67
yang baik antar individu dapat menjadi upaya untuk mengurangi perilaku agresif. Hal ini diperkuat dengan pendapat Fattah Hanurawan 2010: 88 yang
menyatakan bahwa timbulnya perilaku agresif dapat diminimalisir dengan pelatihan keterampilan sosial, karena individu yang keterampilan sosialnya
rendah sering kali menyebabkan mereka melakukan tindakan agresif. Hal ini dapat terjadi karena mereka kurang mampu mengeksplorasi atau
mengkomunikasikan keinginan pada orang lain, gaya bicaranya yang kaku, dan tidak sensitif terhadap simbol emosional orang lain.
Berdasarkan penelitian ini, ditemukan pula sumbangan efektif kecerdasan interpersonal terhadap perilaku agresif, yaitu sebesar 3,8 ,
artinya 96,2 perilaku agresif dipengaruhi oleh faktor lain selain kecerdasan interpersonal. Sumbangan kecerdasan interpersonal ini relatif kecil, namun
demikian kecerdasan interpersonal memiliki pengaruh terhadap perilaku agresif siswa. Siswa SMPN 1 Ngaglik memiliki kecenderungan berperilaku
agresif sedang, hal ini tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kecerdasan interpersonal siswa, namun terdapat faktor lain yang mempengaruhi perilaku
agresif siswa yang tidak diteliti pada kesempatan ini. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresif seperti misalnya konformitas remaja, menurut
Rita Eka Izzaty dkk. 2008: 133 remaja akan cenderung pada lingkungan sosialnya dan sudah menyadari adanya konformitas pada teman sebayanya,
apabila lingkungan teman sebaya negatif, maka remaja akan cenderung berperilaku negatif seperti perilaku agresif. Selain itu, faktor lain yang
mungkin mempengaruhi perilaku agresif yaitu pola asuh orang tua. Menurut
68
Hauser dalam Santrock, 2007: 133 pencapaian identitas remaja dapat dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua. Apabila pola asuh orang tua
tidak memfasilitasi perkembangan identitas remaja, maka remaja akan mengalami krisis identitas, artinya remaja tidak sepenuhnya memahami
dirinya, sehingga dimungkinkan untuk melakukan hal-hal negatif di luar rumah seperti perilaku agresif. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsu Yusuf
2011: 124 bahwa orang tua yang menghukum anak yang agresif, menyebabkan meningkatnya agresivitas anak. Selain itu, faktor lain yang
menyebabkan perilaku agresif yaitu role model, sesuai dengan pendapat Siti Mahmudah 2011: 64 yang menyatakan bahwa proses terjadinya sifat agresif
disebabkan oleh karena yang bersangkutan memperhatikan modelcontoh, artinya anak cenderung meniru modelcontoh baik orang dewasa maupun dari
media, apabila contoh tersebut merupakan contoh negatif, maka anak akan dengan mudah berperilaku negatif.
Implikasi dalam BK, penelitian ini berkaitan dengan BK sosial, siswa sebagai makhluk sosial tentu senantiasa berinteraksi dengan baik, penelitian
ini berhubungan dengan hubungan sosial siswa. Tujuan dari BK adalah untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitanmasalah
agar orang tersebut mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang dimiliki, termasuk didalamnya masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan sosial individu seperti pada penelitian ini.
69
C. Keterbatasan Penelitian
Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Keterbatasan
penelitian ini yaitu terdapat satu kelas yang sulit dikendalikan, situasi kelas gaduh, meskipun peneliti sudah berupaya untuk mengendalikan namun hal ini
dimungkinkan siswa kurang serius dalam mengisi skala, sehingga dimungkinkan data kurang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara kecerdasan interpersonal
dengan perilaku agresif pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Ngaglik. Nilai korelasi r kecerdasan interpersonal terhadap perilaku agresif sebesar -0,195
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 p 0,05. Artinya semakin tinggi kecerdasan interpersonal siswa, maka semakin rendah perilaku agresif siswa
dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan interpersonal siswa, maka semakin tinggi perilaku agresif siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat temuan tambahan yaitu sumbangan efektif variabel kecerdasan interpersonal terhadap variabel
perilaku agresif sebesar 3,8.
B. Saran
Berdasarkan hasil secara keseluruhan dari penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya:
1. Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling secara berkelanjutan memberikan
pemahaman dan pelatihan kepada siswa, misalnya dengan menggunakan teknik permainan untuk melatih komunikasi siswa, kerjasama siswa,
menumbuhkan kepekaan siswa, interaksi siswa, serta mempererat hubungan sosial siswa.
71
2. Siswa Siswa sebaiknya mengembangkan kecerdasan interpersonal yang
dimilikinya, agar terjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian, siswa akan terhindar dari perilaku agresif.
4. Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji hal lain yang berkontribusi
terhadap perilaku agresif, seperti: konformitas, pola asuh orang tua, pengaruh media dan role model orang di sekitarnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Agus Efendi. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21: Kritik MI, EI, SQ, AQ Successful Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta.
Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas. Diterj. Dyah Widya Prabaningrum. Jakarta: PT Indeks.
Baron, Robert A dan Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Diterj. Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Berkowitz, Leonard. 2003. Emotional Behavior. Diterj. Hartatni Woro Susiatni. Jakarta: CV Teruna Grafika.
Campbell, Linda dkk. 2002. Multiple Intelligences: Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Diterj. Tim Inisiasi. Depok: Inisiasi Press.
Fattah Hanurawan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Harian Jogja. 2014. Seorang Siswa SMP Luka Terkena Sabetan Gir. Di terbitkan
pada 8 Mei 2014. www.harianjogja.com diakses pada 19 Juni 21.18. Hurlock, Elizabeth B. 1994.
Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Diterj. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga. Imania Mafiroh. 2014. “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan
Perilaku Agresif Remaja pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran 20132014”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas
Negeri Yogyakarta. J. J. Reza Prasetyo dan Yeny Andiani. 2009. Multiply Your Multiple
Intelligences. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Kadek Reqno A. P. . 2013. “Hubungan antara Identitas Sosial dan Konformitas
dengan Perilaku Agresi pada Suporter Sepakbola Persisam Putra Samarinda”. Jurnal Psikologi, e-Journal Psikologi, 2013, 1 3: 241-253.
Diakses melalui ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id pada 24 Februari 2014 pukul 17.00.
M. Sitorus. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
73
Mӧnks, F. J. dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Muhammad Yaumi. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Diterj. Aliya Tusyani dkk. Jakarta: Salemba Humanika.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori- Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Pratiwi Wulandari. 2010. “Hubungan antara Kecerdasan Sosial dengan Perilaku Agresif pada Siswa SMK Muhammadiyah Piyungan Yogyakarta”. Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora: Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
R. Gunawan Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Saifuddin Azwar. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ____________. 2008. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____________. 2013. Skala Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Santrock, John W. 2007. Remaja, edisi kesebelas. Diterj. Benedictine
Widyasinta. Jakarta: Penerbit Erlangga. Siti Mahmudah. 2011. Psikologi Sosial. Malang: UIN-MALIKI Press.
Sofyan S. Willis. 2014. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.