Unit Analisis Corpus Penelitian

3.3 Unit Analisis

Peneliti ini menggunakan leksia Roland Barthes sebagai unit analisis.Leksia merupakan satuan bacaan.Leksia ini dapat berupa beberapa kata, satu kalimat, beberapa kalimat, sebuah paragraph, atau beberapa paragraph dari teks novel Wiwid Prasetyo berjudul Orang Miskin Dilarang Sekolah yang menyiratkan kehidupan Orang miskin sesuai dengan subyek penelitian. Penelitian ini tidak menggunakan sintagmata paradigma sebagai unit analisis karena naratif structural yang ditawarkan roland barthes lebih mempermudah untuk menganalisis teks.

3.4 Corpus Penelitian

Corpus merupakan sekumpulan bahan terbatas yang ditentukan pada perkembangan oleh analisis dengan semacam kesemenaan, Corpus haruslah cukup luas untuk memberi tanggapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya akan memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan lengkap. Corpus juga bersifat semohomogen mungkin Kurniawan, 201:70. Corpus pada penelitian ini adalah teks novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” karya Wiwid Prasetyo berupa leksia-leksia yang mengandung unsur kemiskinan. Kemiskinan disini mengacu pada miskinnya ilmu pendidikan yang diterima oleh masyarakat dan tidak mau untuk belajar betapa pentingnya membaca dan menulis di kehidupan mereka. Dalam penelitian kualitatif ini diperlukan suatu batasan masalah yang disebut corpus dalam novel berkaitan dengan kemiskinan. Corpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas atau berbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisa kesamaan. Menurut Barthes Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur- unsurnya akan memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan yang lengkap Kurniawan, 2001:70. Corpus pada penelitian ini adalah teks pada novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” karya Wiwid Prasetyo yang menunjukkan suatu bentuk kemiskinan. Dalam teks novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” karya Wiwid Prasetyo, terdapat 8 leksia yang menujukkan adanya unsur kemiskinan orang miskin dilarang sekolah yaitu : 1. Mau miskin, mau kaya, tiap orang punya kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.hal 97 2. Tetapi meskipun begitu, penampilan mereka lain dari biasanya. Mereka memakai celana pendek sepaha berwarna merah, tanpa sabuk, dan baju putih yang telah kusam, di pundaknya melingkar tas cangklong berwarna putih, rupanya tas karung gandum itulah penanda kalau mereka kini telah sekolah. hal 86 3. Kok, kelasnya cuma seperti ini, aku kira mewah, kata Yudi memandang ruang sekolah dari luar. Huss, yang penting belajarnya, bukan ruangannya, Aku mencoba menyadarkan mereka dengan tujuan semula. hal 87 4. Iya Pak, maaf Pak kalau pakaian kami seperti ini, karena kami memang tak punya uang untuk membeli seragam baru dan tas seperti murid-murid disini.hal 91 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Tabungan kami tak cukup untuk membeli sepatu , sepatu paling rombeng sekalipun harganya diatas dua puluh ribu, itu uangku menyambit rumput selama sepuluh hari, kata Pambudi dengan raut muka memelas. hal 91 6. Meskipun satu dua orang murid-murid di I-2 adalah anak orang kaya, tetapi mereka tak dapat mempengaruhi murid-murid lainnya yang berekonomi sedang, mereka tenggelam dalam alam demokrasi yang tanpa sadar mereka lakukan, hanya saja untuk menguji mental anak baru, agaknya satu pelajaran untuk menguji mereka harus mereka lalui. hal 95 7. Rata-rata murid di SD Kartini berasal dari golongan ekonomi menegah, satu dua murid justru berasal dari golongan high class. hal 95 8. Aku tahu, sekolah ini punya banyak keringanan biaya untuk murid berprestasi termasuk untuk orang yang tidak mampu. Kepala sekolah yang memberitahukannya sendiri melalui sosialisasi di kelas atau ditempel di papan pengumuman. Aku tak ingin hanya gara-gara biaya, semangat mereka pupus di tengah jalan. hal 83

3.5 Teknik Pengumpulan Data