Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Penentuan waktu pencuplikan darah

Pemanasan pada suhu tersebut dimaksudkan supaya kandungan air menguap dalam batas waktu 15 menit, sehingga dapat memenuhi persyaratan serbuk yang baik. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar air serbuk biji P. americana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 7,4. Hal ini menyatakan bahwa kadar air serbuk biji P. americana telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

B. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida

Pada penelitian ini dilakukan penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida. Tujuan dari penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida tersebut adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat mengakibatkan kerusakan hepar berupa steatosis yang ditandai dengan adanya peningkatan pada kadar serum ALT dan AST pada hewan uji. Pemejanan terhadap karbon tetraklorida dapat mengakibatkan perlemakan steatosis pada hepar Timbrell, 2009, yang dapat ditandai dengan peningkatan kadar ALT mencapai 50-200 UL Wahyuni, 2005. Berdasarkan penelitian Rajendran, Hemalatha, Akasakalai, MaduKrishna, Sohil, Vita, et al. 2009, terjadinya steatosis ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas ALT dan AST mencapai dua kali lipat terhadap kontrol. Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Janakat dan Al-Merie 2002 dan Martha 2009, dimana kabon tetraklorida pada dosis 2 mlkgBB sudah menimbulkan efek hepatotoksik.

2. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah ini dilakukan untuk mengetahui waktu dimana karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB mampu memberikan efek hepatotoksik yang maksimal yang ditandai dengan peningkatan aktivitas ALT dan AST tertinggi pada hewan uji pada waktu tertentu. Karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB diujikan pada tikus jantan, dan dilakukan pencuplikan darah pada sinus orbitalis hewan uji pada jam ke-0, 24, dan 48. Berdasarkan uji tersebut diperoleh data aktivitas ALT dan AST yang masing-masing tertera pada Tabel. I dan Gambar 5. Tabel. I. Rata-rata aktivitas ALT-AST tikus setelah induksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 mlkgBB saat pencuplikan darah pada jam ke-0, 24, dan 48 n=3 Waktu pencuplikan jam ke- Purata aktivitas ALT ± SE UL Purata aktivitas AST ± SE UL 68,0 ± 9,6 88,3 ± 3,7 24 203,3 ± 15,9 407,7 ± 26,8 48 54,7 ± 5,5 147,3 ± 7,5 Gambar 5. Diagram batang orientasi aktivitas ALT tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada jam ke-0, 24, dan 48 Uji menggunakan Kolmogorov Smirnov pada aktivitas ALT jam ke-0, 24, dan 48 menunjukkan signifikansi masing-masing 0,996 p0,05; 0,850 p0,05; dan 0,944 p0,05. Kemudian dilanjutkan dengan analisis pola searah One Way ANOVA dan diperoleh signifikansi 0,143 p0,05. Data tersebut menunjukkan bahwa variansi data homogen. Lalu dilakukan uji menggunakan Scheffe untuk melihat kebermaknaan antar kelompok yang ditunjukkan pada Tabel. II. Tabel. II. Hasil uji Shceffe aktivitas ALT tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48 Waktu pencuplikan jam ke- Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 - B TB 24 B - B 48 TB B - Untuk data AST, hasil analisis menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada setiap kelompok perlakuan jam ke-0, 24, dan 48 diperoleh signifikansi masing-masing kelompok sebesar 1,000 p0,05; 1,000 p0,05; dan 1,000 p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal, sehingga dilanjutkan analisis data dengan menggunakan uji pola searah One Way ANOVA . Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh signifikansi 0,145 p0,05 yang menunjukkan bahwa variansi data yang diperoleh adalah homogen. Lalu dilakukan uji Scheffe untuk melihat kebermakaan data yang ditunjukkan dalam Tabel. III dan diagram batang hasil pengukuran tersebut pada Gambar 6. Tabel. III . Hasil uji Sceffe aktivitas AST tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48 Waktu pencuplikan Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-0 - B TB Jam ke-24 B - B Jam ke-48 TB B - Gambar 6. Diagram batang orientasi aktivitas AST tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB saat pencuplikan darah jam ke-0, 24, dan 48 Berdasarkan Tabel. I terlihat bahwa rata-rata aktivitas ALT tertinggi pada saat pencuplikan darah jam ke-24, dimana sesuai dengan nilai kerusakan hati ringan dengan kenaikan aktivitas ALT mencapai dua kali lipat Rajendran, et al., 2009, yaitu 203,3 ± 15,9 UL dari aktivitas ALT jam ke-0, dan meningkat tiga kali lipat dari nilai normal ALT 29,8-77,0 UL Hastuti, 2008, dimana peningkatan sebesar tiga kali lipat dapat menyebabkan terjadinya steatosis Zimmerman, 1999. Hal ini juga didukung oleh data AST yang menunjukkan peningkatan aktivitas AST tertinggi pada jam ke-24. Pada Gambar 5. dan Gambar 6. juga terlihat bahwa ada peningkatan aktivitas ALT dan AST pada jam ke 24, dimana nilai tersebut menunjukan perbedaan yang bermakna pada jam ke-24 dibandingkan pada jam ke-0 dan 48. Selain itu, pada jam ke-48, kedua aktivitas serum tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan seperti terlihat pada Gambar 5. dan Gambar 6. yang menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna p0,05 terhadap aktivitas AST jam ke-0, dimana kerusakan hepar yang terjadi sudah kembali pada keadaan normal. Berdasarkan keseluruhan data tersebut, terlihat bahwa efek hepatotoksik yang dimiliki karbon tetraklorida dosis 2mlkgBB menunjukkan efek yang maksimal pada jam ke-24. Oleh karena itu, hasil orientasi ini digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji, yaitu pada jam ke-24 untuk dosis karbon tetraklorida 2 mlkgBB.

C. Hasil Uji Waktu Protektif Pemberian Dekok Biji P. americana Secara

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 112

Efek hepatoprotektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Uji efek hepatoprotektif jangka pendek sediaan dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Uji efek hepatoprotektif jangka pendek sediaan dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alt ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 6

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121