d. Dari analisis daya pembeda sperti pada lampiran 19, soal yang mempunyai daya pembeda jelek adalah soal nomor 6, 8, 10, 17, 21, 26,
32, 33, dan 39 Soal dengan daya beda cukup adalah soal nomor 1, 2, 7, 9, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 34, 35, 36, dan 37 Soal dengan
daya pembeda baik adalah soal nomor 3, 4, 5, 11, 12, 15, 19, 23, 27, 29, 38, dan 40. Dari hasil perhitungan pada lampiran 19, untuk tiap butir
soal dari 40 butir yang telah diujicobakan diperoleh 9 butir soal dengan daya pembeda jelek, 19 butir soal dengan daya pembeda cukup, 12 butir
soal dengan daya pembeda baik. Dengan memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas butir, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda soal m aka 40 soal yang diujicobakan diambil 30 soal yang dipergunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40. Soal-soal yang yang digunakan memenuhi syarat soal valid, tingkat kesukaran
mudah, sedang, dan sukar serta daya pembeda baik sekali, baik dan cukup, sedangkan soal yang lain tidak digunakan. Soal yang dipilih ini
selanjutnya diberi nomor 1 sampai 30 dapat dilihat pada lampiran 23 dan perangkat yang terdiri atas 30 butir yang memenuhi persyaratan
dijadikan sebagai instrumen pada penelitian ini.
G. Metode Analisis Data
1. Pengujian Pendahuluan a. Uji homogenitas populasi, langkah-langkahnya adalah sebagai barikut:
1. Membuat tabel seperti di bawah ini;
lxiii
Sample kedkdk-1S
i2
log S
i2
dk log S
i2
∑
n
i
1S
i 2
S
2. Variansi gabungan dari semua sampel
2
∑
n
i
1
3. Harga satuan B dengan rumus B
log S
2
∑
n
i
1 4. x
2
ln10
B
∑
n
i
1 log S
i 2
x
2
hitung
yang diperoleh dikonsultasikan dengan x
2
tabel
dengan dk= n
k
- 1+n
e
-1 dan taraf signifikansi 5. Apabila x
2
hitung
x
2
tabel
maka tidak ada perbedaan yang signifikansi atau dengan kata lain kedua kelompok
homogen. Sudjana, 1996: 263 b. Uji normalitas sampel
Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji kenormalan distribusi sampel. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji
Lilliofors. Dalam Sudjana,1996:467 dituliskan Prosedur pengujian kenormalannya adalah sebagai berikut.
1. Pengamatan x
1
, x
2
, … , x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, … , z
n
dengan menggunakan rumus : z
i
=
x
i
x s
x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
2. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fz
i
= Pz ≤ z
i
. 3. Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, … , z
n
yang lebih kecil atau sama dengan
z
i
. Jika
proporsi ini
dinyatakan oleh
Sz
i
maka banyaknya
z
1
, z
2
,..., z
n
yang
z
i
Sz
i
= n
lxiv
Sumber variasidkJKKTFRata-rata Antar Kelompok
Dalam Kelompok1 k-1
n
i
-1R
y
A
y
4. Hitung selisih Fz
i
– Sz
i
kemudian tentukan harga mutlaknya. 5. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut, sebut L .
6. Nilai kritis untuk L adalah L
tabel
= 0,886
n dengan n adalah banyaknya
sampel. 7. Kriteria, tolak H
o
: populasi berdistribusi normal jika L ≥ L
tabel
2. Uji Tahap Akhir a. Analisis Varians
Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji analisis varians satu arah jalan Sudjana,1996:302-305. Untuk menguji hipotesis nol
H dengan
tandingan H
a
H =
1
=
2
=
3
H
a
= Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Keterangan:
1
= rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II
2
= rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD
3
= rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran konvensional
Digunakan tabel analisis varians seperti pada tabel berikut:
lxv
D
y
∑
Y R
y
A
y
Total n
i
Y
2
- -
Keterangan: R
y
J
2
∑
n
i
dengan J = J
1
+ J
2
+ J
3
+…+ J
k
J
i
=
i
A
y
∑
J
i2
n
i
R
y
∑
Y
2
jumlah kuadrat-kudrat JK dari semua nilai pengamatan
2
untuk rata-rataR
y
dk=1 , untuk antar kelompok Ay dk=k-1, untuk dalam kelompok dk=
n
i
-1 dan untuk total
∑
Y
2
dk= n
i
F
A
y
k 1
D
y
∑
n
i
1 Jika harga F
hitung
F
tabel
, dengan F
tabel
= F
,k-1,n-k
untuk =5 , maka H
o
ditolak. Jika H
o
ditolak, diteruskan dengan uji lanjut ANAVA yaitu dengan Uji Rank Berganda Duncan.
b. Uji Rank Berganda Duncan Prosedur pelaksanaan dari Uji Rank Berganda Duncan, sebagai berikut:
1. mula-mula mean dari masing-masing m buah perlakuan diurutkan dari harga terkecil hingga harga terbesar.
Misalkan: mula-mula mean-mean perlakukan adalah y
1
, y
2
, y
3
,..., y
m
diurutkan menjadi y
1
y
2
y
3
... y
m
2. kemudian standar error dari masing-masing mean-mean perlakukan dihitung dengan rumus
lxvi
∑
i 1
n 1
s
y
i
RK
s
n
h
dengan RK
s
= D
y
∑
n
i
k dan n
h
m
m
i
i = menyatakan perlakuan : i = 1,2,...,m RK
s
= rata–rata kuadrat sesatan n
h
= jumlah observasi yang sama untuk tiap perlakuan 3. setelah itu kita gunakan Tabel Rank Berganda Duncan dan mencari nilai-
nilai : r
p, f untuk p = 2,3,...,m = taraf signifikan
f = jumlah derajat bebas sesatan 4. cari niali-nilai Rp untuk p= 2,3,...,n sebagi berikut
Rp = r
p, f . s
y
m
5. Selisih-selisih dari
mean-mean perlakuan
dihitung kemudian
dibandingkan dengan nilai Rp sebagai berikut: y
m
y
1
dibandingkan dengan R
m
y
m
y
2
dibandingkan dengan R
m 1
y
m
y
3
dibandingkan dengan R
m 2
y
m
y
m 1
dibandingkan dengan R
2
6. Kriteria untuk pengujian adalah yang digunakan adalah: bila selisih 2 buah mean dari butir 5 diatas lebih besar dari nilai R yang dipasangkan,
maka kita menyimpulkan bahwa kedua buah mean tersebut berbeda. Sandra Widasari, 1998:2.45-2.48
lxvii
K. JIGSAW II