Alat Pengumpul Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Instrumen

Gambar 23

D. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode Tes Metode ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar matematika. 1. Tes hasil belajar pokok bahasan kuadrat dan akar kudrat Tes ini dikenakan pada siswa kelas II semester 1 SMP N 10 Semarang pada kelas II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas II-D yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional. Data ini digunakan untuk uji homogenitas dan normalitas populasi. 2. Tes hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras Tes ini dikenakan pada kelas II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas II-D yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. lvii

F. Analisis Instrumen

Instrumen penelitian harus memenuhi syarat-syarat sebagai instrumen yang baik, maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas di luar kelas sampel penelitian. Instrumen penelitian ini diujicobakan pada kelas II-C dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan bagian dari populasi, sehingga memiliki kemampuan yang sama dengan kelompok sampel penelitian. Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian yang disusun memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik. Dalam penelitian ini ujicoba instrumen dilakukan di kelas II-C yang tidak terpilih sebagai sampel. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40 soal. Adapun langkah yang diambil dalam tes ujicoba soal tes matematika sebagai berikut. a. Tahap persiapan, meliputi menentukan alokasi waktu, membuat kisi-kisi soal, membuat soal sesuai dengan kisi-kisi. b. Tahap pelaksanaan c. Tahap analisis lviii  x  ∑ p i 1  p i 1. Analisis Instrumen Penelitian Tes hasil belajar matematika a. Validitas tiap butir soal Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus Korelasi Product Moment. r xy  N ∑ XY  ∑ X ∑ Y N ∑ X 2  ∑ X 2 N ∑ Y 2  ∑ Y 2 Keterangan r xy N X Y : : Koefisien korelasi item soal : Banyak peserta tes : skor item : Skor total Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dengan signifikansi 5, jika r xy r kritis maka butir soal tersebut valid dan jika tidak maka butir soal tersebut tidak valid. Suharsimi Arikunto, 2003: 72 b. Reliabilitas soal Karena tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang dikotomis maka rumus untuk menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Kuder Richardson formula 20 KR-20, yaitu r 11  KR 20 n n  1 2 N i 1  x 2 lix Keterangan : r 11 n  x 2 Pi : Indeks korelasi harga reliabilitas : Banyaknya butir soal : Variansi total : Taraf kesukaran masing-masing butir soal Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung r tabel . Suharsimi Arikunto, 2003 : 100 c. Taraf kesukaran Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung rasio antara banyaknya siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Rumus yang digunakan: Keterangan : P  B N P B N : Tingkat kesukaran : Banyaknya siswa yang menjawab benar : Jumlah peserta tes Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut Suharsimi Arikunto,2003: 208 Soal dengan p = 0,00 – 0,30 : Soal sukar. Soal dengan p = 0,30 – 0,70 : Soal sedang. Soal dengan p = 0,70 – 1,00 : Soal mudah. Dalam penelitian ini bila soal dengan p = 0,30 soal berkriteria sukar, dan soal dengan p = 0,70 adalah soal berkriteria sedang. d. Daya pembeda Soal lx Untuk menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut. 1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. 2. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 3. Mencari P tingkat kesukaran dari kelompok atas dan kelompok bawah. 4. Mengurangkan tingkat kesukaran kelompok atas dengan tingkat kesukaran kelompok bawah. d = P A - P B Keterangan: d : Daya pembeda soal P A : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok atas P B : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok bawah. Kriteria yang digunakan d = 0,00 – 0,20 d = 0,20 – 0,40 d = 0,40 – 0,70 d = 0,70 – 1,00 : Daya beda soal jelek : Daya beda soal cukup : Daya beda soal baik : Daya beda soal baik sekali Suharsimi Arikunto, 2003: 214 Dalam penelitian ini bila d = 0,20 merupakan soal dengan daya beda jelek, d = 0,40 merupakan soal dengan daya beda cukup, dan bila nilai d = 0,70 maka soal mempunyai daya beda baik. 2. Analisis hasil Uji Coba Setelah dilakukan uji coba di kelas II-C SMP N 10 Semarang diperoleh data yang diperlukan untuk menentuka validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan lxi daya pembeda soal. Berdasarkan analisis hasil uji coba instrumen pada lampiran 19 , diperoleh: a. Karena banyaknya responden ada 37 siswa maka suatu butir soal dikatakan valid jika r hitung r tabel = 0,325. Soal dengan kategori valid yaitu nomor 1, 2, 3,4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40, sedangkan soal yang lainnya tidak valid. Dari perhitungan data seperti pada lampiran 19, untuk tiap butir soal dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 31 butir soal yang valid 9 butir soal yang lain tidak valid. b. Perhitungan relibilitas diperoleh r hitung = 0.85 dan r tabel =0,312 Karena r hitung r tabel maka instrumen penelitian adalah reliabel. Setelah mendapat harga r hitung kemudian dikonsultasikan dengan harga kriteria. Dari hasil perhitungan dalam lampiran 19 untuk tiap butir soal dari 40 soal yang diujicobakan diperoleh r hitung = 0.85. c. Dari analisis taraf kesukaran diperoleh soal dengan kriteria mudah, sedang dan sukar. Soal dengan kriteria mudah adalah nomor 8 sedang soal dengan kriteria sedang adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40 sedang soal dengan kriteria sukar adalah 11, 18, 21, 24, dan 33 dari hasil perhitungan seperti dalam lampiran 19, untuk tiap butir soal dari dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh 1 butir dengan kriteria mudah, 34 butir dengan kriteria sedang, 5 butir dengan kriteria sukar. lxii d. Dari analisis daya pembeda sperti pada lampiran 19, soal yang mempunyai daya pembeda jelek adalah soal nomor 6, 8, 10, 17, 21, 26, 32, 33, dan 39 Soal dengan daya beda cukup adalah soal nomor 1, 2, 7, 9, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 34, 35, 36, dan 37 Soal dengan daya pembeda baik adalah soal nomor 3, 4, 5, 11, 12, 15, 19, 23, 27, 29, 38, dan 40. Dari hasil perhitungan pada lampiran 19, untuk tiap butir soal dari 40 butir yang telah diujicobakan diperoleh 9 butir soal dengan daya pembeda jelek, 19 butir soal dengan daya pembeda cukup, 12 butir soal dengan daya pembeda baik. Dengan memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas butir, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal m aka 40 soal yang diujicobakan diambil 30 soal yang dipergunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40. Soal-soal yang yang digunakan memenuhi syarat soal valid, tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar serta daya pembeda baik sekali, baik dan cukup, sedangkan soal yang lain tidak digunakan. Soal yang dipilih ini selanjutnya diberi nomor 1 sampai 30 dapat dilihat pada lampiran 23 dan perangkat yang terdiri atas 30 butir yang memenuhi persyaratan dijadikan sebagai instrumen pada penelitian ini.

G. Metode Analisis Data