Krisis Ekonomi Tahun 1997 PROSES PERALIHAN KEKUASAAN

9

BAB II PROSES PERALIHAN KEKUASAAN

DARI SOEHARTO KE B.J. HABIBIE

A. Krisis Ekonomi Tahun 1997

Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi dunia. Penyebab utama krisis ekonomi dunia adalah perilaku para spekulen valuta asing yang telah memborong dollar AS, lalu menjualnya dengan harga tinggi sehingga berimbas pada nilai mata uang negara-negara ASEAN menjadi terpuruk. Spekulan uang terbesar pada era krisis tersebut adalah George Soros. 17 George Soros dituduh oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad sebagai penyebab krisis ekonomi Asia. Negara yang paling terkena dampaknya adalah Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, dan Thailand, yang menyebabkan mata uang ketiga negara tersebut menjadi rendah. Pada perkembangannya krisis ekonomi Asia tahun 1997 berdampak sangat luas bagi perekonomian Indonesia. Keterpurukan ekonomi Indonesia diperburuk dengan adanya regulasi perbankan pada bulan Oktober 1988 dengan “Pakto 1988”. Pakto 1988 merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya membuka peluang bisnis perbankan seluas-luasnya guna memobilisasi dana masyarakat untuk menunjang pembangunan. Pakto 1988 berisi tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank baru selain bank-bank yang telah 17 Muksalmina, George Soros, Pria yang Menghancurkan Poundsterling, Rupiah, diakses dari http:islamiyah.wordpress.com20070321george-soros-pria-yang-menghancurkan- poundsterling-rupiah , diakses pada tanggal 16 Desember 2014 . 10 ada. Dengan modal Rp 10 milyar maka seorang pengusaha bisa membuka bank baru sehingga pada masa itu jumlah bank swasta di Indonesia menjadi ratusan. Sejak adanya Pakto 1988 menyebabkan sistem manajemen perbankan di Indonesia menjadi bermasalah. Jumlah bank swasta yang berjumlah ratusan dengan berkapital rendah kurang terawasi oleh Bank Sentral. Banyak bank-bank yang terkait dengan konlomerat bermasalah dengan utang terhadap bank pemerintah, dan operasinya condong untuk memberikan kredit kepada perusahaan miliknya sendiri tanpa memberikan ketentuan lending limit. Pemberian kredit kepada nasabah yang terlalu mudah tidak prudent , ditambah banyak pejabat bank yang berkolusi dengan nasabah atau peminjam yang menimbulkan kemacetan dalam pengembaliannya. 18 Sementara itu banyak perusahaan swasta Indonesia yang terlibat dalam utang dollar AS dari luar negeri berjangka pendek, serta sebaliknya banyak perusaahan asing dan para konglomerat Indonesia yang melarikan dollar AS- nya keluar sebagai capital flight ditambah pula, defisit transaksi berjalan dari neraca pembayaran semakin membesar. 19 Alhasil nilai tukar rupiah tehadap US anjlok tanpa dapat dibendung, Rupiah selama ini berada dalam kisaran Rp 2.500US, namun nilai mata uang mulai merosot pada bulan Juli 1997. Pada bulan Agustus, nilai mata uang rupiah sudah menurun 9. Bank Indonesia mengakui bahwa tidak bisa membendung rupiah terus merosot. Pada bulan Januari tahun 1998, mata uang terpuruk hingga level sekitar Rp 10.000US dan sebulan sesudahnya 18 Tuk Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta: Rajawali Corporation, 2002, hlm. 171. 19 Idem. 11 menjadi Rp 17.000US atau kehilangan 85 nilainya. Keterpurukan ini mengakibatkan bursa saham Jakarta hancur, dan membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Hampir semua perusahaan modern di Indonesia bangkrut, yang diikuti PHK pekerja-pekerjanya, sehingga menyebabkan angka pengangguran menjadi meningkat. 20 Menanggapi krisis ekonomi yang terjadi, upaya pemerintah adalah meminta bantuan kepada International Monetary Fund IMF pada tanggal 31 Oktober 1997. Kerjasama Indonesia dengan IMF bertujuan untuk memperkuat sektor finansial, pengetatan kebijakan viskal dan penyesuaian struktural perbankan. Akan tetapi pengaruh bantuan IMF sangatlah kecil dalam membantu krisis di Indonesia. Beberapa kebijakan seperti kebijakan fiskal dan kebijakan likuidasi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempertahankan nilai tukar sedangkan kebijakan likuidasi bertujuan untuk membantu bank-bank yang bemasalah. Kebijakan ini menerapkan standar kecukupan modal dengan mengusahakan rekapitulasi perbankan. IMF menyediakan standby loan sebesar US 38 milyar untuk menanggulangi krisis moneter yang dialami Indonesia. Perjanjian dengan IMF mengakibatkan ditutupnya 16 bank bermasalah. 21 Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya menangani krisis dengan melakukan kerjasama dengan IMF tidak mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, hal ini menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 20 M.C. Riclefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta: Serambi, 2010, hlm. 687. 21 Tuk Setyohadi, Op. Cit., hlm.171. 12 Masyarakat menganggap pemerintah tidak berhasil dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya. Krisis moneter yang terjadi meningkat menjadi krisis sosial-ekonomi yang menimpa rakyat kecil dengan meningkatnya harga sembilan bahan pokok yang tidak terkendali. Tingkat inflasi pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah melampaui dua digit. Pada tahun 1997 menjadi 11,5 dan pada tahun 1998 melonjak dengan sangat drastis menjadi 77,6 . Menanggapi krisis yang terjadi, para mahasiswa mulai melakuakan gerakan dengan cara turun ke jalan, demontrasi menjadi lebih marak dari hari-kehari menuntut supaya presiden mundur dengan tuduhan KKN, maka terjadilah krisis politik yang menimpa pemerintahan Soeharto. 22 Krisis ekonomi yang disusul dengan krisis sosial-ekonomi terjadi menjelang sidang Umum MPR sebagai hasil pemilu tahun 1997 dengan kemenangan Golkar secara mutlak sebagai single majority dengan angka perolehan sebesar 75. Golkar kembali mencalonkan Soeharto sebagai kandidat Presiden masa bakti 1998-2003. Sementara itu telah beredar isu bahwa wakil Presiden yang mendampingi Soeharto adalah B.J. Habibie. Krisis moneter tahun 1997, diperparah dengan utang luar negeri Indonesia sebesar US 137 milyar. Rinciannya US 53,8 milyar merupakan utang pemerintah dan US 83,2 merupakan utang swasta. Utang luar negri ini merupakan utang jangka pendek, sedangkan penggunaan biaya tersebut lebih condong untuk membiayai sektor-sektor non produktif, 22 Ibid., hlm. 172. 13 seperti shopping mall, apartemen, hotel, perkantoran, real state, lapangan golf, tourist resort dan lain-lain semacamnya. 23

B. Proses Lengsernya Presiden Soeharto