Karya Sastra Sebagai Suatu Proses Komunikasi

karena hal tersebut menggambarkan nilai kemanusiaan mencapai batas tertinggi yang dapat dicapai. Sebuah cerita tidak akan menarik apabila tidak ada konflik didalamnya. Brooks menyatakan bahwa fakta penting tentang kejadian fiksi akan timbul suatu cerita Brooks, 1964:11 dalam Gayyu, 2005:24. Konflik dalam suatu cerita memberi kontribusi kepada suatu cerita menjadi menarik dan memilki kekuatan. Konflik merupakan bahan dasar dalam membangun sebuah plot cerita.

2.5 Karya Sastra Sebagai Suatu Proses Komunikasi

Dalam suatu karya sastra, hubungan antara pengarang dan pembaca mesti dipahami dengan hubungan yang bermakana, sebagai pola-pola hubungan yang terbuka dan produktif dengan implikasi sosial, bukan sebagai kualitas yang tunggal san linear. Di satu pihak, pengarang menciptakan bentuk-bentuk yang memungkinkan untuk mengadakan komunikasi timbal balik. Pengarang menelusuri secara terus-menerus signifikasi fungsi-fungsi sosial interaksi simbolis dalam aktivitas kehidupan manusia. Di pihak lain, sesuai dengan hakekat rekaan, pengarang menghubungkannya dengan kualitas imajinatif dan kreatif, yang dengan sendirinya berfungsi untuk menomang kehidupan sastra secara keseluruhan. Komunikasi sastra merupakan komunikasi tertinggi sebab melibatkan mekanisme unsur-unsur yang paling luas. Karya sastra sebagai salah satu bentuk kreatifitas kultural, sebagai representasi super struktural ideologis, dipandang sebagai gejala-gejala sosial yang terdiri dari system informasi yang sangat rumit. Di satu pihak karya sastra merupakan respon-respon interaksi sosial sebagai akibat antara hubungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengarang dan masyarakat. Di pihak lain, karya sastra menyediakan dunia rekaan bagi pembacanya. Dalam pengertian yang terakhir inilah sesungguhnya terletak gagasan-gagasan mengenai komunikasi sastra. Analisis strukur karya sastra selalu dalam kaitanya dengan struktur sosial. Artinya, semesta tokoh dan peristiwa dipahami dalam kerangka pemahaman bersama. Pemahaman tersebut bukan menemukan makna tunggal, bukan juga untuk menemukan makna yang sesuai dengan subjek kreator. Sebaliknya, pemahaman justru mengarahkan pada keragaman interprestasi, mosaik makna, yang diperboleh dengan cara mengungkapkan totalitas isi yang terkandung di dalamnya. Interaksi simbolik dalam karya sastra merupakan representasi kehidupan sehari-hari dengan cara yang sangat halus, tidak langsung, mengacu pada kualitas transcendental, konotatif, dan metaforis Ratna, 2003: 132-133.

2.6 Asal Mula