Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

kebiasaan istirahat pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan kebiasaan istirahat yang cukup sebanyak 43 orang 61,4 dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden dengan kebiasaan istirahat yang cukup sebanyak 57 orang 81,4. Variabel kebiasaan merokok pada kelompok kasus lebih banyak pada responden dengan kebiasaan tidak merokok sebanyak 55 orang 78,6 dan pada kelompok kontrol lebih banyak pada responden yang tidak merokok sebanyak 65 orang 92,9.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu gaya hidup aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok dengan variabel dependen yaitu kejadian hipertensi, serta untuk mengetahui variabel mana yang masuk ke dalam model analisis multivariat. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat ini adalah uji chisquare dengan derajat kepercayaan 95 α = 0,05. Setelah melakukan wawancara dengan responden dan menguji hasil wawancara tersebut dengan uji statistik chi square maka hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.3. di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Pengaruh Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Variabel Kejadian Hipertensi Kasus Kontrol Nilai p OR n n 95 CI Gaya Hidup Aktifitas fisik Tidak cukup 40 57,1 33 47,1 0,310 1,49 Cukup 30 42,9 37 52,9 0,76-2,91 Total 70 100 70 100 Pola Makan Tidak baik 49 70 15 21,4 0,000 8,55 Baik 21 30 55 78,6 3,97-18,41 Total 70 100 70 100 Kebiasaan istirahat Tidak cukup 27 38,6 13 28,6 0,015 2,75 Cukup 43 61,4 57 71.4 1,27-5,95 Total 70 100 70 100 Kebiasaan Merokok Ya 15 21,4 5 7,1 0,030 3,54 Tidak 55 78,6 65 92,9 1,21-10,37 Total 70 100 70 100 Berdasarkan Tabel 4.3. hasil analisis pengaruh aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 40 orang 50,4 dengan aktifitas fisik tidak cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 33 orang 47,1 dengan aktifitas fisik tidak cukup. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 30 orang 42,9 dengan aktifitas fisik cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 37 orang 52,9 dengan aktifitas fisik cukup. Hasil uji statistik chi square Universitas Sumatera Utara diperoleh nilai p=0,310 0,05, artinya tidak ada pengaruh antara variabel aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil statistik pengaruh pola makan dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 49 orang 70 dengan pola makan tidak baik, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 15 orang 21,4 dengan pola makan tidak baik. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 21 orang 30 dengan pola makan baik, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 55 orang 78,6 dengan pola makan baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel pola makan dengan kejadian hipertensi, dengan OR sebesar 8,55 95CI = 3,97-18,41, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 8,5 kali kecenderungan dengan pola makan tidak baik dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hasil pengaruh istirahat dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 27 orang 38,6 yang tidak cukup istirahat, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 15 orang 18,6 yang tidak cukup istirahat. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 43 orang 61,4 yang cukup istirahat, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 57 orang 81,4 yang cukup istirahat. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 0,15, artinya ada pengaruh antara variabel istirahat dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 2,75 95CI = 1,27-5,95, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 2,7 kali kecenderungan dengan istirahat tidak cukup dibanding dengan responden yang menderita hipertensi. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis pengaruh riwayat merokok dengan kejadian hipertensi diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 15 orang 21,4 dengan riwayat merokok, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 5 orang 7,1 dengan riwayat merokok. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 55 orang 78,6 dengan tidak riwayat merokok, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 65 orang 92,9 dengan tidak riwayat merokok. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,030 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel riwayat merokok dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar 3,54 95CI = 1,21-10,37, menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi 3,5 kali kecenderungan dengan riwayat merokok dibanding dengan responden yang tidak menderita hipertensi.

4.4. Analisis Multivariat