sendiri, tenang, ramai, lelah. Saat ini sumber belajar telah dikemas dalam sebuah media, dapat berupa visual misalnya buku, audio misalnya kaset, ataupun video
misalnya CD pembelajaran. Menurut Dirjen Dikti, sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan seseorang untuk mempelajari sesuatu.
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran. Sebagian besar guru dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Dari sekian banyaknya sumber belajar
menurut Rohani diatas hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Semula guru merupakan sumber belajar utama yang mempunyai tugas
sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik, majalah, koran,
pamflet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah.
2.2 Buku Ajar
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain disebabkan belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal.
Sumber belajar yang dapat berasal dari manusia, bahan, lingkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada
peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar Mulyasa 2003. Salah satu bahan
yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media
pembelajaran adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau
dapat pula disebut sebagai buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran textbook adalah buku acuan wajib untuk digunakan
di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan, ahlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan
standar nasional pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 3. Buku ajar adalah buku yang ditulis untuk proses
belajar mengajar di sekolah. Isi, urutan dan cara penulisan buku tersebut disusun menurut aturan-aturan tertentu yang sesuai dengan proses pembelajaran Widodo
1993. Secara teknis Geene dan Pety dalam Tarigan 1986 menyodorkan sepuluh
kategori yang harus dipenuhi buku ajar yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1 Buku ajar haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya. 2 Buku ajar haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang
memakainya. 3 Buku ajar haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang
memanfaatkannya. 4 Buku ajar seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga
sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5 Isi buku ajar haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga
semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. 6 Buku ajar haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi
para siswa yang mempergunaknnya. 7 Buku ajar haruslah dengan sadar dan tegas menghindari dari konsep-konsep
yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung siswa yang memakainya.
8 Buku ajar haruslah mempunyai sudu t pandang atau ”point of view” yang jelas
dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
9 Buku ajar haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10 Buku ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.
2.3 Pengertian Konsep, Definisi, Prinsip, Prosedur, dan