memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menyiapkan klien dan keluarganya ketika menghadapi fase
berduka proses kematian. Perilaku caring ini dapat dilakukan perawat pada saat perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan Tomey, 1996.
2.6 Alat Mengukur Caring
2.6.1 CARE Q dan CARESAT
Caring Assesment Report evaluation-Q merupakan intrumen kuantitatif pertama dan yang paling sering digunakan dalam mengukur perilaku Caring.
Instrumen ini dikembangkan oleh Larson pada tahun 1984 dan pada perkembangannya dikembangkan untuk mengukur kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang diterima CARESAT Watson, 2009. Instrumen awal dikembangkan pada pasien yang meliputi 50 subskala
perilaku Caring yang terdiri dari accessible, comfort, anticipate, trusting relationship, monitor and follow through. Penelitian dilakukan pada dua sampel
perawat profesional n=57 dan n=112 memiliki total alfa cronbach 0,95. 2.6.2
Caring Behavior Assesment CBA
Instrumen ini dikembangkan oleh Cronin dan Harrison 1988, dalam Watson, 2009 untuk mengukur perilaku Caring perawat yang ditinjau dari
persepsi pasien. Instrumen pernah dipakai pada pasien dengan infark miokard, pasien di ruang bedah sebanyak 19 orang, serta 46 orang pasien dengan AIDS
Parson, et all, 1993 dalam Watson, 2008. Kebenaran isi content validity sudah dibuktikan oleh 4 orang yang berpengalaman dalam teori Caring. Kebenaran isi
juga dilaporkan oleh Huggins et al 1993, dalam Watson, 2009 dengan
Universita Sumatera Utara
melakukan penelitian di ruang UGD dan jumlah sampel pasien sebanyak 288 orang. Instrumen ini terdiri dari 63 pernyataan yang dikembangkan berdasarkan
sepuluh faktor karatif yang dikemukakan oleh Watson. 2.6.3
Caring Behavior Inventory CBI
Caring Behavior Inventory merupakan alat ukur perilaku Caring yang dikembangkan dari konsep dasar teori Watson tentang transpersonal Caring
1998. Uji coba dilakukan pada perawat dengan jumlah populasi 278 dan jumlah klien 263. Instrumen ini terdiri dari 42 item pertanyaan dan memiliki nilai alfa
cronchbach antara 0,81 – 0,92 serta memiliki nilai reliabilitas 0,96. Instrumen ini memiliki kelebihan yaitu penggunana waktu yang cukup singkat dalam pengisian
12,38 menit, pada peringkat 2 dari 5 instrumen caring, konsisten dalam penggunaan bahasa, instruksi mudah dimengerti, dapat menggambarkan persepsi
caring perawat dan pasien. Caring Behavior InventoryCBI, Wolf, et al 2006 membuat konsep lima kategori dimensi perilaku Caring tersebut tergambar pada
tabel berikut :
Universita Sumatera Utara
Tabel 2.1. Lima Kategori Karatif yang Berhubungan dengan Intervensi Karatif dari Teori Watson Watson Theory
Kategori Karatif
Berhubungan dengan Intervensi Karatif dari Teori Watson
I Mengakui
keberadaan manusia
• Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik
• Memberikan kepercayaan-harapan • Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan
orang lain. II
Menanggapi dengan rasa
hormat • Mengembangkan hubungan saling percaya
• Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien
III Pengetahuan
dan keterampilan
profesional • Penggunaan sistematis metoda penyelesaian
masalah untuk pengambilan keputusan • Peningkatan pembelajaran dan pengajaran
interpersonal IV
Menciptakan hubungan
positif • Menciptakan lingkungan fisik, mental,
sosiokultural, dan spiritual yang mendukung V
Perhatian terhadap yang
dihadapi orang lain
• Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi
• Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai
Kategori 1 Mengakui keberadaan manusia, kategori ini merupakan kombinasi dari tiga intervensi karatif yaitu pembentukan sistem nilai humanistik
dan altruistik, memberikan kepercayaan, harapan dan menumbuhkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. Kategori mengakui keberadaan manusia
terdiri dari aktifitas Caring seperti menolong klien, berbicara dengan klien, menghargai klien sebagai manusia dan bertindak cepat jika klien memanggil.
Kategori 2 Menanggapi dengan rasa hormat, kategori ini merupakan kombinasi dari dua intervensi karatif yaitu : mengembangkan hubungan saling
percaya dan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Universita Sumatera Utara
klien. Kategori menanggapi dengan rasa hormat terdiri dari aktifitas Caring seperti jujur, tulus hati, terus terang dengan klien, menunjukkan perilaku tanggap
terhadap klien dan memberikan informasi kepada klien untuk dapat mengambil keputusan.
Kategori 3 Pengetahuan dan keterampilan profesional, kategori ini merupakan kombinasi dari dua intervensi karatif yaitu, penggunaan sistematis
metode penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan dan peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal. Kategori ini terdiri dari aktivitas
Caring seperti menjaga klien, mempercayai klien, dan memberikan perhatian khusus pada saat kunjungan klien pertama kali.
Kategori 4 Menciptakan hubungan positif, kategori ini hanya terdiri dari satu intervensi karatif yaitu menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural,
dan spiritual yang mendukung. Kategori ini terdiri dari aktivitas Caring seperti memberi harapan kepada klien, membiarkan klien mengekspresikan perasaannya
dan mempercayai klien. Kategori 5 Perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini
mencakup dua intervensi karatif yaitu memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi dan mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat
fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kategori ini terdiri dari aktifitas membebaskan klien dari gejala-gejala, melakukan
perawatan klien dengan lembut dan baik.
2.7 Caring Perawat di ruang ICU