84
Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas X
Indikator Ekonomi
Pertumbuhan PDB Pengangguran
Inflasi Ekspor Juta US
Impor Juta US Utang Luar Negeri Juta US
Cadangan Devisa Juta US 4,7
4,8 6,1
56.297 46.230
136.088 16.587
-13,0 18,4
58,5 50.371
31.942 150.886
22.713
1997 1998
1999
3,2 19,1
20,5 51.242
30.599 148.097
26.445
Sumber: Bank Dunia Kompas, 2 Oktober 2000
Tabel 4.2
Indikator Ekonomi Indonesia 1997-1999
Tabel 4.3
Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia 1997-2003
c. Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah
pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi
nasional akan lemah. Utang luar negeri juga merupakan satu masalah serius pemerintah. Apabila suatu negara memiliki utang luar negeri,
masalah yang muncul adalah menyangkut beban utangnya, yaitu pembayaran bunga utang setiap tahun dan pelunasan pokok utang
luar negeri. Total utang luar negeri Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kalaupun berkurang, besarnya pun
tidak seberapa. Misalnya, pada 1998 jumlah utang luar negeri Indonesia mencapai US150.886.000,00.
Indonesia bersama dengan beberapa negara sedang berkem bang lainnya tercatat sebagai negara dengan beban utang luar negeri yang
besar. Menurut suatu survei, pada puncak krisis ekonomi di tahun 1998 rasio utang luar negeri Indonesia terhadap total PDB mencapai
jumlah tertinggi di dunia mengalahkan negara-negara pengutang berat lainnya di kawasan Amerika Latin seperti Meksiko, Brasil, dan
Argentina. Perkembangan utang luar negeri Indonesia sampai dengan 2003 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Seperti halnya inflasi, pengangguran yang terus meningkat merupakan masalah bagi pembangunan ekonomi karena pengang-
guran yang terus meningkat biasanya berdampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan stabilitas nasional. Sejak
krisis ekonomi melanda Indonesia, tingkat in asi dan angka pengang- guran terbuka terus meningkat. Sebagai gambaran, menurut Laporan
Bank Dunia, in asi di tahun 1998 sudah mencapai tahap hyperin asi sebesar 58,5 persen. Adapun untuk angka pengangguran dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen per tahun, pada 1997 Indonesia memiliki jumlah pengangguran 4,8 persen dari jumlah
angkatan kerja. Pada 1999, persentase ini meningkat hampir 4 kali lipat, yaitu 19,1 persen. hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tahun
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003
Total 1+2+3+4
Bank 2
Bukan Bank 3
Bukan Lembaga Keuangan 4
53.864 67.329
75.863 74.917
71.377 74.661
81.666 14.364
10.810 10.848
7.720 6.649
4.870 4.316
136.087 150.886
148.098 141.694
133.073 131.343
135.401
Swasta Pemerintah
1
3.415 2.067
1.035 1.150
1.064 2.772
3.221 64.444
70.680 60.352
57.907 53.983
49.040 46.198
82.223 83.557
72.235 66.777
61.696 56.682
53.735
Sub-total Swasta
2+3+4
Keterangan: dalam juta dolar
Sumber: Bank Indonesia Dikutip dari Sadono, 2004
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kebijakan Ekonomi Pemerintah
85
Setelah Anda memahami materi tersebut, lakukan tugas berikut secara individu. Bacalah dengan cermat penggalan artikel berikut.
Mengingat utang luar negeri Indonesia yang semakin besar, adanya penghapusan utang pemerintah lewat mekanisme penukaran utang debt swap dengan kegiatan tertentu tak
akan signifikan mengurangi beban utang Indonesia, akan tetapi pemerintah bisa lebih dari sekadar swap apalagi moratorium atau penundaan pembayaran utang.
Sumber: Tempo, 4 Agustus 2006
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? 2. Apakah Indonesia akan tetap mengajukan permohonan debt swap dan moratorium
mengingat banyak bencana yang terjadi di Indonesia? Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda untuk dinilai.
Aktif dan Kreatif Individu 4.1
4. Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekonomi Makro