Kerangka Konseptual Hipotesis Deskripsi Obyek Penelitian .1 Gambaran Umum Perusahaan

suatu produk dengan harga yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik, sedangkan apabila harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik. Berdasarkan teori dan uraian di atas, selain mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk, harga yang kompetitif juga dapat mendorong minat beli konsumen terhadap suatu produk karena produk tersebut dianggap ekonomis, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau searah antara harga terhadap minat beli konsumen.

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kualit as Produk X1 Harga X2 M inat Beli Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teori yang ada, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga kualitas produk yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan minat beli konsumen helm BMC tipe open face. 2. Diduga harga yang kompetitif akan memberikan kontribusi terhadap minat beli konsumen helm BMC tipe open face. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya.

3.1.1 Definisi Operasional 1.

Kualitas produk X 1 Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk Kotler, 1997:49. Mutu kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Adapun indikator pada kualitas produk menurut Aldaan Faikar Annafik dan Mudji Rahardjo 2012 adalah sebagai berikut: a. Performance X 1 1 Kemudahan dan kenyaman pada saat menggunakan helm BMC. b. Reability X 1 2 Helm BMC jarang mengalami gangguan fungsi seperti pengait kaca atau kancing helm yang macet. c. Feature X 1 3 Keberadaan fitur tambahan yang terdapat pada helm BMC seperti anti maling, kaca double visor, serta aksesoris untuk aerodinamis helm. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Aesthetic X 1 4 Warna serta motif yang menarik pada helm BMC. e. Conformance X 1 5 Kualitas helm BMC telah memenuhi standar SNI. f. Serviceability X 1 6 Kemudahan memperbaiki dan menggati onderdil pada helm BMC apabila terjadi kerusakan pada komponen helm. g. Durability X 1 7 Umur ekonomis helm BMC yang tinggi atau awet. h. Perceived quality X 1 8 Helm BMC merupakan helm berkualitas tinggi.

2. Harga X

2 Harga adalah faktor terpenting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak Pepadri, 2002. Adapun indikator pada harga menurut Aldaan Faikar Annafik dan Mudji Rahardjo 2012 adalah sebagai berikut: a. Keterjangkauan harga X 2 1 Keterjangkauan harga helm BMC. b. Kesesuaian harga dengan kualitas X 2 2 Kesesuaian harga helm BMC dengan kualitas yang dimiliki. c. Daya saing harga X 2 3 Daya saing harga helm BMC dibandingkan dengan produk helm lain yang sejenis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Kesesuaian harga dengan manfaat X 2 4 Kesesuaian harga yang ditawarkan helm BMC dengan manfaat yang didapatkan konsumen. 3. Minat Beli Y Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan Sukmawati dan Suyono dalam Annafik dan Raharjo, 2012. Adapun indikator minat beli menurut Aldaan Faikar Annafik dan Mudji Rahardjo 2012 adalah sebagai berikut: a. Frekuensi mencari informasi Y 1 Konsumen sering mencari informasi tentang helm BMC sebelum membeli. b. Keinginan segera membeli Y 2 Konsumen ingin segera membeli helm BMC. c. Minat preferensial Y 3 Konsumen lebih berminat membeli helm BMC daripada helm merek lain yang sejenis.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan lima poin skala likert likert scale. Skala likert merupakan metode pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Analisis dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pertanyaan atau pernyataan yang berasal dari indikator-indikator variabel penelitian yang berkaitan dengan obyek penelitian dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 5 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut: Sangat tidak setuju Sangat Setuju

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seoran peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian Ferdinand, 2002. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang hendak membeli dan menggunakan helm BMC tipe open face Galeri Helm Bratang Surabaya.

3.2.2 Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu dengan Purposive Sampling Penarikan sampel berdasarkan kriteria. Ciri-ciri atau kriteria sampel tersebut adalah: 1. Mengetahui produk helm BMC. 2. Berusia 17 – 50 tahun. Jumlah sampel yang digunakan menurut Ferdinand 2002:48 yaitu : 5 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation. - Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. - Karena terdapat 15 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 x 7 = 105 maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 105 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

a. Data Primer Data primer yang diolah dalam penelitian produk helm BMC tipe open face di Galeri Helm Bratang Surabaya diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna dan calon pembeli produk helm BMC tipe open face. b. Data Sekunder Data pendukung yang diperoleh dari perusahaan atau usaha bisnis yang bersangkutan, dalam hal ini obyek yang diteliti.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung kepada calon pembeli dan pengguna helm BMC tipe open face yang berkunjung ke Galeri Helm Bratang Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut: a. Observasi Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti- bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian. b. Kuesioner Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen produk helm BMC tipe open face yang berkunjung ke Galeri Helm Bratang Surabaya untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari konsumen.

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square PLS, metode Partial Least Square PLS merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuruan skala ukuran variable tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Ghozali, 2011:18-19 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Inner Model Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural: η 1 = γ 11 ξ 1 + γ 12 ξ 2 + ζ Keterangan:  η = Variabel Laten Endogen Variabel Terikat  ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas  γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen  ζ = Galat model structural Sofyan Yamin, 2011: 38 2. Outer Model Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model. Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali, 2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten Sofyan Yamin, 2011:10 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas: X 1 = X 1  1 +  1 X 2 = X 2  1 +  2 X 3 = X 3  1 +  3 X 4 = X 4  1 +  4 X 5 = X 5  1 +  5 X 6 = X 6  1 +  6 X 7 = X 7  1 +  7 dan seterusnya sampai X 12 = X 12  1 +  12 Keterangan:  X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen   adalah variabel laten eksogen  X adalah loading faktor variabel eksogen   adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Sofyan Yamin, 2011: 37 Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat Y 1 = Y 1  1 +  1 Y 2 = Y 2  1 +  2 Y 3 = Y 3  1 +  3 Keterangan:  Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen   adalah variabel laten endogen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Y adalah loading faktor variabel endogen   adalah galat pengukuran pada variabel endogen Sofyan Yamin, 2011:38 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25. b. Discriminant Validity Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2011:25. c. Composite Reliability Composite reliability blok indicator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk Ghozali, 2011:25-26. 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan diukur dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2011:26.

3.4.2. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik untuk outer model adalah: Ho : λi = 0 : indikator yang digunakan dapat memprediksi variabel laten. H1 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi variabel laten. Hipotesis Statistik untuk inner model adalah: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hipotesis 1: Ho: γi=0 : Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap minat beli konsumen helm BMC tipe open face. H1: γi≠0 : Tidak ada pengaruh positif antara kualitas produk terhadap minat beli konsumen helm BMC tipe open face. Hipotesis 2: Ho: γi=0 : Terdapat pengaruh positif antara harga terdapat minat beli konsumen helm BMC tipe open face. H1 : γi ≠ 0 : Tidak ada pengaruh positif antara harga terdapat minat beli konsumen helm BMC tipe open face. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 3.1 Model Penelitian Kualitas Produk X1 Minat Beli Y Harga X2 Frekuensi mencari informasi Y1 Minat preferensial Y3 Keinginan segera membeli Y2 Reability X 1 2 Performance X 1 1 Feature X 1 3 Aesthetic X 1 4 Conformance X 1 5 Serviceability X 1 6 Durability X 1 7 Perceived Quality X 1 8 Keterjangkauan harga X 2 1 Kesesuaian harga dengan kualitas X 2 2 Daya saing harga X 2 3 Kesesuaian harga dengan manfaat X 2 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini, obyek penelitian yang dituju adalah Galeri Helm Bratang Surabaya yang merupakan salah satu pusat penjualan helm yamn berada di kawasan Bratang Surabaya. Lokasi obyek penelitian ini sangat strategis, yaitu di Jl. Manyar 57C Bratang Surabaya. Galeri Helm Bratang merupakan salah satu cabang dari Galeri Helm Surabaya yang berada di kawasan Tambaksari Jl. Kapas Krampung 49. Pemilik Galeri Helm Bratang adalah bapak Hafidz yang telah mendirikan dan memegang lisensi Galeri Helm Surabaya sejak bulan Desember tahun 2010. Galeri Helm Bratang Surabaya menyediakan banyak varian atau jenis helm untuk berbagai segmen antara lain INK, KYT, dan BMC yang merupakan produksi dari DMI 1 serta VOG dan MAZ yang merupakan produksi dari DMI 2. Helm INK dan KYT biasa diminati konsumen menengah keatas, usia muda, dan komunitas bikers, hingga BMC dan VOG yang biasa diminati konsumen menengah kebawah dan usia dewasa. Sampai sekarang Galeri Helm Bratang Surabaya ini keberadaannya tetap eksis dan berkembang baik dari jumlah customer yang melakukan transaksi pembelian dan omset yang diperoleh. Alasan peneliti memlih Galeri Helm Bratang Surabaya sebagai objek penelitian antara lain sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Galeri Helm Bratang Surabaya memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu di jalan Manyar 57C depan Kebun Bibit dimana lalu lintas sangat ramai sehingga banyak masyarakat dapat dengan mudah mengetahui Galeri Helm Bratang ini. Selain itu lokasi yang sangat dekat dengan kawasan kampus dan sekolah seperti Unitomo, Untag dan Perbanas sehingga sangat memungkinkan untuk menarik minat konsumen dari kalangan mahasiswa.  Galeri Helm Bratang Surabaya menyediakan produk helm yang berkualitas tinggi dan sebagian besar telah berstandar SNI seperti INK, KYT, BMC dsb. Galeri Helm Bratang surabaya juga menyediakan banyak varian helm yang dapat memenuhi kebutuhan semua konsumen, baik segmen menengah kebawah maupun menengah keatas, baik yang tua maupun muda. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik bagi konsumen dari segala segmen untuk membeli helm di Galeri Helm Bratang Surabaya.  Peneliti lebih mudah dalam melakukan proses penelitian karena lokasi yang terjangkau dan juga strategis sehingga memungkinkan untuk memperoleh responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Selain itu peneliti lebih mudah dalam memperoleh informasi berupa data penjualan dari pemilik Galeri Helm Bratang Surabaya. 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Dekripsi Karakteristik Responden