Tabel 4.2 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Fosfor Total
Keterangan : P1
= Lama fermentasi 4 hari P2
= Lama fermentasi 8 hari P3
= Lama fermentasi 12 hari S
= Signifikan NS
= Tidak signifikan
Dari hasil uji Tukey HSD lampiran 4 diketahui bahwa perlakuan fermentasi 4 hari memiliki hasil yang berbeda dan signifikan dengan
fermentasi 12 hari. Pada perlakuan fermentasi 8 hari memiliki kandungan yang signifikan dengan fermentasi 12 hari. Perlakuan lama fermentasi 12 hari juga
menunjukkan hasil yang signifikan antar perlakuan. Sementara itu, perlakuan lama fermentasi 4 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan
lama fermentasi 8 hari. Berdasarkan hasil analisa laboratorium mengenai kandungan unsur
hara kalium, data yang diperoleh dari setiap perlakuan lama fermentasi juga bervariasi. Rerata pengukuran kandungan unsur hara kalium total pada pupuk
cair hasil fermentasi bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka dapat dilihat pada tabel 4.3.
Kode P1
P2 P3
P1 -
NS S
P2 NS
- S
P3 S
S -
Tabel 4.3. Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Kalium Total pada Pupuk Cair Hasil Fermentasi Bayam, Sawi, Kulit Pisang dan Kulit
Semangka No
Perlakuan Hasil Pengukuran
U1 U2
U3 Rerata
1 Fermentasi 4 hari
0,3198 0,2998
0,2926 0,3033
2 Fermentasi 8 hari
0,4284 0,4218
0,4383 0,4290
3 Fermentasi 12 hari
0,2050 0,1932
0,8731 0,4236
Keterangan: U1 : Pengulangan 1
U2 : Pengulangan 2 U3 : Pengulangan 3
Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 4 hari dalam yaitu 0,3198; 0,2998; 0,2926. Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 8 hari
dalam yaitu 0,4284; 0,4218; 0,4383. Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 12 hari dalam yaitu 0,2050; 0,1932; 0,8731. Rerata kandungan
kalium total dengan lama fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12 hari dalam yaitu 03033; 0,4290 dan 0,4236. Kandungan kalium pada kemasan pupuk komersial
adalah 0,49. Jika hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan pupuk cair komersial kontrol positif, kandungan kalium total hasil fermentasi jauh lebih
kecil. Dari tabel diatas diketahui bahwa kandungan kalium total pupuk cair
hasil fermentasi bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka terfermentasi yang tertinggi yaitu pada sampel fermentasi 8 hari sebesar 4290 ppm
0,4290 dibandingkan dengan lama fermentasi 4 hari dan 12 hari. Kandungan kalium total terendah pada sampel fermentasi 4 hari sebesar 3033
ppm 0,3033. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uji normalitas pada aplikasi SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov 0,448 0,05, maka Ho
diterima lampiran 3. Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians yang dihasilkan yaitu dengan nilai levene statistic 15,058 sig 0,005 0,05, pada level probabilitas yang artinya lama fermentasi yang
berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara kalium total pada pupuk cair tidak memiliki variasi yang sama tidak homogen. Kemudian dilanjutkan
dengan uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas adalah sig 0,752 0,05. Hal ini menunjukkan Hi ditolak yang berarti bahwa lama fermentasi yang
berbeda terhadap kandungan kalium total pada sampel tidak menunjukkan perbedaan yang nyata lampiran 4.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Kandungan Fosfor Total pada Pupuk Cair Hasil Fermentasi Bayam, Sawi, Kulit Pisang dan Kulit Semangka
Pada bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka terdapat bahan organik seperti fosfor P yang dapat berfungsi merangsang pertumbuhan
akar, buah dan biji. Fosfor tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, karena masih dalam bentuk senyawa yang perlu dipecah menjadi ion-ion
fosfat yang mudah diserap tanaman. Tanaman hanya menyerap P dalam bentuk senyawa fosfat, terutama H
2
PO
4 -
dan HPO
4 -2
. Beberapa fungsi P ini antara lain sebagai penyusun protein, inti sel,
ATP, asam nukleat DNA dan RNA. Kandungan P yang terukur pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka berasal dari ion-ion fosfat anorganik yang didapat dari hasil pelapukan batuan fosfor yang akan
terserap ke tanah. Ion-ion fosfor ini kemudian diserap tumbuhan melalui perakaran dan digunakan untuk pertumbuhan. Dengan adanya proses
fermentasi yang dilakukan 4, 8 dan 12 hari, berfungsi menguraikan unsur- unsur organik yang ada di dalam sampel sehingga dapat diserap oleh
tanaman dalam waktu cepat. Berdasarkan hasil analisa variansi kandungan fosfor total didapatkan
bahwa lama fermentasi memengaruhi kandungan fosfor total secara signifikan atau terdapat perbedaan yang nyata diantara lamanya waktu
fermentasi yang berbeda. Dari hasil analisa, terdapat perlakuan yang terlihat memiliki pengaruh yang menonjol diantara perlakuan lainnya. Perlakuan
lama fermentasi 12 hari menunjukkan hasil yang signifikan antar perlakuan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh lama
fermentasi terhadap kandungan fosfor total pada pupuk cair. Kemungkinan faktor yang mendukung adanya perbedaan nyata kandungan fosfor total
dengan lama fermentasi yang berbeda dikarenakan aktivitas mikroba Lactobacillus sp., Streptomyces sp., jamur pengurai selulosa dan ragi yang
dapat merombak fosfor sehingga memengaruhi kenaikan kandungan P total Yuwono, 2006. Selain itu juga dipengaruhi oleh substrat pada bahan
organik yang digunakan yaitu bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka. Peran mikroba dalam proses fermentasi saling berkesinambungan.
Menurut Yuwono 2006 Lactobacillus sp. selama proses fermentasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berperan meningkatkan percepatan perombakan bahan organik dan menghancurkan bahan organik. Peran Streptomyces sp. menghasilkan zat
anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Jamur fermentasi berperan dalam menguraikan bahan organik dan menghasilkan
alkohol dan zat antimikroba. Melalui proses fermentasi, ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino
dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik dan akar-akar tanaman.
Substrat sebagai sumber karbohidrat merupakan bahan baku fermentasi yang mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Sumber utama dalam pembuatan pupuk cair ini yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme itu
sendiri. Sumber karbohidrat dalam penelitian ini adalah bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka. Glukosa dari tetes tebu molasses yang
digunakan sebagai nutrisi bagi bakteri Saccharomyces cerevisiae selama fermentasi dan sumber mikroorganisme berasal dari bioaktivator EM4.
Kandungan fosfor dalam substrat digunakan oleh sebagian besar mikroorganisme untuk membangun sel mikroorganisme tersebut. Sejumlah
mikrorganisme menghasilkan enzim fosfatase sehingga proses mineralisasi fosfor terjadi sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat Stofella dan Brian
2001 bahwa perombakan bahan organik dan proses mineralisasi fosfor terjadi
karena adanya
enzim fosfatase
yang dihasilkan
oleh mikroorganisme.