3. Beberapa petunjuk umum untuk menggolongkan bahan pustaka.
1. Kecuali untuk kesusastraan golongkan suatu buku pertama menurut
subyeknya kemudian menurut bentuknya atau aspeknya. Misalnya Kamus koperasi 334.03 334 adalah koperasi-03 kamus; Sejarah
ilmu kedokteran 610.9 61 adalah kedokteran,-09 sejarah 2. Golongkan sebuah buku sesuai dengan apa yang menjadi maksud dan
tujuan pengarangnya. Misalnya pengaruh kesusatraan belanda pada angkatan pujangga baru Indonesia 810 bukan pada kesusatraan belanda
839.3 3. Golongkan sebuah buku berdasarkan subyek yang paling spesifik dan
bukan pada subyek yang lebih luas. Misalnya buku tentang ilmu ukur pada 516, bukan pada 510 yang adalah subyek yang luas matematika.
4. Apabila sebuah buku dapat ditempatkan pada dua nomor kelas yang sama- sama tempatnya, golongkan buku itu pada golongan yang paling
bermanfaat bagi pemakai perpustakaan anda. Misalnya, bagi perpustakaan fakultas kedokteran bibliografi kedokteran akan lebih bermanfaat
ditempatkan pada 610.16, sedangkan bagi perpustakaan umum sebaiknya ditempatkan pada 016.61
5. Apabila sebuah buku membahas dua subyek yang saling berhubungan, golongkan pada subyek yang paling banyak mendapat tekanan dalam
uraianya. Misalnya pengaruh komunisme pada gereja roma katolik, digolongkan pada 282 bila uraiannya lebih ditekankan pada gereja roma
katolik,bukan pada 320.5 ideologi politik termasuk komunisme. 6.
Apabila sebuah buku membahas dua subyek yang tidak saling berhubungan:
a. Golongkan pada subyek yang lebih banyak diruaikan b. Bila uraiannya sama banyak, golongkan pada subyek yang lebih dulu
diuraikan dalam buku, atau c. Pada subyek yang lebih dulu disebutkan dalam bagan DDC, misalnya
buku tentang hukum 340 dan politik 320 digolongkan pada politik karena 320 lebih dulu disebut dalam bagan DDC , atau
Universitas Sumatera Utara
d. Pada subyek yang lebih diutamakan dalam perpustakan, misalnya dalam perpustakaan dep.kehakman buku tersebut di atas akan digolongkan
pada 340. 7. Apabila sebuah buku membahas satu subyek dari dua atau lebih aspek dan
tidak jelas aspek mana yang diutamakan, golongkan buku itu: a. Pada aspek disiplin yang lebih luas, misalnya wayang sebagai karya
sastra dan kesenian, digolongkan pada kesenian 791.5 karena aspek kesenian dianggap lebih luas dari aspek kesusastraan.
b. Pada disiplin yang merupakan dasar dari disiplin yang lain,misalnya elektronika dalam teori dan praktek, digolongkan pada 537.5, bukan
621.38 karena golongan 500 merupakan dasar dari golongan 600. c. Pada disiplin yang merupakan tujuan dari disiplin yang lain, misalnya
Industri pertambangan ditinjau dari segi ekonomis, digolongkan pada 388 bukan 622 karena soal perindustrian mempunyai tujuan ekonomis.
8. Apabila sebuah buku membahas tiga subyek atau lebih, yang merupakan bagian dari subyek yang lebih luas itu, misalnya buku tentang ekonomi
330, politik 320 dan hukum 340 digolongkan pada 300 Ilmu-ilmu sosial. Bila tiga atau lebih subyek itu tidak merupakan bagian dari subyek
yang lebih luas, golongkan pada kelas karya umum 000, misalnya buku tentang filsafat 100, agama 200, sosial 300 dan sejarah 900.
9. Apabila sebuah buku membahas suatu subyek yang belum atau tidak terdapat nomor kelasnya dalam bagan DDC, golongkan buku itu pada
nomor kelas yang paling dekat dengan subyek itu dan jangan membuat nomor sendiri, misalnya buku tentang Kredit 332.7 dan mekanisme dalam
peminjaman perpustakaan 025.6
4. Prosedur umum pemilihan nomor kelas yang tepat