Setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dri pendanaan dengan utang.
Sebab pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dari pendanaan dengan utang, sebab pada posisi itu nilai perusahaan menjadi maksimum.
Sundjaya dan Barlian 2002:242 menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan
dengan pinjaman. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan pinjaman adalah pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang mengijinkan
bunga atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.
C. Teori Arus Kas Bebas Free Cash Flow Theory
Ross et al. 2000 dalam Rafikasyari 2006:11, “free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham
yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap”. Free cash flow biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham
dan manajer. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kepentingan di antara kedua belah pihak, yaitu pemegang sham menginginkan sisa dana tersebut
dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Manajer berkeinginan dana yang digunakan untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena
pada masa mendatang akan menambah insentif bagi manjer. Jensen dan Meckling 1976 dalam Horne 2005:482 telah
mengembangkan teori agensi yang antara lain menyatakan bahwa siapapun yang
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti merupakan tanggungan pemegang saham. Masalah agen timbul karena adanya hubungan bukan saja
antara pemilik dan manajer, tetapi juga hubungan antara pemilik dan pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman menyedikan dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran modal sekarang, yang akan datang, dan
struktur modal bagi perusahaan. Faktor ini menentukan resiko bisnis dan resiko keuangan perusahaan. Jika pemberi pinjaman dana pada perusahaan, bunga
dibebankan berdasarkan penilaian pemberi pinjaman atas risiko perusahaan. Jika investasi yang beresiko tidak berhasil maka pemberi pinjaman menanggung
biayanya. Jelas ada insentif di mana manajer bertindak atas nama pemegang saham untuk ‘mengambil keuntungan’ dari pemberi pinjaman.
Untuk menghindari situasi ini, pemberi pinjaman melakukan monitoring dan teknik pengendalian pada yang diberi pinjaman yang disebut dengan biaya
agen jika pinjaman yang ada hanya sedikit, maka pengawasan monitoring yang dilakukan pemberi pinjaman pun tidak terlalu ketat. Biaya pengawasan tersebut,
seperti halnya biaya kebangkrutan, cenderung meningkat pula dengan adanya leverage keuangan.
Kemudian, pada tahun 1986, Michael C. Jensen dalam Keown 2000:559 memperluas konsep biaya agensi ke dalam area manajemen struktur modal,
dengan konsepnya yang diberi nama free cash flow arus kas bebas, dengan pengertian sebagai berikut: “Arus kas bebas adalah arus kas lebih yang
dibutuhkan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai sekarang netto
Universitas Sumatera Utara
NPV positip saat didiskontokan dengan biaya modal yang relevan. Jensen, 1986:323 dalam Keown 2000:558
Jensen mengemukakan bahwa arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan demi
kepentingan pemegang saham biasa perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas dan ‘bermain’ dengannya,
bukan mengolahnya, misalnya menjadi pembayaran tunai yang lebih tinggi. Tapi tidak semuanya hilang. Ini mengarah pada yang disebut Jensen sebagai hipotesis
kontrolnya untuk penciptaan utang. Dengan meningkatnya leverage, pemegang saham akan menikmati
pengawasan control yang lebih atas tim manajemennya. Contohnya, jika perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli
kembali saham biasa yang terutang, maka manajer wajib membayar tunai untuk menutupi utang. Ini berarti mengurangi jumlah arus kas yang ada pada
manajemen untuk disalahgunakan. Motif penggunaan leverage keuangan ini bisa disebut sebagai hipotesis
ancaman, karena manajemen bekerja di bawah ancaman kegagalan keuangan. Sehingga, sesuai dengan teori arus kas bebas pada struktur modal, manajer akan
bekerja lebih efisien dan disiplin. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya agensi arus kas bebas yang akhirnya dikenal di pasar dalam bentuk pengembalian
atas saham biasa.
Universitas Sumatera Utara
D. Teori Pecking Order Pecking Order Theory