Penelitian Terdahulu Kerangka Pikir

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah : No. Nama Variabel Uji 1. Lau 2004 Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pemakai, partisipasi, kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi Uji moderating 2. Purnamasari. 2004 Komunikasi Pemakai, Partisipasi, Dukungan Manajamen Puncak, Kompleksitas Sistem, Struktur Organisasi Uji moderating 3. Jati 2010 Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai, kepuasan pemakai dalam kefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi Uji Regresi Linier Berganda sumber terdahulu Adapun hubungan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai serta kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah 8 penelitian terdahulu meneliti tentang moderating variable, sedangkan pada penelitian yang dilakukan saat ini tidak meneliti mengenai moderating variable melainkan mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang dan partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan uji regresi linier berganda, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi dari penelitian terdahulu karena terdapat perbedaan seperti dikemukakan diatas. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Dukungan Manajemen Puncak

2.2.1.1. Pengertian Manajemen

Menurut Manulang 1996 : 15 manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Terry seperti yang dikutip oleh Djati dan Jhon 1992: 3, manajemen lebih menekankan pada segi proses yaitu “manajemen adalah soal proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan setiap ilmu dan seni bersama- sama dan selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kegiatan pengaturan dan penggunaan berbagai sumber daya manusia, keuangan, peralatan dan lain-lain untuk mencapai tujuan 9 organisasi dengan melaksanakan lima fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, controlling.

2.2.1.2. Fungsi Manajemen

Menurut Komaruddin 1993 : 2 ada lima fungsi manajemen yaitu : a. Perencanaan Planning Perencanaan adalah penetapan tujuan, policy, prosedur, budget dan program dari suatu organisasi. b. Pengorganisasian Organizing Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang menyebabkan orang, fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama untuk membentuk satuan yang dapat di pimpin dan diawasi. Selepas perencanaan manager menetapkan dengan pasti kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja. c. Pembimbingan Staffing. Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar satuan-satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama-sama menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian. d. Pengoordinasian Directing Pengoordinasian mengandung kerja sama dan partisipasi. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama antara berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi 10 adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan pekerjaan. Setiap pengoordinasikan yang baik senantiasa membutuhkan kerja sama yang baik pula. e. Pengawasan Controlling Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau menilai dengan cara membandingkan ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.

2.2.1.3. Tingkatan Manajemen

Dalam suatu perusahaan selalu ada beberapa tingkatan manajemen. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut Handoko, 1997: 17 : 1. Manajemen Puncak Top Level Management Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, kepala divisi, dan lain-lain. 2. Manajemen menengah Middle Management Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan- kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas, dan lain-lain. 11 3. Manajemen Lini Pertama First Line Management Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Bertanggung jawab langsung dalam proses produksi atau pemberian jasa. Para manajer ini sering disebut kepala, mandor dan penyelia supervisor. Gambar 1. Tingkatan Dalam Manajemen Sumber : Handoko, 1997, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Hal. 17 2.2.1.4. Manajemen Puncak dan Sistem Informasi Para manajer sering mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi informasi yang ada. Banyak para manajer puncak juga tidak sanggup untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pemrosesan informasi dalam organisasi. Kerangka kerja manajemen sangat penting dalam perencanaan proses, pengembangan struktur organisasi dalam pemrosesan, identifikasi dan pengembangan penggunaan baru, pengoperasian sistem, Manajemen Puncak Manajemen Menengah Manajemen Lini Pertama 12 pengidentifikasian kebutuhan peralatan dan pegawai. Tujuan dari kerangka kerja adalah untuk membantu manajemen puncak dalam menentukan pokok persoalan mengenai proses informasi oleh karena itu organisasi dapat mengembangkan suatu mekanisme yang melibatkan pemakai dan sistem kepegawaian untuk : 1. Mengatur kebijaksanaan dan peninjau rencana. 2. Memilih alternatif untuk pelaksanaannya. 3. Berpartisipasi dalam perencanaan suatu sistem.

2.2.1.5. Peranan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Menurut Cushing 1983 : 312, peranan manajemen puncak bila dihubungkan denga fungsi sistem meliputi bidang-bidang perencanaan, penetapan kebijaksanaan, review pelaksanaan dan pengambilan keputusan. Manajemen tingkat atas harus membuat rencana tujuan akhir goal yang menyeluruh dan sasaran antara objective dari organisasi dan mengidentifikasikan apa yang dianggap sebagai kunci faktor keberhasilan dalam operasi organisasi agar dapat memberikan petunjuk dan pengarahan pada aktivitas sistem. Manajemen tingkat atas harus mereview rencana sistem jangka panjang dan berusaha untuk mengintegrasikan rencana tersebut dengan usaha perencanaan jangka panjang yang menyeluruh dari organisasi. Manajemen tingkat atas harus berpartisipasi dalam keputusan besar yang berhubungan dengan fungsi sistem, termasuk penerimaan personil penting, perolehanpembelian peralatan besar dan seleksi proyek- 13 proyek sistem yang besar. Review pelaksanaan departemen sistem, personil manajemen yang mempunyai posisi penting dan proyek pengembangan sistem yang besar merupakan peranan penting lainnya dari manajemen tingkat atas. Penetapan kebijaksanaan yang berkaitan dengan seleksi proyek, penetapan harga jasa-jasa komputer, struktur organisasi dan jenjang karir personil sistem juga penting. Manajemen puncak kemungkinan besar adalah merupakan kelompok yang sangat menaruh perhatian terhadap keefektifan sistem informasi. Kelompok inilah yang mengarahkan berbagai sumber daya untuk proses pengembangan, perawatan, operasional sistem dan bertanggung jawab terhadap hasil sistem tersebut. Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap fungsi perencanaan jangka panjang organisasi. Manajemen puncak mengembangkan tujuan yang bersifat luas dan kooperasional untuk memandu kegiatan operasional dan organisasi yang bersangkutan. Masing-masing subsistem akan mengumpulkan proposal program untuk jangka panjang. Kemudian proposal tersebut akan dievaluasi oleh komisi anggaran komisi ini beranggotakan manajemen puncak tentang kemungkinan pengimplementasian sistem yang diajukan. Selanjutnya program tersebut akan direview secara otodidak oleh komisi anggaran dan keputusan akan dibuat sehubungan dengan dilanjutkan atau tidaknya program tersebut.

2.2.1.6 Teori Pendukung Dukungan Manajemen Puncak

14  Teori Kelompok Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr 1976 menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.

2.2.1.7. Hubungan Dukungan Manajemen Puncak Dengan Kepuasan Pemakai

Para pekerja perusahaan biasanya merasa kurang mendapatkan dukungan manajemen puncak maka pekerja tersebut akan berpikir “Jika pihak manajemen puncak tidak mendukung, mengapa saya harus melakukannya”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja akan lebih senang melakukan pekerjaan mereka dalam suatu sistem jika pihak manajemen puncak juga mendukung usaha mereka. 15 Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam hal penyediaan sumber daya dan pemberian motivasi. Dengan dukungan tersebut para pekerja pemakai akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa puas dengan bekerja di dalam lingkungan sistem tersebut. 2.2.2. Komunikasi Pemakai-Pengembang 2.2.2.1. Pengertian Komunikasi Menurut Gibson, Donelly, Ivancevich 1997, 51 komunikasi adalah pengiriman transmisi pemahaman umum melalui penggunaan isyarat simbol. Komunikasi adalah menyampaikan informasi dan suatu sumber melalui suatu saluran kepada penerima atau pengguna Shanon dan Weaver seperti yang dikutip Wilkinson, 1993: 128. Menurut Goetsch dan Davis 1997 : 2 komunikasi adalah peralihan suatu pesan informasi, gagasan, emosi, maksud, perasaan atau segala sesuatu baik yang diterima maupun di pahami. Dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi antara dua orang atau lebih untuk saling memahami suatu makna dengan melibatkan gagasan dan perasaan. Gambar 2 : Komunikasi 16 Sumber : Goetsch dan Davis, 1997, Manajemen Mutu Total, Pearson Education Asia Ptc., dan PT. Prenhallindo, Jakarta, Hal. 2

2.2.2.2. Tingkatan Komunikasi

Tingkatan ini dijelaskan sebagai berikut : Goetsch dan Davis, 1997: 2 1. Komunikasi tingkatan satu lawan satu mencakup satu orang berkomunikasi dengan satu orang lain contohnya percakapan lewat tatap muka. 2. Komunikasi tingkat tim atau unit adalah komunikasi dalam satu kelompok sebaya. 3. Komunikasi tingkat perusahaan adalah komunikasi di antara kelompok. Satu pertemuan mencakup berbagai departemen berbeda dalam satu perusahaan adalah suatu peluang bagi komunikasi tingkat perusahaan. 4. Komunikasi tingkat masyarakat komunitas terjadi di antara kelompok- kelompok dalam sebuah perusahaan dan kelompok-kelompok di luar perusahaan. Pesan Diterima Pesan Dipahami Komunikasi 17

2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Gibson, Donnelly dan Ivancevich 1997: 51, unsur-unsur komunikasi ada : 1. Komunikator orang Komunikator dalam sebuah organisasi terdiri dari para manajer, bukan manajer organisasi itu sendiri. Komunikasi dalam organisasi merupakan sarana penting untuk mengkoordinasikan pekerjaan pada bagian-bagian yang terpisah.Setiap komunikator mempunyai pesan, gagasan atau informasi untuk disampaikan kepada seseorang. 2. Persepsi dan Interprestasi Persepsi adalah kenyataan bagi seseorang, yaitu bagaimana seseorang tersebut memandang pesan yang disampaikan. Di dalam persepsi, seseorang sering kali harus membuat interprestasi. 3. Encoding Membuat berita dalam Bahasa Sandi. Bentuk utama encoding adalah bahasa. Fungsi encoding adalah menyediakan bentuk yang dapat mengekspresikan gagasan dan maksud sebagai sebuah pesan. 4. Saluran Channel Fokus manajemen berikut ini menggambarkan beberapa teknologi lebih baru yang digunakan oleh organisasi untuk memberi sarana penyediaan informasi. 18 5. Komunikasi tanpa menggunakan kata non verbal Isyarat tanpa kata dapat diinterprestasikan seperti pesan secara verbal kata-kata, contohnya adalah bahasa tubuh. 6. Menerjemahkan Sandi Decoding Decoding adalah istilah teknis untuk peoses pikiran penerima. Penerima menginterprestasikan decode pesan dari sudut pengalaman mereka sendiri sebelumnya dan kerangka acuan. 7. Penerima Komunikasi memerlukan seorang komunikator dan seorang penerima. Komunikasi yang efektif menuntut komunikator mengantisipasi kemampuan decoding dari penerima, untuk mengetahui darimana asal penerima tersebut. 8. Umpan Balik Proses komunikasi satu arah tidak memungkinkan adanya umpan balik penerima kepada komunikator. Perusahaan perlu mempertimbangkan adanya umpan balik dalam proses komunikasi. 9. Noise Noise adalah faktor gangguan bila ada, yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksud.

2.2.2.4. Pengertian Komunikasi Pemakai Pengembang

Setiap fungsi dapat memandang proyek pengembangan sistem dari sudut pandang masing-masing pihak, dengan asumsi segala sesuatu 19 berdasarkan pengetahuan masing-masing. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang lengkap. Komunikasi yang tersamar akan mendorong timbulnya perbedaan persepsi yang di kembangkan. Definisi dari komunikasi pemakai-pengembang adalah proses penyampaian pesan atau informasi antara pemakai sistem dengan pengembang sistem informasi mulai dari tahap perencanaan sampai tahap implementasi sistem informasi. Yang dimaksud dengan pemakai di sini adalah pemakai internal yaitu pihak-pihak yang ada dalam lingkungan perusahaan yang menggunakan atau mengambil manfaat dari sistem informasi akuntansi. Yang dimaksud dengan pengembang sistem adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk di dalamnya adalah desainer system designer, pembangun sistem System builder dan spesialis sistem informasi IS Specialist.

2.2.2.5. Perlunya Komunikasi Pemakai Pengembang dalam Pengembangan Sistem Informasi

Semua personel yang terlibat dalam sistem informasi pasti terdiri dari berbagai macam orang yang berbeda latar belakang, sehingga kemungkinan besar akan menimbulkan berbagai masalah dalam hal sikap dan tanggapan mereka terhadap sistem informasi yang dikembangkan. Banyak perubahan yang akan terjadi jika suatu sistem dikembangkan, dan tidak semua orang akan menerima perubahan tersebut. Problem ini 20 cenderung meningkat seiring dengan semakin terotomatisasinya sistem. Untuk mengatasi ini, segala perubahan dan pengembangan yang akan dilakukan haruslah dikomunikasikan kepada seluruh personel yang terlibat dalam sistem tersebut. Masalah yang hampir serupa adalah mengenai hubungan interpersonal antara orang-orang yang terlibat dalam sistem. Semua personel yang terlibat dalam sistem pasti terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda dalam hal pendidikan, pelatihan, posisinya dalam organisasi dan sikap yang berbeda pula. Sistem akan berjalan dengan sukses jika personel- personel tersebut dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim. Sehingga komunikasi antara personel tersebut sangatlah diperlukan untuk menjamin berjalannya sistem dengan sukses. Rommey dan Steinbart 2000 : 629 mengemukakan bahwa salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk memperkecil reaksi perilaku yang merugikan adalah komunikasi. Menurutnya para pekerja tidak akan mendukung suatu perubahan kecuali kalau alasan dibalik perubahan itu dijelaskan kepada mereka.

2.2.2.6. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai-Pengembang  Teori ERG

Teori ini berasal dari Clayton Alderfer 1972 yang mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yaitu: kebutuhan akan 21 keberadaan, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan untuk berkembang. Diantara ketiga kebutuhan tersebut, yang membentuk keefektifan komunikasi dan kerja sama adalah kebutuhan berhubungan, yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja Thoha, 1992 : 227. Berdasarkan teori diatas, komunikasi yang efektif diperlukan adanya interaksi dan kerja sama antar individu, sehingga bila interaksi dan kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan maka kepuasan akan tercapai dalam lingkungan kerja. Begitu pula dengan kepuasan pemakai informasi, bila komunikasi antara pemakai dan pengembang berjalan maka kepuasan pemakai akan terwujud.

2.2.2.7. Hubungan Komunikasi Pemakai-Pengembang dengan Kepuasan Pemakai

Romney dan Steinbart 2000: 631 menyatakan bahwa untuk mencegah terjadinya masalah perilaku pemakai adalah salah satunya dengan menjaga agar jalur komunikasi dengan pemakai tetap berjalan dengan lancar. Para manajer dan pemakai harus segera diberikan informasi mengenai perubahan sistem. Mereka harus diberitahu mengenai perubahan apa yang akan terjadi dan mengapa perubahan tersebut dilakukan. Dan 22 mereka juga harus diberitahu bagaimana sistem yang baru dapat memberikan mereka keuintungan. Tujuan dari komunikasi ini adalah membantu karyawan dalam mengenali upaya perusahaan dalam memperbaiki sistem. Bantuan ini bisa memastikan bahwa karyawan tersebut tetap diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan dimasa yang akan datang. Komunikasi yang terbuka juga akan mencegah timbulnya berbagai rumor dan salah pengertian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan komunikasi yang terbuka maka para pemakai akan mengetahui bagaimana sistem yang baru akan mempengaruhi mereka dan pemakai juga akan mengetahui bagaimana posisi mereka selanjutnya dalam sistem yang baru. Sehingga pemakai akan merasakan kepuasan terhadap sistem yang sedang dikembangkan. 2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi Menurut Setianingsih 1998 : 195 partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan keterlibatan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Sedangkan Bakri dan Hartwick 1994 seperti yang dikutip oleh Restuningdiah 2000 : 121. Istilah user participation dan user involvement berkaitan dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai dalam pengembangan sistem informasi. User participation digunakan untuk menunjukkan berbagai perilaku dan aktivitas pemakai selama proses 23 pengembangan sistem informasi, sedangkan user involvemen lebih mengarah pada suatu keadaan psikologis yang subyektif dari individu pada suatu sistem.

2.2.3.3. Jenis – jenis Partisipasi Pemakai

Ada tiga jenis partisipasi pemakai berdasarkan tingkat pengaruh dan kontrol yang diberikan oleh pemakai, yaitu : a. Partisipasi konsultatif Dalam partisipasi ini pemakai diajak berunding atau berkonsultasi oleh pengembang dalam menetapkan desain sistem informasi yang baru, walaupun keputusan atas desain sistem terletak pada personel sistem informasi. b. Partisipasi representatif Dalam partisipasi ini suatu tim dibentuk dengan perwakilan dari pemakai. Tim ini diberi tanggung jawab mendesain dan mengelola proyek pengembangan sistem. c. Partisipasi konsensus Dalam partisipasi ini digunakan pendekatan demokratis, dengan berupaya melibatkan pemakai secara terus – menerus untuk seluruh proses desain sistem. 24

2.2.3.4. Teori Pendukung Partisipasi Pemakai

 Teori Y dari Mc Gregor Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor 1957 ini diantaranya menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab. Davis dan Newstrom, 1994 : 162 Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.

2.2.3.5. Hubungan Partisipasi Pemakai Dengan Kepuasan Pemakai

Pengembangan suatu sistem informasi akan menimbulkan perubahan– perubahan dalam cara kerja organisasi secara keseluruhan, yang didalamnya juga terdapat faktor manusia sebagai pemakai sistem. Oleh karena itu pengembangan suatu sistem tidak boleh mengabaikan faktor perilaku manusia sebagai pemakainya. Perancangan sistem harus memasukkan dimensi – dimensi kesesuaian penerimaan teknologi informasi oleh manusia pemakainya, untuk mengurangi sekecil mungkin hambatan yang ada antara manusia dengan sistem informasi yang dikembangkan. 25 Untuk mencapai hal tersebut pemakai harus berpartisipasi aktif dalam tahap perancangan sampai tahap penerapan sistem, agar memaksimalkan daya terima pemakai atas sistem yang dikembangkan dan meminimalkan perubahan yang dibawa oleh pemakai setelah sistem diimplementasikan. Romney dan Steinbart 2000 : 631 mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah perilaku pemakai adalah dengan mendapatkan partisipasi pemakai. Semua pihak yang memakai atau yang dipengaruhi oleh sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem dengan cara menyediakan data, memberikan saran dan membantu membuat keputusan. Partisipasi merupakan peningkatan ego. Bodnar dan Hopwood 2001 : 22 mengemukakan bahwa pihak manajemen, pemakai dan personel sistem adalah penting untuk terlibat dalam tahap desain sistem dan aktifitas – aktifitas selanjutnya dalam sistem informasi. Suatu sistem yang beranggotakan pemakai, analisis dan manajemen perlu dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan rincian teknik dan menerapkan sistem yang baru. Masalah–masalah teknik, organisasional dan manajemen akan muncul selama penerapan sistem informasi. Sistem informasi yang baru menciptakan hubungan kerja yang baru antara personel yang ada dalam organisasi, juga mengakibatkan perubahan dalam rincian pekerjaan, dan mungkin perubahan dalam struktur organisasi. Faktor – faktor teknik, perilaku, situasi dan personalia perlu dipertimbangan. Selanjutnya kerja 26 sama pemakai terus diperlukan untuik mengoperasikan sistem misal : memberikan input, memeriksa output. Dari pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dengan partisipasi pemakai akan meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, memperkecil hambatan antara pemakai dengan sistem informasi yang dikembangkan, menjaga hubungan kerja antara tiap personel tetap berjalan dengan lancar, kebutuhan pemakai akan lebih tercukupi yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan pada pemakai. 2.2.4. Sistem Informasi 2.2.4.1. Pengertian Sistem Menurut Abdul Halim 1995 : 28 sistem adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling terkait dan mempengaruhi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem adalah komponen yang terdiri dari dua atau lebih dan saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu Romney dan Steinbart, 2000 : 2. Menurut Wilcoson 19993 : 33 sistem adalah kesatuan yang kompleks yang terdiri dari bagian – bagian yang berbeda yang mempunyai rencana yang sama atau bekerja demi tujuan yang sama dan saling berinteraksi secara teratur atau saling bergantung. Sistem adalah kumpulan dari komponen – komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan yang umum, menurut Verzello dan Reuter seperti yang dikutip Jagiyanto 1998: 2. 27

2.2.4.1. Pengertian Informasi

Menurut Wilcoson 1993 : 3 informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan. Informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai pengaruh atas tindakan – tindakan, keputusan – keputusan sekarang dan masa datang Davis dan Olson, 1985 dikutip Halim, 1995 : 29 Gambar 3. Perubahan Data Menjadi Transformasi Sumber : Abdul Halim, 1995, Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Hal. 29

2.2.4.3. Sifat – Sifat Informasi

Informasi menampakkan atribut atau sifat – sifat mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan, sifat – sifat informasi yang penting meliputi hal – hal berikut Wilcoson, 1993 : 121 : 1. Relevansi Hubungan natara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan Data Proses Informasi 28 2. Kuantifiabilitas Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan dinyatakan dalam bentuk numerik 3. Akurasi Keandalan dan kepresisian informasi 4. Kepadatan Sejauh mana informasi diringkaskan atau dipadatkan 5. Ketepatan waktu Kekinian informasi 6. Cakupan Rentang yang dicakup oleh informasi.

2.2.4.4. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Wilcoson 1993 : 4 sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya manusia, komputer dikoordinasikan untuk mengubah masukan data menjadi keluaran informasi guna mencapai sasaran – sasaran perusahaan. Menurut Abdul Halim 1995 : 30 sistem informasi adalah suatu sistem yang mengatur atau memproses data menjadi informasi. 29

2.2.4.5. Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Sistim informasi berkembang selama masa kehidupan perusahaan. Sistem informasi baru akan menggantikan sistem lama bila sistem lama ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh dan berubah. Pengembangan sistim informasi adalah proses modifikasi atau mengubah bagian atau keseluruhan sistem. Setiap proyek pengembangan sistem akan melalui siklus hidup. Pengembangan sistem disebut SDLC System Development Life Cycle karena setiap sistem mempunyai siklus hidup terbatas, pengembangan sistem mempunyai kegiatan yang bersifat siklus. System Development Life Cycle terdiri dari beberapa tahap. Bodnar dan Hopwood 1995 : 351 membagi System Development Life Cycle menjadi beberapa tahap sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Tabel 1: Tahap-tahap Dalam System Development Life Cycle General Phase Detailed Phased Analysis Feasibility Assesment Information Analysis Design System Design Program Development Procedure Development Implementation Conversion Operation and Maintenance Audit and Review Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting and Information Systems, 5 th Edition, Prentice Hall, Hal. 353 30 1. Feasibility Assesment Mendefinisikan secara jelas apa yang harus dilakukan sistem, output apa yang harus dihasilkan, input apa yang harus diterima, bagaimana input data diperoleh, basis data seperti apa yang diperlukan, dan seberapa cepat output harus tersedia. Dalam tahap ini juga dilakukan analisa cost and benefit dan kelayakan teknis serta menyiapkan rencana pengembangan. Tahap ini akan menghasilkan dokumen proposal sistem yang berisi seluruh analisis yang telah dilakukan. 2. Informasi Analysis Pada tahap ini dilakukan pendefinisian sistem secara rinci tentang apa saja yang diperlukan untuk penulisan program komputer bagi sistem yang akan dikembangkan. Tahap ini menghasilkan dokumen kebutuhan sistem yang menyeluruh yang berisi diagram kamus data dan spesifikasi pemakai. 3. Syatem Design Melibatkan keputusan hardware dan software apa saja yang akan digunakan, mendesain isi dan struktur basis data, dan mendefinisikan modul program pembangunan sistem dan bagaimana hubungan antara modul yang satu dengan yang lain. Tahap ini akan menghasilkan dokumen yang menerangkan secara detail bagaimana sistem akan bekerja. 31 4. Program Development Membuat program komputer dan mendesain rinci basis data dan file-file yang digunakan oleh sistem. Setiap modul program yang selesai dibuat akan diuji kebenarannya. Pengujian juga dilakukan setelah program selesai secara keseluruhan. 5. Procedure Development Menyusun kumpulan dokumen yang terorganisasi yang berkaitan dengan prosedur operasi yang mencakup aplikasi-aplikasi tertentu dan instruksi operasi. Instruksi operasi merupakan pedoman menjalankan program bagi pemakai, personel operasi komputer dan orang lainnya yang terlibat dalam operasi sistem. 6. Coversion Pengubahan sistem baru mencakup bentuk-bentuk pemotongan dan penggandaan aktivitas pemrosesan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan dan resiko yang secara potensial dapat merusak sistem baru. 7. Operation and Maintenance Dalam tahap ini disusun skedul operasi yang berhubungan dengan pemrosesan data perusahaan serta pemeliharaan sistem. Banyak sistem dapat digunakan lama lebih dari dua puluh tahun, tetapi juga ada sistem yang menjadi usang hanya dalam beberapa tahun saja, sehingga perlu diganti dengan yang baru. Pemeliharaan sistem ini nantinya juga akan mengikuti aliran System Developmeny Life Cycle. 32 8. Audit and Review Menspesifikasikan hakekat setiap audit yang akan dilakukan untuk mengevaluasi operasi sistem serta mengumpulkan dan menelaah tanggapan – tanggapan pemakai dalam sistem setelah sistem dioperasikan.

2.2.4.6. Tipe-Tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen

Bodnar dan Hopwood 1993: 3 mengemukakan suatu model karakteristik dari informasi sehubungan dengan beberapa tingkatan yang ada dalam manajemen. Model tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2. Tipe-tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen Lower Level Managers Middle Level `Managers Top Level Managers Characteristics of Information Operation Control Managemen Control Strategic Planning Source Largely Internal External Scope Well-Defined Narrow Very Wide Level of Aggregation Detailed Aggregate Time Horizon Historical Future Currency Highly Current Quite Old Required Accuracy High Low Frequency of Use Very Frequent Infrequent Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting Information Systems, 5 th Edition, Prentice Hall, Hal. 3 33 Manajemen tingkat atas umumnya berkepentingan dengan perencanaan strategi jangka panjang dan pengendalian. Laporan akuntansi yang disampaikan pada manajemen tingkat atas terdiri dari item-item yang diringkas dan agregat, seperti laporan penjualan perkuartal berdasarkan produk atau divisi. Manajemen tingkat menengah memerlukan informasi yang lebih detail, seperti laporan penjualan harian atau mingguan berdasarkan produk, karena cakupan kendali mereka lebih sempit. Manajemen tingkat bawah khusus menerima informasi yang hanya berhubungan dengan unit mereka masing-masing, misal total penjualan dari satu departemen.

2.2.4.7. Pengguna - Pengguna Informasi

Menurut Wilcoson 1993 : 8 Informasi dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan untuk dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna intern maupun ekstern : 1. Pengguna-pengguna Intern Terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan 2. Pengguna-pengguna Ekstern Terdiri dari para pemakai jasa 34

2.2.4.9. Fungsi - Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi

Menurut Wilcoson 1993 : 9 meliputi : 1. Pengumpulan data Tahap penangkapan data data capture adalah tahap penarikan data ke dalam sistem. Setelah data di tangkap, data biasanya dicatat pada formulir-formulir yang dinamai dokumen sumber. 2. Pemrosesan data Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut dapat dilakukan. Data yang terkumpul dapat diringkas dengan melakukan agregas: terhadap semua transaksi. Data dapat dikelompokkan ke dalam kelompok dokumen yang menyangkut transaksi-transaksi yang sifatnya sama. 3. Manajemen Data Fungsi manajemen data terdiri dari tiga tahap kunci yaitu menyimpan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. 4. Pengendalian dan Keamanan Data Langkah pengendalian dan tindakan pengamanan lain meliputi otorisasi, laci uang yang terkunci. 5. Penyediaan Informasi Fungsi ini menempatkan informasi ke tengah pengguna dapat meliputi satu langkah atau lebih. 35 6. Prosedur Adalah rangkaian langkah spesifik yang harus dilalui dalam siklus pemrosesan data. 2.2.5. Kepuasan Pemakai 2.2.5.1. Pengertian Kepuasan Pemakai Seperti yang dikutip oleh Setianingsih 1998:195, kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan dan kualitas keputusan sebagai suatu tujuan penting sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan.

2.2.5.2. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai

 Teori pemenuhan kebutuhan Menurut teori ini, kepuasan tergantung pada terpenuhinya atau tidaknya kebutuhan kepuasan itu akan tercapai apabila seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya Mangkunegara, 2001 :121. Dari teori diatas maka informasi yang diperoleh sesuai dengan harapan dan kebutuhan pemakainya, dengan adanya dukungan dan kebijakan perusahaan, maka pemakai informasi tersebut akan merasa puas. 36

2.2.5.3. Pentingnya Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Kepuasan pemakai mempunyai pengaruh yang potensial dalam tiga hal yaitu : 1. Pemenuhan tujuan dari departemen MIS. 2. Kualitas semangat kerja dari pemakai. 3. Tingkat kesediaan pemakaian sistem. Tujuan utama dari departemen MIS dilihat dari sudut pandang pemakai adalah peningkatan akses terhadap informasi.Dilihat dari sudut pandang departemen MIS,tujuan tersebut salah satunya adalah peningkatan hubungan dengan anggota-anggota dari fungsi-fungsi lain organisasi. Peningkatan hubungan ini bisa mempertinggi kerja sama dalam pengembangan sistem,dengan demikian maka akan memungkinkan realisasi dari tujuan yang bersifat ekonomis. Kepuasan pemakai juga mempengaruhi kualitas semangat kerja pemakai.Pekerja yang tidak puas akan merasa pekerjaan yang berhubugan dengan MIS adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan.Kepuasan kerja berhubungan dengan perilaki-perilaku yang nyata seperti pergantian karyawan.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori tersebut,maka dapat dibuatkan premis- premis sebagai berikut : 37 a. Premis 1 Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan pemakai. Lau, Aplonia, Elfreda, 2004 b. Premis 2 Partisipasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai.Lau, Aplonia, Elfreda, 2004. c. Premis 3 Dukungan manajemen puncak yang tinggi secara signifikan akan meningkatkan partisipasi dan kepuasan pemakai. Setianingsih, Sunarti, 1998 d. Premis 4 Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Suryaningrum, Diah, Hari dan Suhartini, Dwi, 2002. e. Premis 5 Komunikasi pemakai pengembang berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai .Setianingsih, Sunarti, 1998. f. Premis 6 Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan kerja.Lindrianasari g. Premis 7 Pengaruh partisipasi dalam pengembangan sistem informasi terhadap kepuasan pemakai cukup besar Restuningdiah, Nurika, 2000. 38 Dari pernyataan diatas maka dapat disusun : Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian

2.4. Hipotesis

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 2 19

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.

7 30 116

ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA.

0 0 100

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK.

11 64 110

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR PEMAKAI YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

0 0 14

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK

0 0 22

KATA PENGANTAR - ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA

1 3 17

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA

1 1 20