PENDAHULUAN Pemasangan Implan Gigi Pada Pasien Diabetes Melitus.

BAB 1 PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization, lebih dari 180 juta orang menderita diabetes melitus, salah satu masalah kesehatan yang paling sering di dunia, dimana jumlah penderita diabetes melitus diperkirakan meningkat dua kali lipat menjelang tahun 2030. 1 Diabetes melitus adalah salah satu penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat dari kekurangan sekresi insulin, atau fungsi insulin, ataupun keduanya. 2 Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal. Insulin berfungsi untuk memasukkan gula dari dalam otot ke dalam jaringan sehingga tubuh dapat menghasilkan energi. Diabetes melitus dikarakteristikan kepada dua yaitu; hiperglikemia dan intoleransi glukosa. 3 Hiperglikemia digunakan untuk menyatakan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah sedangkan intoleransi glukosa berhubungan dengan resistensi insulin. Terdapat dua jenis diabetes idiopatik, diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, dikenali sebagai insulin dependent atau childhood-onset diabetes, dimana terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. 4,5,6 Diabetes tipe 2, dikenali dengan non-insulin- dependent atau adult-onset diabetes, yang disebabkan oleh ketidak efektifan Universitas Sumatera Utara penggunaan insulin oleh tubuh. Paling sering disebabkan karena kelebihan berat badan dan ketidak aktifan secara fisikal. 2,7 Implan gigi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Implan secara langsung di tanam ke dalam tulang, ia memberikan stabilitas pada gigi baru, penampilan lebih alami, dan meminimalkan resiko resorpsi tulang dan atrofi, berbeda dengan metode tradisional lainnya. 1,8,9 Oleh karena ini, implan gigi menjadi semakin populer sejak belakangan ini. Dalam implan gigi terjadi proses osseointegrasi dimana pada proses ini terjadinya kontak langsung antara implan dan tulang rahang. 10 Ada studi yang menyatakan penyembuhan luka pada pasien diabetes adalah agak lambat setelah operasi, maka karena hal itu lebih cenderung menyebabkan terjadinya nekrosis jaringan. 11,12 Proses penyembuhan luka melibatkan migrasi, adhesi, profilerasi dan diferensiasi berbagai tipe sel. 13 Diabetes melitus mengakibatkan penyembuhan luka yang agak lama karena pengurangan pasokan vaskular akibat mikroangiopati, penurunan pertahanan host, formasi AGE’s advanced glycation end products, penurunan produksi kolagen dan peningkatan aktivitas kolagen. 1,2 Di saat yang sama, pada saat teknik penatalaksanaan diabetes melitus telah berkembang, banyak bukti yang menunjukkan bahawa pasien-pasien diabetes melitus yang terkontrol kadar gula darahnya secara efektif memiliki resiko yang lebih rendah untuk mengalami berbagai komplikasi kesehatan dibanding pasien yang tidak terkontrol. Sebagai contoh, telah terbukti bahwa pasien diabetes melitus yang terkontrol dengan baik mempunyai respon yang baik terhadap terapi periodontal dan Universitas Sumatera Utara memiliki komplikasi sistemik yang lebih kecil dibanding pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol. 11 Demikian juga, tingkat infeksi terlihat lebih buruk pada pasien yang tidak terkontrol. Kesadaran akan perbedaan seperti ini telah menghasilkan keterbukaan yang lebih besar terhadap gagasan bahwa pasien diabetes melitus bisa menjadi kandidat yang baik untuk pemasangan implan gigi. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai teknik pemasangan implan pada pasien diabetes melitus dan pertimbangan khusus yang diambil sebelum operasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 IMPLAN GIGI