Keseimbangan Pasar Setelah Pajak
33 Jika ada pajak = 6, maka keseimbangan pasar setelah pajak sebagai
berikut: Adanya pajak = 6, maka fungsi penawaran setelah ada pajak sebagai
berikut: P
1
= QS + 10 + 6 P
1
= QS + 16 P
= - 2Q + 100 = 3Q
– 84 3Q = 84 Q = 28
P = -2Q
D
+ 100 P
= -2.28 + 100 P
= -56 + 100 P
= 44 Maka keseimbangan pasar setelah pajak = 28, 44
P
44 40
D S
2
S
1
28 30
Q
D
Q
S
E
2
E
1
Gambar 5. Keseimbangan Pasar Setelah Pajak Contoh:
Fungsi permintaan Q
D
= -3P + 100 Fungsi penawaran Q
S
= 2P + 10 Jika pajak = 5, maka keseimbangan pasar setelah ada pajak sebagai
berikut: Pajak t = 5
Q
S 1
= 2P-5 + 10 Q
S 1
= 2P
– 10 + 10 Q
S 1
= 2P
-
34 Q
D
= -3P + 100 Q
S 1
= 2P 2P = -3P + 100
5P = 100 P
= 20 Q
S 1
= 2P Q
= 2.20 Q = 40
Maka keseimbangan pasar setelah pajak = 40, 20
P
20 18
D S
2
S
1
40 46
Q
D
Q
S
E
2
E
1
Gambar 6. Keseimbangan Pajak Setelah Pajak b. Keseimbangan pasar setelah pajak dengan sistem proporsional
Contoh 3: Fungsi permintaan P = -2Q
D
+ 200 Fungsi penawaran P = Q
S
+ 20 Keseimbangan pasar sebelum adanya pajak sebagai berikut:
P = -2Q
D
+ 200 P =
Q
S
+ 20
= -3Q + 180 3Q = 180 Q = 60
P = Q + 20 P = 60 + 20 P = 80 Keseimbangan pasar 60, 80
Jika ada pajak t = 10, maka keseimbangan pasar setelah pajak sebagai berikut:
t = 10 = 0,1 P = 1 + 0,1 Q
S
+ 20 P = 1,1 Q
S
+ 20 P = 1,1 Q
S
+ 22 -
35 Maka:
P = -2Q
D
+ 200 P
= 1,1Q
S
+ 22 = -3,1Q + 178
3,1Q = 178 Q = 57,42 P
= 2Q + 200 P
= -2 57,42 + 200 P = 85,16 Maka keseimbangan pasar setelah pajak 57,42 , 85,16
P
85,16 80
D S
2
S
1
57,42 60 Q
D
Q
S
Gambar 7. Keseimbangan Pasar Setelah Pajak c. Keseimbangan pasar setelah adanya subsidi:
Dengan adanya subsidi akan mengakibatkan: a. Biaya produksi akan turun, maka jumlah penawaran Qs akan
bertambah. Hal menyebabkan kurva penawaran S bergeser ke kanan.
b. Turunnya harga pasar sebagai akibat dari turunnya biaya produksi. Perhatikan kurva berikut ini:
P D
S
2
S
1
Q
D
Q
S
Q
1
Q
2
P
2
P
1
Gambar 8. Kurva Keseimbangan pasar setelah adanya subsidi -
36 Titik E
1
merupakan titik keseimbangan pasar mula-mula sebelum adanya subsidi. Dengan adanya subsidi maka kurva penawaran S
bergeser ke kanan dari S
1
menjadi S
2
dalam titik keseimbangan pasar bergeser dari E
1
ke E
2
serta harga turun dari P
1
ke P
2
.Cara penentuan titik kesimbangan pasar setelah ada subsidi sebagai berikut:
Contoh : Fungsi permintaan
P = -3Qd + 200 Fungsi penawaran
P = 2Qs + 50 Keseimbangan pasar sebelum adanya subsidi sebagai berikut:
-3Q + 200 = 2Q + 50 5Q = 150
Q = 30
P = 2Q + 50 P = 2.30 + 50 P = 110
Keseimbangan pasar 30, 110 Jika ada subsidi = 10, maka keseimbangan pasar yang baru sebagai
berikut: Subsidi = 10 P = 2Qs + 50
– 10 P = 2Qs + 40
Maka: P = 2Qs + 40
P = -3Qn + 200- 0 = 5Q
– 160 5Q = 160
Q = 32 P = 2Q + 40 P = 232 + 40 P = 104.
Maka keseimbangan setelah subsidi E’ 32, 104
37
P
110 104
D S
2
S
1
30 32 Q
D
Q
S
E E’
Gambar 9. Kurva Keseimbangan Setelah Subsidi Contoh :
Fungsi permintaan Qd = -4P + 200
Fungsi penawaran Qs = 2P + 20 Jika besarnya subsidi = 10, maka keseimbangan pasar setelah ada
subsidi sebagai berikut: Subsidi = 10
Qs
1
= 2 P + 10 + 20 Qs
1
= 2 P + 20 + 20 Qs
1
= 2 P + 40 Maka: Qs
1
= 2P + 40 Qn = -4P + 200
= 6P – 160
6P = 160 P
= 26,67 Q
= 2P + 40 Q
= 2 26,67 + 40 Q = 93,34 d. Keseimbangan
pasar setelah
adanya subsidi dengan sistem
proporsional Contoh:
Fungsi permintaan Qd = -5P + 500 Fungsi penawaran Qs = 3P + 100
Jika besarnya subsidi = 10 , maka keseimbangan pasar yang baru
sebagai berikut:
38 Subsidi = 10 = 0,1 Qs
1
= 1 + 0,1 3P + 100
Qs
1
= 1,1 3P + 100
Qs
1
= 3,3 P + 100
Maka: Qs
1
= 3,3P + 100 Qd
= -3P + 500 = 8,3P
– 400 8,3P = 400
P = 48,19
Q = -548,19 + 500
Q = 257,45
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi = 257,45 , 48,19
P
50 48,19
D S
1
S
2
250 257,45 Q
D
Q
S
500 100
250,50 257,45;48,19
Gambar 10. Kurva Keseimbangan pasar setelah ada subsidi