Komplikasi Diabetes Melitus DIABETES MELITUS

tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. 25,26 3.2.3 Diabetes melitus gestasional GDM Diabetes melitus gestasional adalah intoleransi glukosa yang terjadi pada saat kehamilan. Diabetes ini terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon- hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada perempuan yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal. Anak-anak dari ibu dengan GDM memiliki risiko lebih besar mengalami obesitas dan diabetes pada usia dewasa muda. 25,26,28 3.2.4 Diabetes melitus tipe spesifik lain. Diabetes yang terkait dengan penyakit lain, seperti pankreatitis atau penggunaan narkoba tergolong di dalam tipe ini. 25,26,28

3.3 Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi menyebabkan terjadinya penyakit lain paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya di dalam tubuh. Zat kompleks yang terdiri dari glukosa di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, Universitas Sumatera Utara terutama yang menuju kulit dan saraf yang juga diistilahkan sebagai parestesia nervus perifer. 26,29,30 3.3.1 Komplikasi sistemik Komplikasi sistemik diabetes melitus berhubungan dengan deposisi advanced glycation endproductsAGE pada berbagai jaringan terutama sistem vaskularisasi dan sistem saraf perifer. 4,25,29 Perubahan sistem vaskularisasi meliputi angiopati dan pembentukan ateroma. Perubahan mikroskopis antara lain deposisi lipid, proliferasi endotelial dan pembesaran tunica intima kepiler di seluruh tubuh. 27,29 Perubahan makropatologis yang dapat diamati pada sistem sirkulasi secara esensial berkaitan dengan pembentukan ateroma aterosklerosis. Komplikasi paling parah ateroma adalah adanya miokard infark, hipertensi, stroke, insufisiensi koroner dan gagal ginjal. 25,27,30 Komplikasi mikrovaskular yang terjadi melalui akibat diabetes melitus adalah retinopati yang mungkin menyebabkan kebutaan, nefropati mungkin menyebabkan gagal ginjal dan neuropati. Beberapa manifestasi klinis yang berhubungan dengan neuropati antara lain nyeri terbakar, dan rasa baal terutama pada ekstremitas tubuh, kelemahan otot, dan timbulnya parestesia pada rongga mulut. 4,25,26 Retina dan mikrosirkulasi glomerulus ginjal adalah organ yang paling terpengaruh. Retinopati diabetik merupakan penemuan umum pada pasien diabetes tipe I dan kurang terlihat pada pasien diabetes tipe II. Nefropati diabetes adalah Universitas Sumatera Utara penyebab utama pasien diabetes tipe I akibat gagal ginjal. Pasien diabetes tipe II juga dapat mengalami penyakit ginjal akan tetapi prevalensinya lebih rendah. 4,25,26 3.3.2 Komplikasi oral Komplikasi oral yang dapat terjadi pada penderita diabetes tipe I maupun II dapat dilihat pada penderita diabetes melitus tidak terkontrol. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika kadar gula darah pada penderita terkontrol baik, maka manifestasi penyakit ini terhadap rongga mulut minimal bahkan hilang. 28 Manifestasi oral antara lain adalah penyakit periodontal, serostomia, burning mouth syndrome BMS, kandidiasis, penyembuhan luka yang lama dan abnormal, peningkatan infeksi, penurunan aliran saliva dan pembesaran glandula saliva. 5,25,26 Beberapa komplikasi ini dapat secara langsung berhubungan dengan peningkatan cairan yang berkaitan dengan urinasi berlebihan pada penderita diabetes melitus tidak terkontrol sedangkan kondisi lainnya, terutama serostomia, dapat dipengaruhi atau secara langsung tergantung pada tipe perawatan yang diperoleh penderita. Serostomia, yang merupakan kondisi penurunan aliran saliva yang dapat memicu burning mouth syndrome BMS dan karies, yang dapat mengakibatkan perkembangan bakteri patogen seperti kandidiasis. 5,6,25,26 Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Penyakit periodontal pada pasien diabetes melitus. Carranzaz: Clinical Periodontology. http:www. australianprescriber.comuploadissue_ files2702_diabetes03.jpg Gambar 7. Kandidiasis oral. http:indiahealthtour. com treatmentspediatric-surgerycandidiasis- conditions-india.html Perkembangan karies dapat dipengaruhi oleh peninggian tingkat glukosa pada sekresi saliva, terutama pada penderita diabetes tidak terkontrol, sedangkan pada penderita yang terkontrol hal tersebut kurang terjadi karena asupan karbohidratnya yang rendah. Secara statistik telah dibuktikan bahwa diabetes melitus merupakan salah satu faktor predisposisi perkembangan penyakit periodontal. Inflamasi gingiva, Universitas Sumatera Utara meskipun dengan kadar plak yang rendah, lebih beresiko pada penderita diabetes melitus tidak terkontrol dibandingkan dengan penderita diabetes melitus terkontrol. 6

3.4 Pertimbangan Khusus Untuk Terapi Implan Pada Pasien Diabetes