18 l.
Burnout syndrome, siswa yang mengalami burnout memiliki keinginan yang kuat untuk melarikan diri dari kegitan belajar bahkan berkeinginan
untuk putus sekolah.
5. Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar
Cherniss 1980, menyatakan bahwa untuk mengatasi burnout intervensi yang berorientasi preventif lebih diutamakan dari pada yang
berorientasi kuratif dengan alasan lebih efektif dan membutuhkan biaya yang lebih murah. Sedangkan aspek lain dikaitkan dengan proses belajar yang
perlu diperhatikan dalam mengatasi burnout, yaitu pemahaman guru BKkonselor bahwa penumbuhan kesadaran dari diri siswa merupakan
langkah pertama untuk mengatasi burnout Suwarjo Diana Septi Purnama, 2014: 16.
Menurut Cherniss Suwarjo Diana Septi Purnama, 2014: 17 terdapat lima kemungkinan intervensi terhadap burnout yaitu:
a. Pengembangan pribadi, yakni membantu siswa supaya memahami
tujuan pribadinya sehingga dapat mnegatasi masalah tujuan yang tidak realistis, membantu mengadopsi tujuan baru sebagai sumber alternatif
bagi kepuasan dan membantu mengurangi tuntutan internal dari dalam diri siswa.
b. Perubahan pekerjaan dan struktur peran, yaitu upaya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menetukan rencana atau program baru dalam melaksanakan kegiatan dangan waktu dan tanggung jawab yang
jelas
19 c.
Intervensi pengembangan manajemen, yaitu upaya yang mengarahkan kepada perbaikan sistem dan organisasi sekolah. Misalnya, perbaikan
cara mengajar guru dan cara kerja pejabat serta staff sekolah. d.
Pemecahan masalah organisasi dan pengambilan keputusan. Bentuk intervensi ini mengarah kepada upaya pemecahan masalah yang terjadi
pada setiap unsur dalam sekolah dan tidak membiarkan masalah tersebut larut dan tidak ada solusi.
e. Perubahan dan tujuan filosofis organisasi. Keterbukaan setiap warga
sekolah dalam menerima segala perubahan yang berkaitan dengan proses belajar. Menggunakan tujuan filosofis sekolah sebagai dasar
setiap perubahan dan permasalahan yang terjadi. Kiat-kiat yang dapat digunakan sebagai alternatif cara untuk mengatasi
kejenuhan belajar, disampaikan pula oleh Muhibbin Syah 2003 antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan istirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan takaran yang cukup banyak.
b. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dan hari-hari belajar
yang dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat. c.
Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat
perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada disebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk
belajar.
20 d.
Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih giat daripada sebelumnya.
e. Siswa harus berbuat nyata tidak menyerah atau tinggal diam dengan
cara mencoba belajar dan belajar lagi.
6. Dampak Kejenuhan Belajar