BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan bebas dan krisis moneter merupakan latar belakang dari penelitian ini. Perdagangan bebas ditandai dengan semakin ketatnya persaingan
yang ada. Krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1997 mengakibatkan fungsi penyaluran dana terganggu sehingga kemampuan produksi perusahaan
menurun. Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini,
persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Dalam menghadapi kondisi yang demikian setiap perusahaan dituntut untuk
mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik seperti dalam bidang pemasaran, produksi,
sumber daya manusia, maupun keuangan, supaya perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang ada.
Krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 yang terus berkepanjangan yang terjadi di sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia, berdampak
terhadap seluruh aspek kehidupan. Dampak krisis ini masih terasa hingga saat ini. Terganggunya fungsi penyaluran dana menyebabkan kemampuan produksi
perusahaan menurun. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mengalami ‘jatuh bangun’.
Universitas Sumatera Utara
Bahkan, survei yang dilakukan oleh Word Bank Bank dunia terhadap 3710 perusahaan di lima negara yang terkena krisis menunjukkan bahwa sejak
krisis, terjadi penurunan utilisasi kapasitas produksi. Dari sampel 816 perusahaan di Indonesia menunjukkan bahwa selama krisis ekonomi, terjadi penurunan
kapasitas produksi perusahaan sebesar 21 pada tahun 1996 sampai dengan 1998. di samping itu, 76,3 perusahaan dari sampel tersebut mengurangi jumlah
outputnya. Khusaini, 2001:44 Selain itu, utang perusahaan juga meningkat tajam karena melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika. Peningakatan utang ini menyebabkan meningkatnya rasio utang pada struktur
modal perusahaan, yang mengakibatkan merosotnya nilai ekuitas perusahaan. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan nilai ekuitas perusahaan adalah dengan
melakukan progam restrukturisasi utang ke arah target struktur modal optimal yang ideal.
Menurut trade off theory teori keseimbangan dalam struktur modal, apabila posisi struktur modal telah berada di atas target struktur modal
optimalnya, maka setiap pertambahan utang atau penurunan ekuitas akan menurunkan kinerja nilai perusahaan. Menurut Myers 1984 dan Bayles dan
Ditz 1994 dalam Husnan 1996:300, perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan sangat erat hubungannya dengan kemampuan manajemen dalam
menentukan kebijakan pendanaan melalui struktur modal. Kemampuan manajemen memilih alternatif pendanaan menjadi sangat terbatas pada saat krisis
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, karena terganggunya fungsi mediasi sektor perbankan, sehingga aliran dana ke sektor industri menjadi terhambat.
Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan dalam menentukan struktur modal bauran antara utang dan ekuitas bertujuan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kebijakan pendanaan struktur modal pada dasarnya tidak secara
langsung dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Akan tetapi kebijakan pendanaan yang baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan apabila
kemampuan manajemen investasi dan manajemen operasi perusahaan juga baik. Kinerja perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan
dalam menentukan target stukrur modal aktivitas pendanaan, kemampuan manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva aktivitas
investasi, dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefesienkan proses produksi dan distribusi aktivitas operasi. Kinerja perusahaan adalah cerminan
dari tingkat produktivitas yang berasal dari aktivitas pendanaan, aktivitas operasi dan aktivitas investasi perusahaan.
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menjadi tanggungjawab manajemen investasi yang berfungsi merencanakan kebijakan investasi dan
mengambil keputusan atas jenis investasi yang mendukung aktivitas operasi perusahaan berdasarkan alokasi dana yang tersedia. Hasil dari aktivitas investasi
diindikasikan dengan meningkatnya efisiensi penggunaan aktiva yang tercermin dari tingkat aktiva lancar dan aktiva tetap. Penelitian ini menggunakan rasio-rasio
dari aktivitas investasi tersebut sebagai variabel independen yaitu rasio perputaran
Universitas Sumatera Utara
piutang dagang account receivable turnover, perputaran persediaan inventory turnover, dan perputaran aktiva tetap fixed asset turnover.
Teori struktur modal lainnya adalah free cash flow theory teori arus kas bebas, menyatakan bahwa adanya tingkat utang yang tinggi merupakan insentif
bagi manajemen untuk bekerja dengan lebih efisien. Manajemen berada dalam posisi ‘terdesak’ karena harus memastikan arus kas yang dihasilkan mencukupi
pembayaran utang. Oleh karena itu, manajemen memiliki insentif untuk menggunakan dana yang ada bagi investasi yang menguntungkan dan berusaha
menghindari timbulnya beban yang akan menghabiskan dana. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan leverage akan lebih efisien karena manajemen
berusaha menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu. Semakain besar rasio leverage, berarti semakin besar dana yang tersedia, yang mengakibatkan semakin
besar kemungkinan perusahaan untuk melakukan investasi. Sejalan dengan hal tersebut, maka penulis menggunakan free cash flow theory teori arus kas bebas
ini sebagai dasar dalam menganalisis pengaruh kebijakan utang terhadap aktivitas investasi dalam penelitian ini. Untuk penelitian ini, penulis menggunakan rasio
leverage debt to asset ratio sebagai variabel dependen. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu account receivable turnover
ART, inventory turnover ITO, fixed asset turnover FAT, dan debt to asset ratio DAR merupakan rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari pos-pos laporan keunagan yang mempunyai hubungan yang signifikan berarti. Rasio keuangan sangat penting dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Harahap 2006:297.
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok yaitu mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain. Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi tersebut memerlukan
kelompok pengorbanan sumber ekonomi, antara lain : 1. pengorbanan bahan baku
2. pengorbanan jasa tenaga kerja 3. pengorbanan jasa fasilitas
Untuk memasarkan produk jadi yang dihasilkan perusahaan manufaktur tersebut memerlukan pengorbanan sumber ekonomi. Atas pengorbanan sumber ekonomi
tersebut diperlukan aktivitas investasi dalam memperlancar kegiatan usaha perusahaan manufaktur tersebut.
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk menguji hubungan aktivitas investasi dengan kebijakan utang, antara lain:
1. Lithenberg dan Siegel 1990, menyatakan bahwa perusahaan yang dimiliki dengan utang leverage buyout menunjukkan tingkat
produktivitas yang tinggi. 2. Filbeck dan Gorman 2001, menemukan hubungan positif antara
produktivitas dan leverage.
Universitas Sumatera Utara
3. Wahyuningsih 2001, menemukan hubungan positip dan simultan antara keputusan investasi dengan utang pada perusahaan properti di BEJ.
4. Ginting 2003, menemukan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap aktivitas investasi dan produktivitas aktiva perusahaan
manufaktur di BEJ. 5. Manurung 2005, menemukan bahwa kebijakan utang tidak berpengaruh
terhadap aktivitas investasi perusahaan perusahaan manufaktur di BEJ. Dengan demikian dapat disimpulkan terjadinya beragam hasil penelitian,
sehingga penulis ingin menguji generalisasi hasil penelitian sebelumnya dengan objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Manurung dengan judul yang sama tetapi periode dan sampel perusahaan yang
berbeda. Sehingga bentuk generalisasi dari replikasi yang digunkan oleh penulis, serta untuk membuktikan hasil penelitian terdahulu masih relevan dengan kondisi
perekonomian saat ini. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis rasio-rasio
keuangan yang berhubungan dengan aktivitas investasi dan diduga berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur di BEJ. Peneliti
menuangkannya di dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul:
“Pengaruh Aktivitas Investasi terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
”.
Universitas Sumatera Utara
B. Rumusan Masalah