Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar

17 Tabel 1. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi A. Ranah Kognitif 1. Pengamatan 2. Ingatan 3. Pemahaman 4. Aplikasi Penerapan 5. Analisis 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas B. Ranah Afektif 1. Penerimaan 2. Sambutan 3. Apresiasi Sikap Menghargai 4. Internalisasi pendalaman 5. Karakterisasi penghayatan 1. Menujukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak 1. Kesediaan berpartisipasi terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan 1. Menganggap penting dan bermanfaat 2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi 1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari 1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari 1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi 1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes skala peilaian sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi C. Ranah Psikomotor 1. Keterampilan 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal Kecakapan mengkoordinasikan gerak anggota tubuh 1. Kefasihan melafalkan mengucapkan 2. Kecakapan membuat mimic dan gerakan jasmani 1. Observasi 2. Tes tindakan 1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

4. Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar

Terdapat dua pendekatan yang sering digunakan dalam melakukan evaluasi atau mengukur prestasi belajar siswa. Pendekatan tersebut yaitu: 1 norm-referencing atau norm-referenced assessment dan 2 criterion- 18 referencing atau criterian-referenced assessment Tardif dkk. dalam Muhibbin Syah, 2006: 216. Pendekatan-pendekatan tersebut pada umumnya sering disebut dengan Penilaian Acuan Norma PAN dan Penilaian Acuan Kriteria PAK. a. Penilaian Acuan Norma norm-referenced assessment Penilaian dengan mengguanakan pendekatan penilaian acuan norma PAN dilakukan dengan cara membandingkan prestasi belajar seorang siswa dengan prestasi belajar yang dicapai oleh teman-teman sekelas atau sekelompoknya Tardif dkk. dalam Muhibbin Syah, 2006: 216. Pendekatan penilaian acuan norma juga disebut dengan pendekatan faktual atau apa adanya Eko Putro Widoyoko, 2014: 249. Dalam arti bahwa standar pembanding diambil dari fakta-fakta dari hasil pengukuran, sehingga penilaian ini tidak dikaitkan dengan standar yang berasal dari luar hasil pengukuran sekelompok siswa. Hal tersebut senada dengan pendapat Muhibbin Syah 2006: 217 yang menjelaskan bahwa dalam pendekatan ini juga dapat dilakukan dengan cara menghitung dan membandingkan persentase jawaban benar yang dihasilkan oleh seorang siswa dengan persentase jawaban benar yang dihasilkan oleh siswa-siswa yang lain. Kemudian persenatse tersebut dikonversikan ke dalam nilai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan ini pemberian nilai bagi setiap siswa berdasar pada hasil perbandingan antara skor yang diperoleh 19 individu siswa dengan skor yang diperoleh siswa lain dalam satu kelas. b. Penilaian Acuan Kriteria criterian-referenced assessment Penilaian dengan mengguanakan pendekatan penilaian acuan kriteria PAK merupakan proses pengukuran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian siswa dengan perilaku ranah yang telah ditetapkan dengan baik well-defined domain behaviours sebagai patokan yang tetap Tardif dkk. dalam Muhibbin Syah, 2006: 218. Oleh sebab itu, dalam penerapannya diperlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk pada tujuan pembelajaran baik secara umum maupun khusus. hal tersebut senada dengan pendapat Eko Putro Widoyoko 2014: 249 bahwa dalam menafsirkan atau menginterpretasikan skor hasil pengukuran dengan menggunakan standar yang tetap yaitu skor ideal. Pendekatan ini umumnya digunakan untuk sekelompok siswa yang mengikuti tes atau ujian yang sama, kapanpun dan dimanapun ujian tersebut dilaksanakan. Dengan demikian patokan atau standar penilaian dalam pendekatan ini ditentukan atas dasar jumlah butir soal. Siswa dianggap mampu menguasai pengetahuan yang diujikan apabila dapat menjawab sejumlah butir soal dengan benar, sehingga nilai yang diperoleh memenuhi standar yang ditetapkan. 20

5. Siswa Berprestasi Rendah