B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan kognitif yang
heterogen. Woolfolk dalam Budiningarti 1998: 22 menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang didasarkan pada
faham konstruktivisme. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya
berhasil. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai pengajaran gotong royong atau cooperatif learning. Sistem pendidikan
gotong royong merupakan alternatif menarik yang dapat mencegah timbulnya kegresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa
mengorbankan aspek kognitif. Menurut Muslimin Ibrohim 2000:6 Unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut. 1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”. 2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti
milik mereka sendiri. 3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki
tujuan yang sama. 4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara anggota
kelompoknya. 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiahpenghargaan yang juga
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif. 7. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa berarti
sekolah guru dan murid:
xxvi
1. mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berfikir kritis dan kerja sama kelompok;
2. menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda;
3. menerapkan bimbingan oleh teman peer coaching; 4. menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai ilmiah;
5. membangun sekolah dalam suasana belajar. Slavin 1995: 16 menyatakan terdapat dua aspek penting yang mendasari
keberhasilan cooperatif learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif.
a. Teori motivasi
Aspek motivasi pada dasarnya ada dalam konteks pemberian penghargaan kepada kelompok. Adanya tujuan kelompok tujuan bersama mampu
menciptakan situasi di mana cara bagi setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuannya sendiri adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya
tercapai terlebih dahulu.
b. Teori Kognitif
Asumsi dasar teori-teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan
mereka tentang konsep-konsep penting. Vygotsky mendefinisikan Zone of proximal development sebagai suatu selisih atau jarak antara tingkat
perkembangan potensial yang ditentukan oleh pemecah masalah dengan bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan sejawat yang lebih
mampu.
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD