 dengan tahun 2008, dikarenakan laporan keuangan semester satu pada bulan juni adanya sedikit peningkatan pada laba bersih dari Rp. 108.914.986.895 menjadi Rp. 55.244.342.065 karena menurunnya penjualan lebih besar dari Rp. 135.089.220.000 menjadi Rp. 105.735.206.957, sedangkan laporan keuangan semester dua pada bulan desember menurun laba bersih dari Rp. 108.914.986.895 menjadi Rp. 55.244.342.065 disebabkan menurunnya penjualan dari Rp. 246.117.276.000 menjadi Rp. 106.889.772.174.

Return on equity diperoleh hasil yang tidak signifikan, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja keuangan PT. Suryainti Permata Tbk pada tahun 2007 dengan tahun 2008, dikarenakan laporan keuangan semester satu pada bulan juni adanya penurunan penjualan dari Rp. 135.089.220.000 menjadi Rp. 105.735.206.957 yang disebabkan naiknya tanah kavling, sedangkan pada laporan keuangan semester dua pada bulan desember juga adanya penurunan penjualan dari Rp. 246.117.276.000 menjadi Rp. 106.889.772.174 yang disebabkan naiknya tanah kavling.

4.5. Keterbatasan Peneliti

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan jangka pendek PT. Suryainti Permata


(2)

70

Tbk pada tahun 2007 dengan 2008 untuk rasio Likuididas yaitu Current ratio, Acid test ratio, dan rasio Profitabilitas yaitu Gross profit margin, Return on investment, Return on equity yang digunakan dalam penelitian ini, karena data yang digunakan hanya 2 tahun yang terdiri dari dua laporan keuangan semester ditiap tahunnya, dan kurangnya informasi mengenai kebijakan manajemen terhadap perhitungan cadangan kerugian piutang.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruan hasil pengujian dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan jangka pendek PT. Suryainti Permata Tbk. Pada tahun 2007 dan 2008, pada rasio Current ratio, Acid test ratio, Gross profit margin, Return on investment dan Return on equity yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan diduga ada perbedaan kinerja keuangan jangka pendek PT. Suryainti Permata Tbk. Pada tahun 2007 dan 2008 tidak terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi PT. Suryainti Permata Tbk. berdasarkan hasil perhitungan rasio Likuiditas yang terdiri dari Current ratio, Acid test ratio dan Profitabilitas yang terdiri dari Gross profit margin, Return on investment, Return on equity telah menunjukkan kinerja yang kurang baik, akan tetapi perlu dipertimbangkan aspek-aspek diluar rasio Likuiditas dan Profitabilitas. Dan perlunya peningkatan kinerja yang telah ada.


(4)

72

72

2. Untuk menghindari tingkat penurunan rasio Likuiditas yang terdiri dari Current ratio, Acid test ratio dan Profitabilitas yang terdiri dari Gross profit margin, Return on investment, Return on equity maka pihak manajemen PT. Suryainti Permata Tbk. hendaknya harus segera mengambil tindakan dan koreksi atau pencegahan jika diketahui tingkat kesehatan perusahaan mereka menurun, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan terutama dalam mendapatkan modal.

3. Bagi peneliti lain perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda, selain dari variabel yang telah diteliti.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syararuddin., 1993, Alat-alat analisis dalam pembelanjaan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Andi Ofset, Yogyakarta.

Arie Riyadi, 2006, Analisa rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja kinerja keuangan pada perusahaan asuransi kerugian yang go publik di bursa efek Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, jatim. Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cekatan Ketujuh,

BPFE, Yogyakarta.

Barn‘s. P., 1982. Methodological Implications of Non-Normally Distributed Financial Ratios,Journal of Business Finance and Accounting,Vol. 9. No. 1, 1982.

Djarwanto, 1996, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Efferin, Sujoko, Darmadji, Stevanus, Hadi, Tan, Yuliawati, 2004, Metode

Penelitian untuk Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.

Enggo Setiawan, 2004, “Analisa Rasio Keuangan Dan Analisa Z Score Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT. “XYZ” Sidoarja”, Jurnal Keuangan, IKITISADIA, Vol 3, No. 2, Tahun 2004, 229-241.

Putri Sujiati, 2002, “Evaluasi Kinerja Perusahaan Dengan Rasio PT. Komatsu Indonesia”, Jurnal Keuangan, Vol. 1 No. 2, 2002.

Helfert, E, 1996, Teknik Anlisis Keuangan, Terjemahan Herman Wibowo, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

IAI, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Kodrat, D, S,2006, Pola Rasio Keuangan pada Saat Up Stream dan Down Stream di Industri Realestat yang Go Public, Jurnal manajemen dan kewirausahaan. vol 8, NO. 1, maret 2006: 10-24

Kasmir, S.E., M.M, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Rajawali Pers.

Lukas, 1993, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga , Penerbit Andi, Yogyakarta. Mosem, Robert D. dan Lind Douglas A, 1996, Teknik Statistik Untuk Bisnis Dan


(6)

Munawir S., 2002, Analisa Informasi Keuangan, Edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta.

Munawir S., 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.

Mulyadi., 1997, Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta.

Preffer, Jeffrey, 1978, Paradigma Manusia Sumber Daya Manusia, Penerbit Amara Book, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Rees, B., 1995, financial analisys. Prentice Hall.

Soma Puspita, 2003, “Analisa Ratio Keuangan Dan Analisa Common Size Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Suatu Perusahaan”, jurnal keuangan dan perbankan,TH. VII.NO.2. OKTOBER 2003.

Skousen, K. Fred, Earl K. Stice, dan James D., 2005, Intermediate Accounting, Edisi Kelima Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Sartono, Agus., 1998, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, BPFE UGM, Yogyakarta.

Simamora, Henry., 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua STIE YKPN, Yogyakarta.

Simanungkalit, Panangian., 2004, Bisnis properti menuju crash lagi, Jakarta : pusat studi property.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.