membayar kewajibannya, atau dapat disebut sebagai tuntutan kreditur kepada debitur yang pembayarannya biasanya dilakukan dengan uang.
Pengelolaan piutang secara efisien sangat diperlukan karena akan berpengaruh langsung kepada pendapatan. Meningkatnya proporsi piutang
dalam laporan keuangan perusahaan akan membuat piutang menjadi bagian yang harus ditangani secara seksama.
Piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, berikut ini menurut Suharli 2006 : 202 mengenai pengklasifikasian piutang yaitu:
1. Piutang dagang yaitu jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena transaksi penjualan barang dan jasa.
2. Piutang weselwesel tagihAksep Promes yaitu surat pernyataan berhutang atau janji pelunasan secara tertulis.
3. Piutang lainnya yang meliputi piutang yang berasal bukan dari perdagangan.
Selanjutnya ketiga jenis piutang tersebut dikelompokkan lagi menjadi piutnag afiliasi atau tidak afiliasi. Piutang afiliasi artinya piutang
dari perorangan atau organisasi yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Sedangkan piutang tak terafiliasi artinya piutang dari
perorangan atau entitas bisnis yang bukan pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, yang kita sebut dengan pihak ketiga.
2.1.10 Perputaran Piutang
Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, kadang-
Universitas Sumatera Utara
kadang seluruh piutang usaha digolongkan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian jumlah
piutang usaha yang jangka waktu penagihannya lebih satu tahun atau siklus usaha normal harus diungkapkan dalam catatan atau laporan keuangan.
Dengan demikian, piutang adalah hak perusahaan untuk menuntut pihak lain sehubungan dengan adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, dan
pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk membayar. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya
waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Perhitungan perputaran piutang menurut Riyanto 2008:90 adalah
sebagai berikut: “Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit
bersih dengan saldo rata-rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit.
Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang dihitung dengan rumus:
Perputaran Piutang = Penjualan bersih Piutang rata-rata
x 1 kali
Periode perputaran piutang juga dapat dikonversikan ke hari dengan rumus sebagai berikut:
Periode Perputaran Piutang = Rasio Perputaran Piutang
360 hari
Universitas Sumatera Utara
Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Di
sisi lain, syarat pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat perputaran piutang, dimana tingkat perputaran piutang menggambarkan
berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat
digunakan secara efisien.
2.1.11 Size Perusahaan
Size perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan profitabilitas Ammar, 2003. Semakin besar ukuran
perusahaan akan mengakibatkan biaya yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan
keleluasaan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada
akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan Priharyanto, 2009. Menurut Kusuma 2005:83, ada tiga teori secara implisit
menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain:
a. Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economics of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya
ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.
b. Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, di
dalamnya terdapat teori critical resources.
Universitas Sumatera Utara
c. Teori institusional, mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan
paten, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.
2.1.12 Hubungan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas