Batasan Masalah Alat dan Bahan

a. Pemotongan setiap bahan dasar Setiap bahan dasar terdiri dari sayur bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka masing-masing sebanyak 1 kg dengan perbandingan 1:1:1:1. Total berat bahan dasar yang digunakan sebanyak 4 kg. Kemudian pengecilan ukuran bahan baku dilakukan dengan mencacah bayam, sawi, kulit semangka dan kulit pisang menjadi potongan kecil kira-kira 2 cm dengan tujuan agar memudahkan proses dekomposisi bahan organik dari bahan baku dan mempercepat penguraian selama masa fermentasi. Gambar 3.1 Tahap pemotongan bahan dasar b. Pencampuran bahan dasar Sayur bayam, sawi, kulit pisang, dan kulit semangka yang telah dicacah kemudian diaduk rata di ember besar. Tujuannya agar semua bahan tercampur merata. Gambar 3.2 Tahap pencampuran semua bahan dasar c. Pembagian bahan dasar Setelah itu, bahan dasar dibagi rata ke dalam 9 buah toples plastik sebanyak 440 g. Gambar 3.3 Tahap pembagian masing-masing bahan dasar d. Pembuatan larutan untuk fermentasi Pada kemasan EM4 tertulis petunjuk pembuatan pupuk organik cair dengan ketentuan 1 L EM4 + 1 L tetes tebu + 50 L air kemudian dicampur rata dengan 20 kg bahan pupuk cair. Penelitian ini dibuat dengan skala kecil dan dilakukan pra-penelitian. Pembuatan larutan kemudian dibuat dengan perbandingan 1 : 1 : 48 90 ml EM4, 90 ml tetes tebu dan air 4320ml kemudian diaduk rata di dalam ember besar. Masing-masing toples diberi volume 500 ml kemudian dikocok rata, ditutup rapat. e. Tahap fermentasi Sampel siap difermentasi dengan lama waktu 4, 8 dan 12 hari dengan kondisi anaerob. Kondisi anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik tanpa menggunakan oksigen. Setiap dua hari sekali dilakukan pengadukan dengan cara mengguncang-guncangkan toples. Ciri fisik pupuk cair yang baik adalah berwarna kuning kecoklatan dan berbau bahan pembentuknya sudah membusuk. Hasil fermentasi disaring untuk memisahkan cairan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

12 85 63

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO TERHADAP Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Kelor Dengan Penambahan Ekstrak Limbah Kulit Buah Kakao Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam.

0 7 12

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH KAKAO Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Kelor Dengan Penambahan Ekstrak Limbah Kulit Buah Kakao Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam.

0 4 13

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor dengan Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.

0 3 10

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor dengan Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.

0 3 14

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL.

0 0 13

PENDAHULUAN PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN JENIS KULIT PISANG TERHADAP KADAR ALKOHOL.

0 0 5

Pengaruh lama fermentasi pupuk cair bayam, sawi, kulit pisang dan kulit semangka terhadap kandungan fosfor dan kalium total dengan penambahan bioaktivator EM4.

0 1 119

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

0 0 11

Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Manisan Kulit Semangka

0 0 11