1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah harga, kualitas produk , pelayanan dan
psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada outlet Teh Es Poci.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan.
Sebagai informasi dan bahan masukan ataupun acuan bagi Teh Es Poci di kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau untuk lebih memperhatikan kualitas
produk, pelayanan, harga serta dapat dijadikan landasan dalam menetukan kebijakan selanjutnya.
2. Bagi Peneliti. Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan
pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku kuliah, serta memperluas wawasan penulis dalam bidang pemasaran, khususnya tentang pengaruh
harga, kualitas, pelayanan dan psikologis terhadap keputusan pembelian, pada sektor usaha outlet Teh Es Poci kuliner.
3. Bagi peneliti lain. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga 2.1.1 Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Amstrong 2001:439 harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produkjasa. Sedangkan menurut Stanton 2000, harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya. Harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan sehingga konsumen tidak merasa rugi.
Salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah harga. Segala keputusan yang
bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek
keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa.
Sementara Lupiyoadi 2001:134 menyatakan bahwa harga merupakan uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan dengan
membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh The Consumer’s costs and benefits. Biaya costs antara lain: waktu dan tenaga, dan pinjaman,
pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain sedangkan manfaat benefits meliputi: prestise, pengalaman, pemenuhan kebutuhan, kualitas dan
lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tjiptono 2005:182 harga berperan penting secara makro bagi perekonomian secara umum dan secara mikro bagi konsumen dan perusahaan
1. Bagi perekonomian Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga
merupakan regulator dasar dalam system perekonomian karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor industri, seperti tenaga kerja, tanah, modal, waktu
dan kewirausahaan 2. Bagi konsumen
Dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor harga menjadikan harga sebagai satu-satunya pertimbangan membeli
produk, dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun juga mempertimbangkan faktor lain seperti citra merek, lokasi
toko, layanan, nilai atau value dan kualitas 3. Bagi perusahaan
Dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen
bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas produk bersangkutan. Harga
mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan. Singkat kata, perusahaan mendapatkan uang melalui harga yang ditetapkan.
Bagi perusahaan, penetapan harga suatu barang dan jasa memberikan pengaruh yang tidak sedikit karena:
Universitas Sumatera Utara
a. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar b. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha
c. Harga akan memberikan hal yang maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih
2.1.2 Tujuan Penetapan Harga
Tjiptono 2002:152-153 mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu:
1. Tujuan berorientasi pada laba Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahan selalu
memilih harga yang menghasilkan laba paling tinggi maksimalisasi laba 2. Tujuan berorientasi pada volume
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar
3. Tujuan berorientasi pada citra Perusahaaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sementara harga yang rendah digunakan untuk membentuk citra tertentu
4. Tujuan stabilitas harga Tujuan stabilitas harga dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil.Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,
mendukung penjualan ulang produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kotler dan Amstrong 2001:440, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga yakni:
1. Faktor-faktor intern yang meliputi: pertimbangan organisasi, sasaran pemasaran, biaya dan strategi pemasaran
2. Faktor-faktor ekstern yang meliputi situasi pasar dan permintaan, persaingan, harapan, perantara dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi sosial,
ekonomi, budaya dan politik. Menurut Simamora 2001:200, langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
penetapan harga adalah: 1. Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga,
karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar terhadapa permintaan.
2. Identifikasi faktor-faktor pembatas adalah faktor yang membatasi perusahaan dalam menetapkan harga.
3. Menetapkan sasaran yang menjadi sasaran umum adalah memperoleh keuntungan untuk harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.
4. Analisis potensi keuntungan. Suatu usaha perlu mengetahui beberapa keuntungan yang ingin mereka peroleh.
5. Penentuan harga awal harus disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang pertama kali diluncurkan berdasarkan kesepakatan bersama.
6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah, oleh karena itu, harga harus disesuaikan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Produk 2.2.1 Pengertian Produk
Menurut Kotler dan Amstrong 2001:346, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari
semua bentuk-bentuk tadi Ketika konsumen membeli sebuah produk, maka ia memiliki harapan bagaimana produk tersebut berfungsi product moment.
Produk berfungsi sebagai berikut Kotler dan Amstrong , 2001:347: a. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut dengan
diskonfirmasi positif positive disconfirmation. Jika hal ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas.
b. Produk berfungsi sebagaimana apa yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana. Jika hal ini terjadi, maka konsumen akanmerasa
puas dan produk tersebut tidak mengecewakan konsumen, dan konsumen akan memiliki perasaan netral.
c. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negatif negative disconfirmation. Produk yang
berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas.
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan
Universitas Sumatera Utara
kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan Tjiptono, 2002: 31.
Produk adalah apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan, konsumsi Boyd et al., 2000:264. Jadi, produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pasar yang bersangkutan.
2.2.2 Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan dengan berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
utama Tjiptono, 2002:98 yaitu: 1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga bisa dilihat, diraba disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yakni: a. Barang tidak tahan lama Nondurable Goods
Adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu hari atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. b. Barang tahan lama Durable Goods
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau
lebih. Contohnya: TV, lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Jasa Services Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contohnya: bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan dan lain-lain.
2.2.3 Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Amstrong 2007:343 kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsinya; kemampuan itu meliputi
kinerja, daya tahan, dan kehandalan yang dihasilkan. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan sebelum melakukan keputusan pembelian, seorang konsumen
terlebih dahulu akan mempertimbangkan kualitas sebuah produk. Konsumen yang membeli sebuah produk yang bisa memenuhi atau bahkan melampaui harapan
konsumen dalam hal memberikan kepuasan, maka persepsi konsumen tersebut ialah bahwa ia telah memperoleh produk yang mempunyai kualitas. Secara umum,
kualitas produk dapat diartikan sebagai suatu keunggulan atau keistimewaan dari produk yang bersangkutan.
Garspersz 2001:148 mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar. Performance, feature, reliability,
conformance, durability, serviceability, aesthetics, dan perceived quality. Penjelasan dari dimensi tersebut yaitu:
1. Dimensi performence atau kinerja produk Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini
merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.
Universitas Sumatera Utara
2. Dimensi reliability atau keterandalan produk Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk bebas dari
kegagalan saat menjalankan fungsinya. 3. Dimensi feature atau fitur produk
Dimensi feature merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option
bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing
tidak memiliki. 4. Dimensi durebility atau daya tahan
Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu
semakin awet. Produk yang awet akan dipresepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepet habis atau cepat diganti.
5. Dimensi conformance atau kesesuaian Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang
dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan
standarnya. 6. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki
Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki : cepat dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki
Universitas Sumatera Utara
tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki.
7. Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat
konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desai produk atau kemasannya. Beberapa merek memperbaharui wajahnya supaya lebih cantik
dimata konsumen. 8. Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan
Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek
terkenal biasanya dipresepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terdengar. Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun
mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapat dibangun semalam karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi
kualitas dari kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya. Kualitas sebagai mutu dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana
dideskripsikan dari dalam produk dan jasa yang bersangkutan. Kualitas biasanya berhubungan dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk atau komponen lain,
eksklusive, kenyamanan, wujud luar warna, bentuk, pembungkus dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memililh tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai
memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu
dan kualitas produk tersebut. Peningkatan kualitas produk dirasakan sangat perlu dengan demikian
produk perusahaan semakin lama semakin tinggi kualitasnya. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap
memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan
pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan
semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Mowen dan Minor 2007:238 memberikan beberapa dimensi dari kualitas
produk. Adapun dimensi kualitas produk adalah: 1. Kinerja
Yang dimaksud kinerja di sini adalah kinerja utama dari karakteristik pengoperasian.
2. Reliabilitas atau Keandalan Reliabilitas adalah konsistensi kinerja produk. Bebas dari kerusakan atau
tidak berfungsi. 3. Daya Tahan
Rentang kehidupan produk umur pemakaian produk.
Universitas Sumatera Utara
4. Keamanan Safety Produk yang tidak aman merupakan produk yang mempunyai kualitas yang
kurang rendah. Untuk mendefinisikan kualitas quality, digunakan beberapa macam
pendekatan Garspersz, 2001:152, yaitu: 1. Trancendent quality as excellence
Pendekatan ini lebih bersifat subyektif dalam membedakan antara kualitas baik dan buruk. Unsur kesempurnaan excellency suatu benda dijadikan
parameter kualitas benda tersebut. 2.
Product-based Kualitas benda diindikasikan oleh kehadiran tampilan-tampilan spesifik
specific feature atau sifat attribute pada benda tersebut. 3. User-based fitness for use
Kualitas diukur dari apakah benda yang digunakan dapat memuaskan pemakainya.
4. Manufacturing-based quality as conformance to specification Produk yang dibuat sesuai dengan spesifikasi desain merupakan produk yang
berkualitas tinggi. 5. Value-based quality as value for the price
Kualitas suatu barang diindikasikan oleh kerelaan pengguna untuk membeli barang tersebut willingness to pay.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengertian Pelayanan
Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut
dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Jadi, Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak simamora, 2001:172.
Pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar
yang telah ditetapkan. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki Kasmir, 2005:31.
2.3.1 Ciri Pelayanan yang Baik
Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik harus diikuti oleh karyawan yang bertugas melayani pelanggan:
a. Kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya. Karyawan harus mampu berkomunikasi dengan baik serta memikat dan
mengambil hati pelanggan agar semakin tertarik. b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti tempat parkir, dan berbagai fasilitas lain di dalam ruangan sehingga membuat pelanggan nyaman atau
betah dalam ruangan tersebut sambil menikmati hidangannya. c. Bertanggung jawab kepada pelanggan sejak awal hingga selesai
Universitas Sumatera Utara
Karyawan harus mampu melayani dari awal sampai selesai hingga terpenuhi semua keinginan konsumen..
d. Mampu melayani secara tepat dan cepat Mampu melayani secara tepat dan cepat artinya dalam melayani pelanggan,
karyawan diharapkan harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dalam arti pelayanan yang
diberikan sesuai dengan standar perusahaan dan keinginan pelanggan. e. Mampu berkomunikasi
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap pelanggan.karyawan juga harus mampu dengan cepat memahami
keinginan pelanggan. Selain itu, karyawan juga harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti jangan menggunakan istilah-
istilah yang sulit dimengerti. f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
Karyawan yang khusus melayani pelanggan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu, karena tugas karyawan harus selalu berhubungan dengan
manusia, karyawan perlu dididik khusus mengenai kemampuannya dan pengetahuannya.
Pelayanan yang baik mampu memberikan kepuasan konsumen dan meningkatkan minat beli konsumen, serta akan mampu mempertahankan
konsumen yang sudah ada konsumen lama untuk terus membeli produk yang ditawarkan bahkan dapat pula menarik minat calon konsumen baru. Kebersihan
Universitas Sumatera Utara
pada outlet ini pun terjamin, baik dalam hal produk yang disajikan, yang melewati proses yang higienis.
2.4 Pengertian Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berpengaruh kepada kebutuhan untuk diakui, dihargai, ataupun rasa memiliki Kotler, 2001:212. Banyaknya kebutuhan
tidak akan cukup kuat untuk memotivasi orang tersebut untuk bertindak pada suatu waktu tertentu. Pilihan terhadap berbagai pembelian kebutuhan dipengaruhi
oleh keempat faktor psikologis yaitu: 1. Motivasi
Menurut Schiffman dan Kanuk 2000:69 “motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi
adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Sigit 2002:17 motivasi pembelian
adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian.
Motivasi pembelian muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena adanya rangsangan yang
memacu pengenalan kebutuhan, baik itu yang berasal dalam diri konsumen maupun dari luar konsumen MowenMinor, 2002:206.
2. Persepsi Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai produk. Persepsi konsumen dapat berupa
Universitas Sumatera Utara
persepsi merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas produk, ataupun persepsi terhadap produsen.
Konsumen dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:
a. Perhatian atensi selektif Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar
informasi yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.
b. Distorsi selektif Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi
dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka yakini selama mendapatkan informasi.
c. Ingatanretensi selektif Konsumen mengingat hal-hal yang baik mengenai merek yang disukai
dan melupakan hal-hal yang baik mengenai merek pesaing. 3. Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Menurut Lefton dalam Prasetijo, 2005:87
pembelajaran adalah perubahan yang relatif tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran
konsumen adalah suatu proses. Jadi, pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
dengan membaca, diskusi, observasi, atau berpikir atau dari pengalaman sebenarnya.
4. Keyakinan dan Sikap Menurut Kotler dan Amstrong 2008:176 sikap menggambarkan evaluasi,
perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan
keyakinan dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif
konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
Menurut Suryani 2008:174 faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan sikap antara lain:
a. Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengaruh kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakanya, karena kebudayaanlah yang member corak pengalaman
individu. d. Pengaruh media massa
Media massa mampu memberikan pemahaman tentang sesuatu dan membentuk sikap individu atas berita yang disampaikan media tersebut.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidak mengeherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Pemasaran langsung
Mulai banyak perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam
pembentukan sikap konsumen.
2.5 Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian