Dasar Teori TINJAUAN PUSTAKA

meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kendang Parman, 2007. Kandungan dalam pupuk organik cair ini meliputi enam belas unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi menjadi : a. Unsur hara makro primer, terdiri dari Karbon C, Oksigen O, Hidrogen H, Nitrogen N, Fosfor P dan Kalium K. b. Unsur hara makro sekunder, terdiri dari Kalsium Ca, Sulfur S dan Magnesium Mg. c. Unsur hara mikro, terdiri dari Boron B, Klor Cl, Tembaga Cu, Besi Fe, Mangan Mn, Zeng Zn dan Molibden Mo. Dari semua jenis unsur hara tersebut, yang paling utama dibutuhkan oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Nitrogen N, Fosfor P dan Kalium K. Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik mecegah terjadinya erosi, pengerakan permukaan tanah crusting dan retakan pada tanah. Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Parman, 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Fermentasi Fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentransformasikan senyawa kimia kompleks menjadi lebih sederhana. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada tanaman. Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit-unit glukosa dengan bantuan enzim amilase dan enzim glukosidase, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi alkohol Affandi, 2008. 5. Tetes Tebu molasses Tetes Tebu molasses adalah sejenis sirup yang merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Prosesnya merupakan proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon C dan nitrogen N yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi dan menyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI molasses terdapat nutrisi bagi bakteri Sacharomyces cereviceae Wijaya, 2008. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi berlangsung dengan sempurna. Selain itu, berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi 64 disertai berbagai nutrien yang diperlukan jasad renik juga dapat meningkatkan kecepatan fermentasi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif singkat Wijaya, 2008. 6. EM4 Effective Microorganism-4 EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat Lactobacillus sp., bakteri fotosintetik Rhodopseudomonas sp., Actinomycetes sp., Streptomicetes sp., dan ragi yeast atau yang sering digunakan dalam pembuatan tahu Utomo, 2009. EM4 mempunyai beberapa manfaat diantaranya: a. Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. b. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan. d. Membersihkan air limbah dan meningkatkan kualitas air pada perikanan. e. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman serta menjaga kestabilam produksi Utomo, 2009. Tabel 2.1 Fungsi mikroorganisme dalam EM4 Nama Fungsi Bakteri fotosintesis 1. Membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya misalnya hidrogen sulfida dengan menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat itu antara lain asam amino, asam nukleik, zat-zat bioaktif dan gula. Semuanya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 2. Meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Bakteri Asam Laktat 1. Menghasilkan asam laktat dari gula. 2. Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan misalnya Fusarium. 3. Meningkatkan percepatan perombakan bahan organik. 4. Dapat menghancurkan bahan-bahan organik. Ragi 1. Membentuk zat antibakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosistesis. 2. Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar Actinomycetes 1. Menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan bahan organik. 2. Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri. Jamur fermentasi 1. Menguraikan bahan organik secara tepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat antimikroba. 2. Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga dan ulat yang merugikan. Yuwono, 2006 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Standar Pupuk Organik Cair Standar kualitas unsur makro pupuk organik berdasarkan SNI 19-7030- 2004 dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Kualitas Pupuk Organik Cair No. Parameter Satuan Minimal Maksimal 1 Kadar Air 50 17 2 Temperatur Suhu air tanah 3 Warna Kehitaman 4 Bau Berbau tanah 5 Ukuran partikel Mm 0.55 25 6 Kemampuan ikat air 58 7 Ph 6.80 7.49 8 Bahan asing 1.5 Unsur makro 9 Bahan organic 27 58 10 Nitrogen 0.40 11 Karbon 9.80 32 12 Fosfor 0.10 13 CN rasio 10 20 14 Kalium 0.20 Bakteri 15 Fecal coli MPNgr 1000 16 Salmonella MPNgr 3 SNI : 19-7030-2004 8. Unsur Hara Tanaman Unsur hara tanaman adalah unsur yang diserap oleh tumbuhan. Menurut Hanafiah 2007, unsur kimiawi yang dianggap esensial sebagai unsur hara tanaman adalah jika memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: a. Unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Unsur ini tersedia agar tanaman dapat melengkapi siklus hidupnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Jika tanaman mengalami defesiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur tersebut. Unsur hara makro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm disebut mikro esensial Hanafiah, 2007. Unsur hara makro terdiri dari Nitrogen N, Fosfor P, Kalium K. Unsur hara mikro terdiri dari Boron B, Tembaga Cu, Besi Fe, Mangan Mn, Zeng Zn. 9. Fosfor Fosfor merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel, sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H 2 PO 4 - dan HPO 4 -2 . Secara umum, fungsi dari fosfor dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai. b. Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya. c. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. d. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian, fosfor juga sebagai penyusun lemak dan protein. Didalam tanah fungsi fosfor terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik. Dengan demikian hanya sebagian kecil saja yang terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fosfat. Bagian-bagian tubuh yang berkaitan dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata mengandung fosfor Sutedjo, 2002. Tanah yang kekurangan fosfor akan merugikan bagi tanaman. Gejala yang tampak ialah warna daun seluruhnya berubah tua dan sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kekuningan. Jika tanamannya berbuah, maka buahnya kecil dan lekas matang Lingga dan Marsono, 2008. Hara fosfor yang terdapat dalam pupuk cair akan lebih efektif penggunaanya dibandingkan dengan pupuk padat karena pengaplikasiannya yang langsung pada tanaman mengakibatkan fosfor tidak akan mudah tercuci oleh air dan dapat langsung diserap olah tanaman. 10. Kalium Kalium diserap dalam bentuk K + terutama pada tanaman muda. Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Zat kalium mempunyai sifat mudah larut dan hanyut, selain itu mudah difiksasi dalam tanah. Kalium berperan membantu : a. Pembentukan protein dan karbohidrat. b. Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman. c. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit. d. Meningkatkan kualitas bijibuah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kalium banyak terdapat dalam jaringan muda, pada sel tanaman zat ini terdapat sebagai ion didalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmosis. Samekto 2008 menyatakan bahwa peranan unsur K dalam tanaman dapat dikelompokan menjadi empat: a. Netralisasi asam organik Karena kelimpahannya ion bermuatan positif ini dapat menyeimbangi muatan negatif gugus-gugus anion dari molekul seperti asam-asam organik. b. Ion K aktif dalam osmosis Ion K berperan vital dalam hubungannya dengan air, ion K meningkatkan turgor sel pada titik-titik tumbuh dan membantu dalam pemekaran sel. c. Peran dalam transfor pada membran sel Gradien elektrokemis tidak stabil menyebrangi membran oleh pergerakan ion H, ion K bergerak dengan arah berlawanan terhadap gerakan ion H. Ini penting dalam bekerjanya kloroplas fotosintesis, mitokondria respirasi dan transport translokasi floem. d. Aktivitas enzim Lebih dari 60 enzim membutuhkan ion monovalensi untuk aktivitasnya. Dalam hampir setiap kasus, ion K adalah ion yang paling efisien dalam mempengaruhi aktivitas enzim tersebut. 11. Bayam Hijau Amaranthus sp. Bayam Amaranthus sp. banyak dikonsumsi sebagai sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara berkembang. Bayam mengandung gizi yang tinggi dan komposisinya sangat lengkap Rukmana, 1994. Klasifikasi tanaman bayam hijau dapat dijabarkan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Familia : Amaranthusceae Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus L. Morfologi tanaman bayam yaitu memiliki sistem perakaran yang menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang. Batang tegak, tebal dan banyak mengandung air. Tanaman bayam berbentuk perdu semak, daun bulat telur dan ujung meruncing. Tanaman bayam hijau dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Bayam hijau Amaranthus sp. Tabel 2.3 Kandungan gizi pada daun bayam per 100 gram bahan zat Zat Gizi Nilai Gizi Kalori Kal 36,0 Protein gram 3,5 Karbohidarat gram 0,5 Calsium mg 267,0 Fosfor mg 67,0 Vitamin A S.I 6.090,0 Vitamin B mg 0,1 Vitamin C mg 80,0 Air gram 71,0 Zat besi mg 3,9 Departemen Kesehatan RI, 1981 12. Sawi Hijau Brassica rapa Salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah sawi. Sawi merupakan salah satu sayuran yang mengandung zat gizi yang cukup lengkap sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan sayuran, baik segar maupun diolah. Sebagai bahan makan sayuran, sawi mengandung gizi yang cukup lengkap, sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk mempertahankan kesehatan tubuh Cahyono, 2003. Klasifikasi tanaman sawi hijau dapat dijabarkan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotyledone Ordo : Rhoeadales Brassicales Familia : Cruciferae Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica rapa L. Cahyono, 2003 Morfologi tanaman sawi yaitu memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Batang sawi pendek dan beruas-ruas. Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan pada umumnya pola pertumbuhan berbentuk daunnya roset. Tanaman sawi dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Sawi Hijau Brassica rapa L. Kandungan gizi sawi hijau Brassica rapa L. setiap 100 g dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g Komposisi Kadar Protein g 2,3 Lemak g 0,4 Karbohidrat g 4,0 Kalsium mg 220 Fosfor mg 38,0 Besi mg 2,9 Vitamin A mg 1.940,0 Vitamin B mg 0,09 Vitamin C mg 102 Energi kal 22,0 Seratg 0,7 Air g 92,2 Departemen Kesehatan RI, 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Kulit Pisang Musa paradisiaca Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Kedudukan taksonomi, tanaman pisang adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Liliopsida Ordo : Zingiberales Familia : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca Tjitrosoepomo, 2002 Kulit pisang itu sendiri sekitar 13 bagian dari buah pisang. Sejauh ini pemanfaatan sampah kulit pisang masih kurang, hanya sebagian orang yang memanfaatkan sebagai pakan ternak. Kulit pisang dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Kulit Pisang Komposisi zat gizi kulit pisang dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini: Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 g bahan Zat Gizi Kadar Air g 68,90 Karbohidrat g 18,50 Lemak g 2,11 Protein g 0,32 Kalsium mg 715 Fosformg 117 Zat besi mg 1,60 Vitamin B mg 0,12 Vitamin C mg 17,50 Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1982 14. Kulit Semangka Citrullus vulgaris Kulit semangka kaya akan mineral dan kandungan air yang tinggi sehingga masih berguna dan banyak manfaatnya. Klasifikasi tanaman semangka dapat dijabarkan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Ordo : Violales Familia : Cucurbitaceae Genus : Citrullus Spesies : Citrullus vulgaris Buah semangka berbentuk bulat sampai bulat telur oval. Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya manis. Kulit buah semangka dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Kulit Semangka Menurut Leung, dkk. 1972, komposisi kimia kulit semangka dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.6 Kandungan Gizi Kulit Semangka Kandungan Zat Jumlah Air g 94,00 Protein kal 1,60 Lemak g 0,10 Karbohidrat g 3,20 Kalsium mg 31,00 Fosfor mg 11,00 Kalium mg 82,00 Magnesium mg 10 Zat besi g 0,50 Leung, dkk., 1972 15. Spektrofotometer Ultraviolet dan Tampak Visibel Spektrofotometer sebuah instrumen yang mengukur absorbansi atau penyerapan cahaya dengan energi panjang gelombang tertentu oleh suatu atom atau molekul. Molekul dalam daerah energi ini akan mengalami transisi elektron. Spektrofotometer UV-Vis merupakan suatu spektroskopi absorbansi berdasarkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang 160-780 nm. Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200- 800 nm Gandjar dan Rohman, 2007. Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis dengan komponen- komponennya meliputi sumber-sumber sinar, monokromator, dan sistem optik. a. Sumber-sumber lampu; lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel pada panjang gelombang antara 350-900 nm. b. Monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen-komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah slit. Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati spektrum. c. Optik-optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar melewati 2 kompartemen, dan sebagaimana dalam spektrofotometer berkas ganda double beam, suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengkoreksi pembacaan atau spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai blanko dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel atau pereaksi Gandjar dan Rohman, 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Spektrofotometer Serapan Atom SSA Secara umum, komponen-komponen spektrofotometer UV-VIS adalah sama dengan spektrofotometer AAS Absorption Atomic Spectrofotometry. Keduanya mempunyai komponen yang terdiri dari sumber cahaya, tempat sampel, monokromator, dan detektor. Analisa sampel di lakukan melalui pengukuran absorbansi sebagai fungsi konsentrasi standar dan menggunakan hukum Beer untuk menentukan konsentrasi sampel yang tidak diketahui. Kondisi AAS untuk analisis K dapat diukur dengan panjang gelombang 766,5 nm Khopkar, 1990.

B. Penelitian Yang Relevan

Listyana 2016 melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Daun Lamtoro dan Ekstrak Tauge Dengan Penambahan Urine Sapi untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kandungan Nitrogen dan Fosfor pada pupuk organik cair dari ekstrak daun lamtoro dan ekstrak tauge dengan penambahan urine sapi. Penelitian dilakukan di Rumah Kompos UMS dan pengujian kandungan makronutrien nitrogen dan fosfor di Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Maret 2016. Metode penelitian ini dengan dua faktor yaitu faktor 1 : konsentrasi ekstrak daun lamtoro 82 ml:ekstrak tauge 168 ml K1, konsentrasi ekstrak daun lamtoro 125 ml:ekstrak tauge 125 ml K2, konsentrasi ekstrak daun lamtoro 168 ml:ekstrak tauge 82 ml K3 dan faktor 2 : Urine sapi 75 ml I1, 80 ml I2, 85 ml I3. Parameter yang diamati yaitu kandungan N dan P pada pupuk organik cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi terdapat pada perlakuan K3I1 yaitu 0,40 dan kandungan nitrogen terendah terdapat pada perlakuan K1I1 yaitu 0,15 ml. Sedangkan kandungan fosfor tertinggi terdapat pada perlakuan K2I1 yaitu 185,61 ppm dan kandungan fosfor terendah terdapat pada perlakuan K3I2 sebesar 118,46 ppm. Mujiatul 2013 juga melakukan penelitian yang sejenis berjudul “Peningkatan Kadar N, P Dan K Pada Pupuk Cair Limbah Tahu Dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko Thitonia diversivolia”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kadar NPK pada pupuk cair limbah tahu, waktu optimal untuk fermentasi limbah cair tahu, dan banyaknya tanaman matahari meksiko yang ditambahkan agar diperoleh kadar NPK tertinggi. Pada penentuan kadar P dan K sampel dianalisis dengan spektrofotometer. Kadar N tertinggi sebesar 0,0732 didapat dari sampel fermentasi 4 hari dengan komposisi serbuk matahari meksiko 9 gr dan pupuk induk sebanyak 200 ml. Begitu juga dengan P dan K tertinggi yaitu 0,08406 dan 0,7189 yang didapat dari sampel fermentasi 4 hari dengan penambahan serbuk matahari meksiko sebanyak 9 gram.

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan pupuk anorganik dapat meninggalkan residu kimia yang berbahaya. Menanggulangi permasalahan tersebut, diupayakan pemanfaatan pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan dapat memperbaiki kondisi tanah. Bayam dan sawi merupakan tanaman sayuran yang memiliki kandungan gizi dan mineral yang tinggi. Kulit pisang dan kulit semangka yang saat ini belum dimanfaatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI secara maksimal memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik. Kandungan fosfor dan kalium pada tanaman sayur bayam, sawi, kulit semangka dan kulit pisang dapat menjadi tambahan sumber unsur hara dalam tanah. Waktu fermentasi berfungsi menguraikan unsur-unsur organik yang ada di dalam pupuk organik cair sehingga dapat diserap oleh tanaman disekitarnya. Bahan baku pembuatan pupuk organik cair bermacam-macam dengan memanfaatkan bahan-bahan atau limbah yang tersedia di lingkungan setempat, sehingga kandungan unsur hara dan mikroorganismenya juga bervariasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan dari pupuk organik cair ini sehingga akan diketahui manfaat yang lebih spesifik dan efektif dari masing-masing unsur hara.

D. Hipotesis

1. Kandungan fosfor total yang terdapat dalam pupuk cair hasil fermentasi bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka dengan penambahan EM4 sekitar 0,025. Kandungan kalium total yang terdapat dalam pupuk cair hasil fermentasi bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka dengan penambahan EM4 yaitu sekitar 0,176. 2. Lama fermentasi 12 hari yang optimal untuk mendapatkan kandungan fosfor dan kalium total tertinggi pada pupuk cair bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

12 85 63

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO TERHADAP Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Kelor Dengan Penambahan Ekstrak Limbah Kulit Buah Kakao Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam.

0 7 12

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Kelor Dengan Penambahan Ekstrak Limbah Kulit Buah Kakao Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam.

0 4 13

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor dengan Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.

0 3 10

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor dengan Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.

0 3 14

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL.

0 0 13

PENDAHULUAN PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL.

0 0 5

Pengaruh lama fermentasi pupuk cair bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka terhadap kandungan fosfor dan kalium total dengan penambahan bioaktivator EM4.

0 1 119

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

0 0 11

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

0 0 11