Pendapat siswa Kesiapan Berwirausaha

mempengaruhi keahlian serta pengembangan lanjut dalam pekerjaan sebelum tingkat sarjana muda. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah sekolah yang mengembangkan dan melanjutkan pendidikan dasar dan mempersiapkan siswanya untuk dapat bekerja, baik kerja sendiri wirauasaha atau bekerja sebagian dari kelompok sesuai bidangnya masing-masing. Selain itu SMK adalah tempat untuk mempersiapkan siswa dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk dapat bekerja dan mempengaruhi keahlian serta pengembangan lanjut dan pekerjaan.

2. Pendapat siswa

Pengertian pendapat menurut kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti : a pikiran atau tanggapan, b buah pikiran atau perkiraan tentang suatu hal seperti orang atau peristiwa, c orang yang mula-mula mendapatkan sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui dan d kesimpulan sesudah mempertimbangkan menyelidiki, mengalami dan sebagainya. Menurut Abu Ahmadi 1992: 26 pendapat adalah suatu hasil pekerjaan pikir yang meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain yang dinyatakan dalam suatu kalimat, sedangkan siswa adalah warga belajar atau seseorang yang sengaja datang untuk mencari, menerima dan menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Alo Liliwen 1997:41 pendapat didefinisikan sebagai sebagai gambaran mengenai pengalaman seseorang terhadap obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh degan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan maupun persepsi tentang obyek tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapat siswa adalah suatu gambaran atau pemberian arti dari suatu hal atau kejadian yang didasarkan pada pengalaman atau apa yang diketahui oleh siswa.

3. Kesiapan Berwirausaha

Secara sederhana pengertian kesiapan readiness merupakan suatu titik kematangan untuk menerima dan mempraktekkan tingkah laku tertentu Dali Gulo 1984: 240. Menurut Page Thomas yang dikutip oleh Agus Budiman 1992 mengemukakan bahwa kesiapan diartikan sebagai kondisi fisiologis seseorang yang siap menangani sesuatu. Hal ini berarti kesiapan dapat dipandang sebagai suatu karakteristik tertentu yang diperlukan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu atau kesiapan menunjukkan keadaaan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan keadaan berikutnya yang akan dicapai. Sedangkan menurut Sukirin 1975: 3 bahwa kesiapan terhadap suatu obyek atau pekerjaan akan terbentuk jika sudah mencapai suatu perpaduan antara tingkat kematangan, pengalaman serta keadaan mental dan emosi yang serasi. Tingkat kematangan banyak dipengaruhi oleh usia dan fisik, tingkat kematangan merupakan proses perkembangan fisik dan mental sehingga siap digunakan. Pengalaman yaitu pengalaman yang diperoleh baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja sehingga membentuk kesiapan. Keadaan mental yang serasi yaitu keadaan yang meliputi sikap kritis, memiliki pertimbangan yang logis dan obyektif. Dengan kata lain kesiapan dipengaruhi oleh faktor kematangan usia dan fisk. Pendapat lain mengemukakan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang mengandung atau terdiri dari waktu tertentu Modifikasi La Pierre yang ditulis oleh Syaifudin Azwar, 1995: 5 yaitu: Dalam hal ini La Pierre mengatakan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk berinteraksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial intuk berinteraksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Kemampuan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar yang mencakup ranah konitif, afektif dan psikomotorik dalam rangka mendidik siswa menjadi seutuhnya. Antara kesiapan dan kemampuan memiliki pengertian yang hampir sama Suharsimi 1983 menyatakan kesiapan hampir sama dengan kemampuan atau kompetensi Ccoper dan Weber yang dikutip oleh Lina Pangaribuan 1994 menyatakan bahwa kompetensi itu harus memenuhi tiga kriteria yaitu; 1 pengetahuan, untuk mengatur kemampuan kognitif, 2 penampilan, untuk mengatur tingkah laku, 3 hasil untuk mengukur kemampuan pengetehuan berkaitan dengan hasil belajar dari ranah kognitif, penampilan merupakan hasil belajar psikomotorik. Salah satu tujuan pendidikan di SMK menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja. Tenaga kerja tingkat menengah umumnya sesuai dengan jabatan atau sama dengan teknisi jika di industri. Dalam kaitannya dengan kebutuhan di lapangan, pendidikan kejuruan hendaknya memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Hal ini dimaksudkan jika pengetahuan dan ketrampilan diberikan di sekolah identik dengan apa yang ada di lapangan maka siswa diharapkan dapat beradaptasi dan memiliki kesiapan untuk menghadapi pekerjaan. Dengan demikian bekal yang diberikan pada siswa di sekolah sebagai seorang calon tenaga kerja tingkat menengah meliputi kemampuan baik secara teori maupun ketrampilan. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa ketrampilan merupakan salah satu unsur yang membentuk kesiapan siswa untuk berwirausaha. Dari bahasan tersebut dapat diartikan bahwa kesiapan merupakan kemauan, keinginan dan kemampuan untuk mengusahakan sesuatu tergantung pada tingkat kematangan, pengalaman, keadaan mental dan emosi seseorang. Berdasarkan uraian tersebut, maka kesiapan akan terbentuk apabila telah tercapai perpaduan antara tingkat kematangan, pengalaman, mental dan emosi yang serasi. Istilah wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta yaitu; wira, swa dan sta. wira berarti berani, swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri. Dengan demikian wiraswasta dapat diartikan berani berdiri sendiri. Orang yang berani atau mampu berdiri sendiri berarti mampu mengambil keputusan sendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasar pertimbangan sendiri. Dari arti wiraswasta tersebut dapat dilihat bahwa wiraswasta atau wirausaha adalah usaha yang dilakukan seseorang yang berani berdiri sendiri, dengan kata lain wirausaha adalah usaha yang dicptakan sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki untuk lapangan pekerjaan sendiri serta orang lain yang dapat ditampungnya. Amin Aziz 1987: 41 memberikan pengertian bahwa wiraswasta adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan semua atau beberapa fungsi kewiraswastaan. Sedangkan kewiraswastaan atau wirausaha adalah kegiatan sosial yang polanya memiliki ciri-ciri wiraswasta. Dengan demikian wiraswasta merupakan perilaku kewiraswastaan yang diwujudkan dalam pekerjaan seseorang dan mempunyai ciri-ciri wiraswasta. Sedangkan menurut dan Steihoff dan John F. Burgess dalam Suryana 2001: 5 bahwa wirausaha adalah: Orang yang mengorganisir, mengelola, dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang usaha. Sedangkan menurut Meredith dalam Suryana 2001: 7 berwirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merecanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan- tindakan untuk mencapai tujuan. Dari pendapat di atas, dapat dikatakan berwirausaha adalah orang yang berani dan mampu membuat keputusan sendiri dan dapat melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang diiginkan dengan usaha yang diciptakannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dapat disimpulkan bahwa kesiapan berwirausaha berarti kemampuan yang didapat dan perpaduan antara tingkat kematangan, pengalaman, mental dan emosi yang serasi untuk mengusahakan suatu kegiatan berwirausaha. Tingkat kematangan tersebut dipengaruhi oleh usia dan fisik.

4. Kompetensi Siswa a. Kompetensi Managerial Skills