Mengizinkan untuk terbuka pada eksistensial ; phenomenological dan Caring Perawat di ruang ICU Beban Kerja

sakit. Faktor ini juga sesuai dengan definisi sehat menurut Watson yaitu dicapainya level yang tinggi secara menyeluruh dari fungsi-fungsi fisik, mental dan sosial serta kemampuan adaptasi dan pemeliharaan kesehatan pada level fungsional setiap hari Tomey, 1996. Manifestasi perilaku caring perawat adalah selalu bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan selalu menyatakan bangga dapat menajdi orang yang bermanfaat bagi klien, dan mampu menghargai klien dan privasi klien ketika sedang memenuhi kebutuhannya, dan mampu menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang pantas dihormati dan dihargai Tomey, 1996. Perilaku caring ini dapat dilakukan perawat pada saat pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan.

j. Mengizinkan untuk terbuka pada eksistensial ; phenomenological dan

dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern Fenomenologi menguraikan tentang data suatu situasi yang membantu pemahaman klien terhadap fenomena psikologi eksitensial adalah keberadaan ilmu tentang manusia yang digunakan untuk menganalisis fenomenological. Watson menyatakan faktor ini sulit untuk dipahami dan yang termasuk hal ini adalah pengalaman berpikir dan memprovokasi untuk pemahaman yang lebih baik Tomey, 1996. Manifestasi perilaku caring adalah memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual demi proses penyembuhannya, mampu memfasilitasi kebutuhan klien dan keluarga terhadap keinginan melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya, mampu Universita Sumatera Utara memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menyiapkan klien dan keluarganya ketika menghadapi fase berduka proses kematian. Perilaku caring ini dapat dilakukan perawat pada saat perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan Tomey, 1996.

2.6 Alat Mengukur Caring

2.6.1 CARE Q dan CARESAT

Caring Assesment Report evaluation-Q merupakan intrumen kuantitatif pertama dan yang paling sering digunakan dalam mengukur perilaku Caring. Instrumen ini dikembangkan oleh Larson pada tahun 1984 dan pada perkembangannya dikembangkan untuk mengukur kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diterima CARESAT Watson, 2009. Instrumen awal dikembangkan pada pasien yang meliputi 50 subskala perilaku Caring yang terdiri dari accessible, comfort, anticipate, trusting relationship, monitor and follow through. Penelitian dilakukan pada dua sampel perawat profesional n=57 dan n=112 memiliki total alfa cronbach 0,95. 2.6.2 Caring Behavior Assesment CBA Instrumen ini dikembangkan oleh Cronin dan Harrison 1988, dalam Watson, 2009 untuk mengukur perilaku Caring perawat yang ditinjau dari persepsi pasien. Instrumen pernah dipakai pada pasien dengan infark miokard, pasien di ruang bedah sebanyak 19 orang, serta 46 orang pasien dengan AIDS Parson, et all, 1993 dalam Watson, 2008. Kebenaran isi content validity sudah dibuktikan oleh 4 orang yang berpengalaman dalam teori Caring. Kebenaran isi juga dilaporkan oleh Huggins et al 1993, dalam Watson, 2009 dengan Universita Sumatera Utara melakukan penelitian di ruang UGD dan jumlah sampel pasien sebanyak 288 orang. Instrumen ini terdiri dari 63 pernyataan yang dikembangkan berdasarkan sepuluh faktor karatif yang dikemukakan oleh Watson. 2.6.3 Caring Behavior Inventory CBI Caring Behavior Inventory merupakan alat ukur perilaku Caring yang dikembangkan dari konsep dasar teori Watson tentang transpersonal Caring 1998. Uji coba dilakukan pada perawat dengan jumlah populasi 278 dan jumlah klien 263. Instrumen ini terdiri dari 42 item pertanyaan dan memiliki nilai alfa cronchbach antara 0,81 – 0,92 serta memiliki nilai reliabilitas 0,96. Instrumen ini memiliki kelebihan yaitu penggunana waktu yang cukup singkat dalam pengisian 12,38 menit, pada peringkat 2 dari 5 instrumen caring, konsisten dalam penggunaan bahasa, instruksi mudah dimengerti, dapat menggambarkan persepsi caring perawat dan pasien. Caring Behavior InventoryCBI, Wolf, et al 2006 membuat konsep lima kategori dimensi perilaku Caring tersebut tergambar pada tabel berikut : Universita Sumatera Utara Tabel 2.1. Lima Kategori Karatif yang Berhubungan dengan Intervensi Karatif dari Teori Watson Watson Theory Kategori Karatif Berhubungan dengan Intervensi Karatif dari Teori Watson I Mengakui keberadaan manusia • Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik • Memberikan kepercayaan-harapan • Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan orang lain. II Menanggapi dengan rasa hormat • Mengembangkan hubungan saling percaya • Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien III Pengetahuan dan keterampilan profesional • Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan • Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal IV Menciptakan hubungan positif • Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung V Perhatian terhadap yang dihadapi orang lain • Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi • Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai Kategori 1 Mengakui keberadaan manusia, kategori ini merupakan kombinasi dari tiga intervensi karatif yaitu pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik, memberikan kepercayaan, harapan dan menumbuhkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. Kategori mengakui keberadaan manusia terdiri dari aktifitas Caring seperti menolong klien, berbicara dengan klien, menghargai klien sebagai manusia dan bertindak cepat jika klien memanggil. Kategori 2 Menanggapi dengan rasa hormat, kategori ini merupakan kombinasi dari dua intervensi karatif yaitu : mengembangkan hubungan saling percaya dan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif Universita Sumatera Utara klien. Kategori menanggapi dengan rasa hormat terdiri dari aktifitas Caring seperti jujur, tulus hati, terus terang dengan klien, menunjukkan perilaku tanggap terhadap klien dan memberikan informasi kepada klien untuk dapat mengambil keputusan. Kategori 3 Pengetahuan dan keterampilan profesional, kategori ini merupakan kombinasi dari dua intervensi karatif yaitu, penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan dan peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal. Kategori ini terdiri dari aktivitas Caring seperti menjaga klien, mempercayai klien, dan memberikan perhatian khusus pada saat kunjungan klien pertama kali. Kategori 4 Menciptakan hubungan positif, kategori ini hanya terdiri dari satu intervensi karatif yaitu menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung. Kategori ini terdiri dari aktivitas Caring seperti memberi harapan kepada klien, membiarkan klien mengekspresikan perasaannya dan mempercayai klien. Kategori 5 Perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini mencakup dua intervensi karatif yaitu memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi dan mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kategori ini terdiri dari aktifitas membebaskan klien dari gejala-gejala, melakukan perawatan klien dengan lembut dan baik.

2.7 Caring Perawat di ruang ICU

Berdasarkan hasil penelitian O’Connel 2008 tentang pentingnya perilaku Caring pada unit critical care ternyata ada kesamaan atau kesesuaian antara Universita Sumatera Utara perawat dan keluarga pasien. Perilaku Caring perawat sangat penting dan menjadi sangat berharga bila dilakukan dengan kemampuan teknik perawat sehingga, dapat mempersatukan perbedaan persepsi antara perawat dan keluarga pasien. Pada penelitian lain tentang pengaruh perilaku Caring perawat terhadap respon stres keluarga pada unit critical care diketahui bahwa perilaku Caring perawat pada keluarga merupakan bagian dari perilaku Caring kepada pasien dengan memberi kesempatan kepada keluarga terlibat dalam proses penyembuhan Pryzby, 2004.

2.8 Beban Kerja

Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapai dalam suatu satuan waktu Kep. Menpan no.752004. Sementara menurut Marquis dan Houston 2010 beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan, Workload atau beban kerja diartikan sebagai patients days yang merujuk pada jumlah prosedur, pemeriksaan kunjungan visite pada klien. Hasil penelitian tentang beban kerja di bagian pelayanan intensive Norwegia didapatkan bahwa score aktifitas perawat 75-90 per perawat Stafseth, 2011. Hasil penelitian tentang pengukuran beban kerja pada sumber daya perawat bagian unit kritikal di Kanada, bahwa dengan menempatkan seorang sekretaris dan seorang farmasi dapat menurunkan kebutuhan 2 perawat RPS dan 1 perawat RP untuk setiap shift Vanderberg, 1998. Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perawat pada tingkat Universita Sumatera Utara prestasi yang ditetapkan dalam satuan waktu tertentu. Gillies 1996 menyatakan bahwa untuk memperkirakan beban kerja perawat pada sebuah unit, manajer harus mengumpulkan data tentang : jumlah pasien yang masuk pada unit itu setiap haribulantahun, kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, di unit tersebut, rata- rata hari perawatan pasien, jenis tindakan keperawatan yang dibutuhkan pasien, frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang dibutuhkan pasien, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memberikan tindakan keperawatan. Perkiraan beban kerja perawat pada tiap unit dapat dilakukan dengan mengumpulkan data tentang jumlah klien yang masuk pada unit itu setiap haribulantahun, kondisi atau tingkat ketergantungan klien di unit tersebut, rata- rata hari perawatan, jenis tindakan yang dibutuhkan klien, frekuensi masing- masing tindakan keperawatan yang dilakukan, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memberi tindakan keperawatan Gillies, 1996.

2.9 Tujuan Menghitung Beban Kerja Work Load