adalah perilaku semena-mena siswa pada susunan kata Bahasa Indonesia, sehingga menyamakan bahasa cakapan dengan bahasa tulisan. Perhatikan data kalimat berikut ini.
5a Kembali aku merasa sangat kesal saat itu. 23K2P2 6a Di banyak kota besar, lalu lintas kemacetan di jalan raya menjadi persoalan
yang pelik. 44K1P1 7a Akhirnya ibu saya mendaftarkan saya di Sekolah Taman Kanak-kanak Mutiara
Harapan yang masih baru saja berdiri dan saya masuk langsung pada kelas nol besar. 83K4P2
Frasa yang bercetak miring tersebut mengandung kesalahan susunan kata. Kalimat 5a terdapat kesalahan susunan kata pada predikat dan subjek. Pada kalimat
5a seharusnya kata kembali diletakkan setelah kata Aku. Hal ini dikarenakan, fungsi verba kembali sebagai predikat, seharusnya diletakkan setelah subjek, yaitu
aku. Kalimat 6a memilki kesalahan pada susunan frasa lalu lintas kemacetan. Frasa yang baik memilki format D-M diterangkan-menerangkan tetapi, frasa tersebut
mengalami kebalikannya. Oleh sebab itu, susunan frasa lalu lintas kemacetan seharusnya menjadi kemacetan lalu lintas.
Kalimat 7a memilki kesalahan pada susunan frasa masuk langsung, seharusnya adverbia langsung diletakkan sebelum verba masuk. Hal tersebut sesuai
dengan aturan dalam tataran frasa, bahwa adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia langsung. Perbaikan keempat kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
5b Aku kembali merasa sangat kesal saat itu. 6b Di banyak kota besar, kemacetan lalu lintas di jalan raya menjadi persoalan
yang pelik. 7b Akhirnya ibu saya mendaftarkan saya di Sekolah Taman Kanak-kanak Mutiara
Harapan yang masih baru berdiri dan saya langsung masuk pada kelas nol besar.
3 Redudansi Makna
Dalam karangan siswa juga ditemukan kesalahan karena adanya penjamakan yang ganda kesalahan penggunaan bentuk jamak pada kalimat tersebut. Dalam sebuah
kalimat untuk penanda jamak sebuah kata cukup digunakan satu penanda saja, jika sudah terdapat penanda jamak tidak perlu kata tersebut diulang atau jika kata tersebut
sudah diulang tidak perlu menggunakan penanda jamak. Perhatikan data penggunaan bentuk penjamakan ganda berikut ini.
8a Oleh karena paras dan hatinya yang cantik itu, Uti menjadi sosok yang sangat diidolakan oleh semua teman-temannya, tidak terkecuali aku. 13K8P3
9a Kini giliran ku untuk membalas semua jasa-jasa mereka kepada ku, walaupun yang aku lakukan tidak sebanding dengan apa yang mereka berikan kepada ku.
35K1P5 10a Bahkan menurut guru-guruku, perpustakaan sekolahku merupakan
perpustakaan terlengkap di kota, tak jarang banyak pengunjung-pengunjung dari sekolah lain yang datang untuk mencari referensi buku. 41K3P1
11a Kami mengunjungi banyak sekali tempat-tempat unik dan menarik yang merupakan ciri khas Kota Surabaya. 46K3P2
Dalam kalimat-kalimat tersebut, terdapat beberapa frasa bergaris miring yang mengandung kesalahan penjamakan yang ganda. Perbaikan keempat kalimat tersebut
adalah sebagai berikut. 8b Oleh karena paras dan hatinya yang cantik itu, Uti menjadi sosok yang sangat
diidolakan oleh semua temannya, tidak terkecuali aku. 8c Oleh karena paras dan hatinya yang cantik itu, Uti menjadi sosok yang sangat
diidolakan oleh teman-temannya, tidak terkecuali aku. 9b Kini giliran ku untuk membalas semua jasa mereka, walaupun yang aku lakukan
tidak sebanding dengan yang mereka berikan kepada ku. 9c Kini giliran ku untuk membalas semua jasa-jasa mereka, walaupun yang aku
lakukan tidak sebanding dengan yang mereka berikan kepada ku. 10b Bahkan menurut guru-guruku, perpustakaan sekolahku merupakan
perpustakaan terlengkap di kota, tak jarang banyak pengunjung dari sekolah lain yang datang untuk mencari referensi buku.
10c Bahkan menurut guru-guruku, perpustakaan sekolahku merupakan perpustakaan terlengkap di kota, tak jarang pengunjung-pengunjung dari
sekolah lain yang datang untuk mencari referensi buku. 11b Kami mengunjungi banyak sekali tempat unik dan menarik yang merupakan
ciri khas Kota Surabaya. 11c Kami mengunjungi tempat-tempat unik dan menarik yang merupakan ciri khas
Kota Surabaya.
b. Kesalahan Konstruksi Sintaksis Pada Tataran Struktur Kalimat
Dari 1323 kalimat dalam 84 karangan siswa kelas X SMK Negeri 1 Depok ditemukan 106 kalimat yang mengandung kesalahan konstruksi sintaksis. Ke-102
kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan konstruksi sintaksis tersebut terdiri dari 33 kalimat struktur frasa dan 73 kalimat struktur kalimat. Kesalahan konstruksi sintaksis
struktur kalimat tersebut tidak lepas dari parameter penyebab kesalahan sebuah kalimat. Beberapa parameter yang digunakan dalam penelitian ini telah diungkapkan oleh
Setyawati 2010: 84-102. Parameter tersebut dibagi menjadi sembilan jenis kesalahan konstruksi pada tataran struktur kalimat. Berdasarkan parameter yang telah diungkapkan
dalam bab hasil penelitian, terdapat enam jenis kesalahan konstruksi sintaksis pada tataran kalimat yang ditemukan dalam karangan siswa kelas X SMK Negeri 1 Depok.
Parameter penyebab kesalahan konstruksi sintaksis pada tataran struktur kalimat tersebut meliputi kalimat tidak berpredikat 7 kalimat, kalimat tidak bersubjek 12
kalimat, adanya kalimat tidak lengkap kalimat buntung 10 kalimat, penggunaan konjungsi yang tidak tepat 27 kalimat, kalimat yang rancu 6 kalimat, dan
penggunaan kata tanya yang tidak perlu 6 kalimat. Deskripsi dari parameter penyebab kesalahan konstruksi sintaksisi struktur kalimat tersebut sebagai berikut.
1 Kalimat Tidak Berpredikat
Setiap kalimat dalam struktur lahirnya lisantulis sekurang-kurangnya memiliki predikat Sugono, 2009: 30. Ketiadaan unsur predikat sebagai unsur intistruktur
internal kalimat disebut sebagai kalimat yang tidak lengkap atau tidak sempurna atau kalimat minor. Adanya kalimat yang tidak berpredikat pada karangan siswa tersebut
dapat mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan dalam memahami makna kalimat. Perhatikan data kalimat berikut ini.
12a Dinding-dinding kelas putih dan bersih yang dihiasi dengan gambar-gambar pahlawan, foto presiden, wakil presiden, dan pancasila. 14K1P2
13a Kemudian, aku sarapan pagi bersama ayah dan ibuku. 20K2P2 14a Ayah dan ibuku, semenjak Imaji diangkat sebagai sesepuh desa. 52K1P2
15a Adi yang ke pasar dengan sepeda bututnya. 79K4P3 Kalimat 12a memilki kata yang yang dapat mengaburkan predikat dalam
kalimat tersebut. Penghilangan kata yang dalam kalimat 12a dapat mengakibatkan kalimat tersebut lengkap subjek dan predikatnya. Kalimat 13a tidak dapat disebut
kalimat lengkap karena sebelum kata pagi terdapat kata sarapan yang memiliki arti makanan pagi hari atau makanan pada pagi hari. Jadi, apabila diartikan secara harafiah
kalimat tersebut memiliki arti Kemudian, aku.....makanan pagi hari pagi bersama ayah dan ibuku..
Kalimat 14a kurang lengkap bila dilihat dari unsur kelengkapan sebuah kalimat, yaitu subjek dan predikat. Kalimat tersebut tidak memiliki predikat, sehingga
akan lebih baik bila terdapat tambahan verba sebagai predikatnya. Salah satu verba yang tepat untuk mengisi predikat kalimat 14a adalah berpisah. Kalimat 15a memiliki
kesalahan yang sama dengan data kalimat lainnya, yaitu tidak adanya verba setelah subjek. Oleh sebab itu, sebagai salah satu data perbaikan kalimat, verba pergi dapat
melengkapi kekurangan kalimat tersebut. Perbaikan keempat kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
12b Dinding-dinding kelas putih dan bersih dihiasi dengan gambar-gambar pahlawan, foto presiden, wakil presiden, dan pancasila..
13b Kemudian, aku makan sarapan bersama ayah dan ibuku. 14b Ayah dan ibuku berpisah, semenjak Imaji diangkat sebagai sesepuh desa.
15b Adi pergi ke pasar dengan sepeda bututnya.
2 Kalimat Tidak Bersubjek
Sama seperti kalimat tidak berpredikat, kalimat tidak bersubjek pun dikatakan sebagai kalimat yang tidak lengkap. Salah satu penyebab kesalahan sintaksis ini adalah
menggunakan preposisi di awal kalimat aktif. Preposisi seperti dalam, bagi dari, dengan, sebagai, merupakan, kepada, dan pada dapat mengaburkan subjek dalam
kalimat khususnya kalimat aktif Setyawati, 2010: 85. Perhatikan data kalimat berikut ini.
16a Di dalam kelas, populer sebagai anak yang usil atau jahil kepada teman- temannya. 5K1P2
17a Dengan menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. 19K2P2
18a Mempunyai banyak fasilitas seperti lab ipa, lab bahasa, perpustakaan, green house, ruang multimedia, aula, parking lot, dan ruang fitness. 43K2P3
19a Dari kejauhan pula yang melihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang
mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. 34K5P1
Keempat kalimat tersebut tidak memilki subjek yang jelas. Kalimat-kalimat tersebut hanya menyebutkan predikat, objek, dan keterangan tanpa menyebutkan subjek
sebagai pokok pembicaraan atau bahasannya, sehingga membuat makna kalimat menjadi rancu. Kalimat 17a dan 19a menggunakan preposisi dengan dan dari
yang mengaburkan subjek dalam kalimat aktif, sehingga untuk memperbaikinya dengan mempasifkan kalimat atau menghilangkan preposisi tersebut. Perbaikan keempat
kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 16b Di dalam kelas, ia populer sebagai anak yang usil atau jahil kepada teman-
temannya. 17b Ekstrakurikuler menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. 18b Sekolahku mempunyai banyak fasilitas seperti lab ipa, lab bahasa,
perpustakaan, green house, ruang multimedia, aula, parking lot, dan ruang fitness.
19b Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari
rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau.
3 Kalimat Tidak Lengkap Kalimat Buntung
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak memiliki subjek atau predikat. Kalimat buntung dapat merupakan kalimat yang dipenggal dan masih
berhubungan dengan kalimat lain. Dalam landasan teori dijelaskan bahwa kalimat tunggal yang diawali konjungsi tidak dapat dikategorikan sebagai kalimat. Akan tetapi,