mengikat definisi dan mengemukakan kembali, namun belum mampu merumuskan definisi secara tepat.
d. Tahap Operasi Formal dari umur sekitar 11 tahun dan seterusnya
Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan penalaran dan berpikir abstrak. Anak mampu bernalar tanpa bantuan benda konkret atau
kejadian nyata. Anak telah mampu untuk melakukan operasi hubungan-hubungan dan memahami suatu konsep.
B. Pembelajaran Remedial
1. Pengertian Pembelajaran Remedial
Menurut Kunandar 2007 : 237 Remedial merupakan suatu system belajar yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang komprehensif menyeluruh,
yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang dialami perserta didik dalam belajar sehingga dapat mengoptimalkan
prestasi belajar. Menurut Supriyono 1991 : 144 Pengajaran perbaikan atau remedial
teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan yang dialami siswa dalam proses belajar sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar
tertentu.
Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, namun jika ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai
dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang membantu siswa agar mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian perbaikan
diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui proses pembelajaran remedial.
2. Tujuan Pengajaran Remedial
Secara umum tujuan pembelajaran remedial tidak berbeda dengan pembelajaran reguler yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran remedial bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar
sesuai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah. Menurut Kunandar 2007 : 237, secara terperinci tujuan pembelajaran
remedial yaitu : a.
Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya, dapat
mengenal kelemahannya
dalam mempelajari
materi pembelajaran dan juga kemampuannya.
b. Dapat memperbaikimengubah cara belajar kearah yang lebih baik.
c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil yang lebih baik. e.
Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya. Setelah siswa mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi
penyebab kesulitan belajarnya, maka siswa dapat menyesuaikan sikap dan kebiasaan yang baru dalam belajar.
3. Fungsi Pengajaran Remedial
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar pembelajaran remedial memiliki fungsi dalam Supriyono 1991 : 146:
a. Korektif
Artinya dalam fungsi ini pembelajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain :
1 Perumusan tujuan
2 Penggunaan metode
3 Cara-cara belajar
4 Materi dan alat pembelajaran
5 Evaluasi
6 Segi-segi pribadi, dan lain-lain.
b. Pemahaman
Artinya dengan pembelajaran remedial pihak memungkinkan guru, siswa atau pihak lain dapat lebih memahami siswa secara menyeluruh
tentang pribadi siswa. c.
Penyesuaian Penyesuaian pembelajaran remedial terjadi antara siswa dengan
tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapt belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih
baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitansehingga mendorong untuk lebih belajar.
d. Pengayaan
Maksudnya pembelajaran remedial itu dapat memperkaya proses belajar mengajar baik dalam segi metode maupun materi pembelajaran
sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam, atau dengan singkat prestasi belajarnya lebih baik.
e. Akselerasi
Maksudnya denagan pembelajaran remedial dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan
efisien. Dengan kata lain dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu maupun materi.
f. Terapsutik
Secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial dapat memperbaiki atau mnyembuhkan kondisi kepribadian siswa yang
menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian hasil belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat mempengaruhi pribadi
timbal balik. 4.
Metode dalam Pembelajaran Remedial Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial yaitu metode yang
dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Menurut Supriyono
1991 : 172 metode yang dapat digunakan, yaitu:
a. Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa dalam memahami suatu materi. Dalam rangka
perbaikan metode tanya jawab dapat membantu siswa dalam : 1
Memahami pribadi siswa. 2
Mengetahui kelebihankekurangannya tentang pemahaman materi. 3
Memperbaiki metode belajar. Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara
kelompok. Kebaikan metode ini dalam rangka pembelajaran remedial yaitu :
1 Memungkinkan terbinanya hubungan guru dan siswa.
2 Meningkatkan motivasi belajar siswa.
3 Merupakan kondisi yang menunjang pelaksanaan penyuluhan.
4 Menumbuhkan rasa harga diri siswa.
b. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar siswa dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami
oleh kelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka pembelajaran remedial yaitu :
1 Setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan
kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya bersama. 2
Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap saling percaya terhadap siswa lain.
3 Mengembangkan kerjasama antar siswa.
4 Menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
5 Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa.
c. Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka pemberian bantuan. Dengan pemberian tugas-tugas tertentu
baik secara individual maupun secara kelompok siswa yang mengalami kesulitan dapat dibantu. Dengan metode ini siswa
diharapkan dapat: 1
Lebih memahami dirinya. 2
Dapat memperluasmemperdalam materi yang dipelajari. 3
Dapat memperbaiki metode belajar yang pernah dialami. d.
Kerja kelompok Metode ini hampir sama dengan metode pemberian tugas dan metode
diskusi. Yang penting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami
kesulitan belajar karena: 1
Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman.
2 Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar.
Kehidupan kelompok memupuk rasa tanggung jawab, saling memahami diri.
e. Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah siswa yang sebaya yang ditunjukditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena
hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa. Dengan petunjuk-petunjuk dari guru, tutor ini membantu
temannya yang mengalami kesulitan. Pemilihan tutor sebaya ini didasarkan atas prestasi, punya hubungan social yang baik dan cukup
disenangi oleh teman-temannya. Tutor sebaya berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan
tutor ini ada kebaikannya yaitu: 1
Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antar siswa. 2
Tutor sebaya sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar.
3 Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
f. Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru-siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini
bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi yang diberikan mungkin pengulangan, mungkin materi baru, dan
mungkin pengayaan apa yang telah dimiliki siswa. Pengajaran individual ini bersifat terapeutik artinya mempunyai sifat
penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan pengajaran individual ini guru dituntut memiliki
kemampuan membimbing dan bersikap sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami, dan sebagainya. Hasil yang
diharapkan dalam pengajaran ini disamping adanya perubahan hasil belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.
g. Penggunaan Media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian siswa. Perhatian siswa memegang peranan dalam proses pembelajaran. Selain
itu dengan bantuan alat peraga, siswa akan lebih memahami konsep abstrak dalam pembelajaran matematika dengan memanipulasi benda
konkrit. Dengan demikian, diharapkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran remedial dapat membatu siswa yang mengalami
kesulitan, dan dapat meningkatkan hasil belajar.
C. Hasil Belajar