Berikut adalah komponen-komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No.1 Paragraf 39 Revisi 2009:
a. neraca, b. laporan laba rugi,
c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas,
e. catatan atas laporan keuangan.
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui
tingkat keuntungan profitabilitas sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak.
Berikut adalah tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam Harahap 2011:18:
a. Screening Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan
kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
b. Understanding Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
c. Forcasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan di masa yang akan datang. d. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemingkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi
keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dengan dilakukannya analisis laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang
Universitas Sumatera Utara
posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.
Berikut beberapa teknik analisis laporan keuangan menurut Harahap 2011:215:
1. Perbandingan laporan keuangan perubahan tahun ke tahun 2. Seri TrendAngka Indeks horizontal
3. Laporan keuangan common size bentuk awam, biasanya dibuat
secara vertikal. 4. Analisis Rasio
a. Likuiditas b. ProfitabilitasRentabilitas
c. Solvabilitas d. Leverage
e. Aktivitas f. Market Baseed Ratio
5. Analisis Khusus a. Ramalan kas
b. Analisis perubahan posisi keuangan c. Laporan variasi gross margin
d. Analisis Break Even e. Analisis Du Pont
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan
Rasio finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian
perusahaan dan prospek di masa datang karena rasio keuangan ini hanya
Universitas Sumatera Utara
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini investor atau
kreditor dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian. Rasio keuangan dikelompokkan dengan istilah yang berbeda-beda
sesuai dengan tujuan analisisnya. Menurut Harahap 2011:301, rasio keuangan yang sering digunakan adalah:
1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos
aktiva lancar dan utang lancar. Berikut adalah beberapa rumus rasio likuiditas:
• Rasio Lancar = Aktiva Lancar
Utang Lancar x 100
• Quick Ratio = Kas + Surat Berharga + Piutang Utang Lancar
x 100 • Rasio Kas atas Aktiva Lancar = Kas x 100
Aktiva Lancar • Rasio Kas atas Utang Lancar = Kas x 100
Utang Lancar • Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva = Aktiva Lancar
Total Aktiva x 100
• Aktiva Lancar dan Total Utang = Aktiva Lancar x 100 Total Utang J. Panjang
2 Rasio SolvabilitasLeverage Rasiosolvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban- kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rumus rasio solvabilitas antara lain:
Universitas Sumatera Utara
• Rasio Utang atas Modal = Total Utang Modal
x 100 • Debt Service Ratio = Laba bersih + Bunga + Penyusutan +
Rasio Pelunasan Utang Beban Non Kas Pembayaran Bunga dan Pinjaman
• Rasio Utang atas Aktiva = Total Utang Total Aktiva
x 100
3 Rasio RentabilitasProfitabilitas Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Beberapa jenis rasio profitabilitas yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
• Profit Margin = Pendapatan Bersih
Penjualan x 100
• Return On Assets = Laba Bersih Total Aktiva
x 100 • Return On Equity = Laba Bersih x 100
Rata-rata Modal • Basic Earning Power = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Total Aktiva x 100
• Earning Per Share = Laba bagian saham bersangkutan Jumlah Saham
x 100 • Contribution Margin = Laba kotor
Penjualan x 100
4 Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rumus rasio aktivitas antara lain:
• Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan x 1 kali
• Receivable Turnover = Penjualan Bersih Rata-rata Piutang
x 1 kali
Universitas Sumatera Utara
• Fixed Asset Turnover = Penjualan x 1 kali Aktiva Tetap Bersih
• Total Asset Turnover = Penjualan Total Asset
x 1 kali
Menurut Harahap 2011:298, analisis rasio mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan,
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit,
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain, 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan, 5. Menstandarisir size perusahaan,
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan secara periodik,
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Selain keunggulan, analisis rasio juga memiliki kelamahan, yaitu: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini, seperti: a. bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif,
b. nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar,
c. klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio,
d. metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bias saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bias menimbulkan kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Profitabilitas