106
Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas X
Logika Ekonomi
Sebagai salah satu anggota masyarakat, apakah inflasi
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi Anda atau keluarga Anda
secara keseluruhan?
b. Memburuknya Distribusi Pendapatan
Dampak negatif in asi terhadap tingkat kesejahteraan sebenarnya dapat dihindari jika laju pertumbuhan tingkat pendapatan lebih
besar dari laju in asi tersebut. Dengan kata lain, bagi pihak yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persen tase yang lebih besar
dari laju in asi akan mendapatkan keuntungan karena adanya in asi. Akan tetapi, dalam kenya taan nya di masya rakat hanya segelintir orang
yang memiliki kemampuan me ning katkan pendapatannya melebihi laju in asi. Dengan demikian, in asi hanya menyebabkan terjadinya
pola pembagian pendapatan masyarakat menjadi lebih timpang. In asi ibarat pajak bagi orang yang berpendapatan tetap dan merupakan
subsidi bagi mereka yang berpendapatan tidak tetap.
c. Terganggunya Stabilitas Ekonomi
In asi menggangu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan masa depan ekspektasi para pelaku ekonomi. Dengan perkiraan
bahwa harga-harga akan terus naik, konsumen melakukan pembelian barang dan jasa yang lebih banyak dari seharusnya. Bagi produsen,
perkiraan akan naiknya harga barang dan jasa men dorong mereka menunda penjualan untuk mendapatkan keun tungan maksimal.
Penawaran barang dan jasa berkurang. Akibat nya, kelebihan permintaan membesar dan mempercepat laju inflasi. Kondisi
ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk.
Selain ketiga dampak yang telah disebutkan di atas, inflasi berpengaruh bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, yaitu
menurunnya daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap adanya in asi tidak
menimbulkan pengaruh yang berarti terhadap daya beli.
4. Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi yang digunakan untuk mengetahui laju in asi selama periode tertentu, di antaranya Indeks
Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB, dan Indeks Harga Implisit IHI.
a. Indeks Harga Konsumen IHK
IHK adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang biasa dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Indeks
Harga Konsumen digunakan untuk melihat in asi dari sisi konsumen. Jadi, Indeks Harga Konsumen mengukur tingkat harga barang atau
jasa yang dianggap mencerminkan konsumsi masyarakat secara rata- rata.
IHK biasanya dihitung berdasarkan suatu survei biaya hidup di daerah perkotaan yang dilakukan secara berkala. Secara umum, jenis
barang dan jasa dalam IHK dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu makanan, pakaian, perumahan, serta aneka barang dan
jasa.
b. Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB
IHPB adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang diterima oleh produsen pada berbagai tingkat produksi.
Indeks Harga Perdaga ngan Besar digunakan untuk melihat in asi dari sisi produsen. Jadi, IHPB menggambarkan besarnya perubahan
harga pada tingkat harga perdagangan besar ataupun harga grosir dari sejumlah komoditas tertentu yang diperdagang kan di suatu
• Domestic inflation • Imported inflation
• Creeping inflation • Galloping inflation
• Hyperinflation
Zoom
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pendapatan Nasional dan Inflasi
107
negara atau daerah. IHPB dikelompokkan ke dalam lima sektor utama, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri,
ekspor, serta impor migas maupun nonmigas.
c. Indeks Harga Implisit Deflator PDB
Indeks Harga Implisit De ator PDB adalah indeks yang me- nunjuk kan tingkat harga barang dan jasa yang biasa dibeli konsumen
dalam jumlah yang besar dan biasanya meliputi wilayah yang lebih luas. Indeks Harga Implisit digunakan untuk melihat in asi dari sisi
pe re konomian secara makro. Indeks Harga Implisit IHI atau PDB de ator
diperoleh dengan membagi PDB nominal PDB harga berlaku dengan PDB riil PDB harga konstan pada tahun tertentu.
Dengan menggunakan indikator Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB, dan Indeks Harga Implisit
IHI atau De ator PDB, perkembangan tingkat in asi Indonesia terlihat dalam abel-tabel berikut.
Akhir Periode
1994 1995
1996 1997
1998 163,17
177,83 189,62
211,62 375,89
IHK Perubahan IHK
9,60 8,98
6,63 11,60
77,63
Sumber: Bank Indonesia
Tabel 5.8
IHK Tahun 1994-1998
Berdasarkan Tabel 5.8, dapat dihitung laju in asi pada tahun tertentu. Misalnya, untuk tahun 1996 sebagai berikut.
Akhir Periode
1995 1996
1997 1998
240 259
282 568
IHPB 11,62
7,92 8,8
101,42
Perubahan IHPB
Sumber: Bank Indonesia
Tabel 5.9
IHPB tahun 1995–1998 1983 = 100
Berdasarkan Tabel 5.9, dapat dihitung laju in asi pada tahun tertentu. Misalnya, untuk tahun 1996 sebagai berikut.
In asi
=
In asi
1996
= 189,62 – 177,83
177,83 IHK
1996
– IHK
1995
IHK
1995
IHK
t
– IHK
t-1
IHK
t-1
× 100
6,63 × 100
× 100 In asi
1996
= In asi
1996
=
In asi
=
In asi
1996
= 259 – 240
240 IHPB
1996
– IHPB
1995
IHPB
1995
IHPB
t
– IHPB
t-1
IHPB
t-1
× 100
7,92 × 100
× 100 In asi
1996
= In asi
1996
=
Di unduh dari : Bukupaket.com
108
Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas X
Akhir Periode
1991 1992
1993 1994
1995 1996
108,7 116,7
139 149,9
163,9 177,8
IHI 8,70
7,36 19,10
7,84 9,34
8,48
Perubahan IHI
Sumber: Bank Indonesia
Tabel 5.10
IHI Tahun 1991–1996 1990 = 100
Berdasarkan Tabel 5.10, dapat dihitung laju in asi pada tahun tertentu. Misalnya, untuk tahun 1996 sebagai berikut.
• Indeks Harga Konsumen IHK • Indeks Harga Perdagangan Besar
IHPB • Indeks Harga Implisit IHI
• Deflator PDB
Zoom
5. Cara Menanggulangi Inflasi