Hasil analisis pengaruh riwayat merokok dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 15 orang 21,4 dengan riwayat merokok,
sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 5 orang 7,1 dengan riwayat merokok. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 55 orang 78,6 dengan tidak
riwayat merokok, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 65 orang 92,9 dengan tidak riwayat merokok. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,030
0,05, artinya ada pengaruh antara variabel riwayat merokok dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 3,54 95CI = 1,21-10,37, menunjukkan bahwa
responden yang menderita hipertensi 3,5 kali kecenderungan dengan riwayat merokok dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi.
4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui 3 variabel tiga yaitu pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian hipertensi,
maka dapat diidentifikasi secara keseluruhan 3 tiga variabel tersebut dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena nilai pada bivariat dengan binary
logistik hasil output pada tabel block 1 didapatkan hasil omnibus test pada bagian bloc dengan p value nya 0,25 sehingga ketiga variabel dapat dilanjutkan ke analisis
multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu : pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok dengan
variabel terikat yaitu kejadian hipertensi, serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji multivariat dengan mempergunakan regresi logistik ganda diperoleh bahwa variabel bebas yaitu, pola makan, istirahat dan kebiasaan merokok
berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Sedangkan variabel aktifitas fisik tidak berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
Tabel 4.4. Pengaruh Pola Makan, Istirahat dan Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
Variabel
B P
value Exp B
95 CI
Pola Makan 3,361
0,000 8,01
6,22 - 13,36
Istirahat -1,992
0,022 2,13
1,12 - 2,74
Kebiasaan Merokok 0,693
0,315 2,00
1,51 - 7,72
Constant -3,160
0,003 0,04
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa variabel kebiasaan merokok akan dikeluarkan dari model karena memiliki nilai p0,05, oleh karena itu
variabel yang masuk kedalam kandidat model selanjutnya adalah variabel pola makan dan kebiasaan istirahat dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5. Pengaruh Pola Makan dan Istirahat terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
Variabel
B P
value Exp B
95 CI
Pola Makan 3,361
0,000 8,11
6,22 - 13,36
Istirahat -1,667
0,040 2,18
1,13 - 2,92
Constant -2,425
0,000 0,00
Hasil analisis uji regresi logistik ganda juga menunjukkan bahwa variabel gaya hidup yaitu pola makan dengan p value 0,000 p0,05, dan istirahat dengan p
value 0,040 p0,05 berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi. Hasil analisis uji regresi logistik ganda
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi kejadian hipertensi di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi adalah variabel pola makan dengan
nilai OR sebesar 8,110 95 CI = 6,224-13,361 artinya bahwa responden yang menderita hipertensi 8,1 kali kecenderungan mempunyai pola makan tidak baik
dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap kejadian
hipertensi di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi. Pada tabel 4.5. juga terlihat bahwa variabel istirahat menunjukkan bahwa
variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap kejadian hipertensi di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
ganda, variabel istirahat diperoleh nilai OR sebesar 2,189 95 CI = 1,138-2,927, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 2,2 kali kecenderungan
mempunyai istirahat tidak cukup dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan variabel bebas yaitu
gaya hidup pola makan, istirahat dan kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi adalah sebagai
berikut : Model persamaan regresi logistik yang diperoleh adalah:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
atau Y = -3,361 + 1,113X
1
-1,667X
2
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Y = Variabel dependen kejadian hipertensi
X
1
= Pola makan X
2
= Istirahat Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika pola
makan X
1
dan istirahat X
2
, ditingkatkan ke arah yang lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan penurunan angka kejadian hipertensi RSUD Dr.H.Kumpulan Pane
Tebing Tinggi. Dapat dihitung ramalan probalilitas risiko responden untuk menderita hipertensi dapat dihitung dengan persamaan berikut :
y = -2,425 + 3,361 pola makan + -1,667 istirahat = -2,425 + 3,361 1 - 1,6671
y = -0,731 Dengan nilai probalilitasnya adalah :
p = 11+e
-y
= 1 1+2,7
--0,731
= 0,33 Dengan demikian, probabilitas untuk menderita hipertensi adalah 33.
Artinya semakin buruk pola makan dan kebiasaan istirahat maka angka kejadian hipertensi akan meningkat sebesar 33.
4.5. Population Attribute Risk PAR