mempengaruhi minat konsumen untuk membeli Aldaan Faikar Annafik dan Mudji Rahardjo, 2012.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM 2004 menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh
terhadap minat beli. Pendapat dari Schiffman dan Kanuk 1997 menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka
untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli. Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang sama baiknya
dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Bagi calon pemakai,
kualitas produk ini memang harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud.
Berdasarkan teori dan uraian di atas, kualitas produk yang baik atau tinggi dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan minat beli konsumen terhadap
suatu produk dan begitu pula sebaliknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau searah antara kualitas produk terhadap minat beli
konsumen.
2.2.8 Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli
Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Zeithmal 1988 menyatakan
bahwa harga merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Penelitian dari Raharso 2005 membuktikan bahwa
harga yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh untuk menimbulkan minat beli.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya Sweeney,et.al,
2001. Menurut Aldaan Faikar Annafik dan Mudji Rahardjo 2012, harga
merupakan salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya akan berpengaruh terhadap minat pembelian. Harga seringkali dikaitkan dengan kualitas, konsumen
cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensial dari suatu produk. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang
melatar belakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan
nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih
ekonomis, kerena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak
tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih
besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Sebaliknya, apabila konsumen
menganggap bahwa manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai yang positif. Para konsumen tertarik untuk
mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai yang di persepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suatu produk dengan harga yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik, sedangkan apabila harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik.
Berdasarkan teori dan uraian di atas, selain mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk, harga yang kompetitif juga dapat
mendorong minat beli konsumen terhadap suatu produk karena produk tersebut dianggap ekonomis, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
atau searah antara harga terhadap minat beli konsumen.
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kualit as Produk X1
Harga X2
M inat Beli Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.