D. Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Elly Estiningsih pengertian alat peraga adalah media pengajaran yang mengandung atau membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari dalam
Pujiati, 2004:3. Menurut Djoko Iswadji alat peraga adalah seperangkat benda konkret
yang dirancang, dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membentu siswa menanamkan atau mengembangkan, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip yang ada dalam matematika dalam Pujiati, 2004:3. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga
merupakan seperangkat benda konkrit yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa memahai konsep-konsep yang
terkandung dalam benda konkret tersebut. Pada dasarnya anak belajar melalui hal-hal yang konkret, untuk
memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkret riil sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dcapai melalui
tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu,
sering memerlukan visualisasi. Tahap berpikir manusia mengikuti tahapan perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks Nana Sudjana, 1989 : 3. Penggunaan alat
peraga berkaitan erat dengan tahapan berpikir tersebut, karena alat peraga hal yang abstrak dapat disajikan ke bentuk benda konkret. Maka dalam
pembelajaran matematika sebaiknya guru menggunakan alat peraga untuk menerangkan materi kepada siswa. Alat peraga dapat menunjang proses
belajar mengajar karena hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, dan diputar
balikkan. Fungsi utama dari alat peraga yaitu untuk menurunkan keabsahan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut Pujiati, 2004:3
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga yaitu teknik penggunaan alat
peraga. Oleh karena itu, waktu penerapan alat peraga dan jenis alat peraga harus dipilih secara tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dikehendaki. Menurut Suherman 2001 : 203 manfaat yang didapat dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah:
1. Proses belajar mengajar termotivasi, baik siswa maupun guru terutama
untuk siswa, minatnya akan timbul, ia akan senang, terangsang, tertarik, dank arena itu akan bersifat positif terhadap pengajaran matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dank arena
itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret
yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru
menjadi banyak bertambah.
Menurut Suherman 2001 : 204, penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari :
1. Pembentukan konsep.
2. Pemahaman konsep.
3. Latihan dan penguatan.
4. Pelayanan terhadap perbedaan individual; termasuk pelayanan terhadap
anak lemah dan anak berbakat. 5.
Pengukuran; alat peraga dipakai sebagai alat ukur. 6.
Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpanannya secara umum; alat peraga sebagai obyak penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti. 7.
Pemecahan masalah pada umumnya. 8.
Pengundangan untuk berfikir. 9.
Pengundangan untuk berdiskusi. 10.
Pengundangan partisipasi aktif. Agar alat peraga dapat digunakan secara tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Menurut Ruseffendi 1997 : 227, menyatakan bahwa alat peraga yang digunakan harus memenuhi sifat berikut :
1. Tahan lama dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat.
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah dikelola tidak rumit.
4. Ukurannya sesuai seimbang dengan ukuran fisik anak.
5. Dapat menyajikan dalam bentuk riil, gambar atau diagram konsep
matematika. 6.
Sesuai dengan konsep catatan : bila anda membuat alat peraga segitiga berdaerah atau bola massif, mungkin anak beranggapan bahwa segitiga itu
bukan hanya rusuk-rusuknya saja tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif, bukan hanya kulitnya saja; jelas itu tidak sesuai dengan konsep segitiga
dan konsep bola. 7.
Dapat menunjukan konsep matematika dengan jelas. 8.
Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak. 9.
Bila kita juga mengharapkan agar siswa belajar aktif sendiri atau berkelompok alat peraga itu supaya bisa dimanipulasikan, yaitu dapat
diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain.
10. Bila mungkin dapat berfaedah lipat banyak.
E. Simetri Putar