Pendapatan Nasional dan Inflasi
101
berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap perekonomian. Mengingat pentingnya inflasi maka penge tahuan mengenai
penyebab, dampak in asi, dan cara mengatasinya menjadi sangat penting bagi para pengambil keputusan. Pernahkah Anda merasakan
bagaimana harga-harga suatu barang atau jasa cenderung meningkat dalam periode waktu tertentu sebulan atau setahun?
Secara singkat, in asi dide nisikan sebagai tingkat kenaikan harga umum secara terus menerus persisten dalam periode tertentu.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Dr. Boediono dari Universitas Gadjah Mada mende nisikan in asi sebagai kecenderungan dari
naiknya harga-harga secara umum dan terus- menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut in asi, kecuali
jika kenaikan tersebut juga mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. Begitu juga kenaikan harga musimn,
menjelang hari besar keagamaan, atau yang terjadi sekali saja dan tidak memiliki pengaruh lanjutan tidak disebut sebagai in asi.
Dengan demikian, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi in asi, yaitu:
a. adanya kenaikan harga, b. bersifat umum, dan
c. berlangsung terus-menerus persistent.
2. Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
In asi dapat disebabkan oleh berbagai sumber, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Secara teoritis, terdapat
berbagai jenis in asi berdasarkan penyebabnya, di antaranya in asi dari sisi permintaan demand-side in ation, in asi dari sisi penawaran
supply-side in ation, dan in asi dari sisi permintaan dan penawaran demand-supply in ation.
a. Inflasi dari Sisi Permintaan Demand-Side Inflation
In asi dari sisi permintaan adalah jenis in asi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi
perubahan pada tingkat harga. Kenaikan permintaan terjadi karena jumlah uang beredar lebih besar daripada tingkat produksi
masyarakat, sehingga menyebabkan adanya peningkatan per mintaan untuk berbagai jenis barang dan jasa. Banyaknya permintaan total
tersebut akan meningkatkan harga-harga secara keseluruhan. In asi jenis ini disebut juga dengan in asi tarikan permintaan demand-pull
in ation
.
Menghadapi tekanan yang dirasakan semakin kuat, terutama sejak
pertengahan tahun 2001, Bank Indonesia berupaya keras untuk
meredam tekanan inflasi dengan menempuh kebijakan di bidang
moneter. Bank Indonesia menempuh kebijakan yang cenderung ketat untuk
mengendalikan uang primer sesuai target yang telah disesuaikan. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi kelebihan likuiditas yang dapat
mendorong lemahnya nilai tukar yang pada akhirnya memberikan tekanan
inflasi. Upaya ini terutama dilakukan melalui Operasi Pasar Terbuka OPT
dengan lelang SBI dan menaikkan suku bunga intervensi rupiah.
Sumber: Kompas, 21 Januari 2001
Ekonomika
Kurva 5.1
Inflasi Tarikan Permintaan Demand-Pull Inflation
P
P
1
P
Y Y
1
Y AD
AD
1
AS
Di unduh dari : Bukupaket.com
102
Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas X
Logika Ekonomi
Menurut Anda, adakah hubungannya antara inflasi dengan tingkat
pengangguran?
Kurva 5.2
Inflasi Dorongan Biaya Cost-Push Inflation
Keterangan: P =
Tingkat harga
Y = Tingkat pendapatan P
= Tingkat harga asal P
1
= Tingkat harga kemudian AD
= Permintaan agregat asal AD
1
= Permintaan agregat kemudian AS
= Penawaran agregat asal
b. Inflasi dari Sisi Penawaran Supply-Side Inflation
In asi dari sisi penawaran merupakan jenis in asi yang dise- bab kan oleh penurunan penawaran total. Faktor yang menyebabkan
menurunnya penawaran terdiri atas berbagai macam seperti ke naik- an tingkat upah, kenaikan harga bahan baku, baik impor maupun
domestik, dan kekakuan struktural. In asi jenis ini disebut juga dengan in asi dorongan biaya cost-push in ation.
Upah merupakan komponen yang paling penting dalam biaya produksi. Adanya kenaikan tingkat upah, yang biasanya disertai
dengan kenaikan biaya produksi kemudian dialihkan oleh produsen kepada konsumen dalam bentuk tingkat harga yang lebih tinggi. Ke-
naikan upah yang tidak sejalan dengan kenaikan produktivitas akan menyebabkan in asi.
Di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, biasanya ketergantungan terhadap bahan baku impor industri dalam negeri
sangat tinggi. Kenaikan tingkat harga di negara asal bahan baku misalnya melemahnya nilai tukar akan diteruskan ke perekono mian
domestik, pada gilirannya akan meningkatkan harga-harga umum.
In asi juga dapat disebabkan oleh adanya kekakuan struktural, antara lain berkaitan dengan struktur pasar, baik pasar barang
berkaitan dengan struktur pasar maupun pada pasar tenaga kerja berkaitan dengan upah minimum.
Penyebab utama in asi di negara berkembang adalah pertama, kekakuan inelastic dari penerimaan ekspor yang mengalami
pertumbuhan lebih lambat dibandingkan impor dan memburuknya nilai tukar perdagangan terms of trade menyebabkan pemerintah
terpaksa menggalakan produksi dalam negeri dari bahan baku yang diimpor. Hal tersebut akan menaikkan biaya produksi dan akan
mengakibatkan harga-harga barang meningkat. Kedua, kekakuan yang berkaitan dengan produksi bahan makanan di dalam negeri
yang tumbuh lebih lambat daripada pertambahan penduduk maupun pendapatan per kapita. Hal tersebut akan menyebabkan
harga bahan makanan di dalam negeri cenderung naik melebihi harga-harga barang lain.
Gra k in asi dari sisi penawaran terlihat pada Kurva 5.2. P
P
1
P
Y Y
1
Y AD
AS
1
AS
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pendapatan Nasional dan Inflasi
103
Keterangan: P
= Tingkat harga
Y = Tingkat pendapatan
P =
Tingkat harga asal P
1
= Tingkat harga kemudian
AD =
Permintaan total asal AS
= Penawaran total asal
AS
1
= Penawaran total kemudian
c. Inflasi dari Sisi Permintaan dan Penawaran Demand- Supply Inflation