Tempat dan Waktu Penelitian .1 Tempat Penelitian Objek Penelitian Definisi Operasional Analisis Kimia .1 Analisis protein

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian untuk pembuatan kerupuk dilakukan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, pengujian zat gizi kerupuk dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan dan pelaksanaan uji kesukaan atau daya terima kerupuk dilakukan di SD Negeri 060971. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2013.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kerupuk dengan penambahan ikan pora-pora 5, 10, dan 15.

3.4 Definisi Operasional

1. Ikan pora-pora adalah ikan air tawar yang memiliki ciri-ciri berwarna hitam, berukuran 10-12 cm, bersisik putih dan halus, dan memiliki ekor berwarna kuning. 2. Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng. 3. Bahan baku tambahan adalah bahan baku selain tepung tapioka yang digunakan sebagai penambah cita rasa dan termasuk bahan pangan yang mengandung protein seperti ikan. Universitas Sumatera Utara 4. Uji daya terima adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap cita rasa kerupuk dengan penambahan ikan pora- pora dengan menggunakan skala hedonik tiga titik sebagai acuan. 3.5 Alat dan Bahan 3.5.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Alat Dalam Penelitian Jenis Penelitian Nama Alat Pembuatan Kerupuk Kompor Plastik Cetakan Baskom Panci Dandang Blender Telenan Sendok Lidi Timbangan Nampan Pisau Kuali Uji Daya Terima Formulir Uji Daya Terima Alat Tulis Uji Penilaian Zat Gizi Kerupuk Spektrofotometer Serapan Atom Hot Plate Penangas Air Corong Labu Ukur Gelas Ukur Pipet Ukur Kertas Saring 0,45 µm Labu Kjeldhal 100 ml Alat Penyulingan dan kelengkapannya Pemanas Listrikpembakar Neraca analitik Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Bahan Dalam Penelitian Jenis Penelitian Nama Bahan Pembuatan Kerupuk Tepung Tapioka Ikan Pora-Pora Garam Gula Telur Bawang Putih Soda Kue Air Minyak Ketumbar Uji Daya Terima Kerupuk dengan konsentrasi 5, 10, dan 15. Uji Penilaian Zat Gizi Kerupuk Kerupuk dengan konsentrasi 5, 10, dan 15. Aquabidest HCL 1:1 Lantan Chlorida LaCl 3 Larutan Standar CaCl 2 Gas Asetilen HNO 3 Campuran Selen Indikator Campuran Larutan Asam Borat H 3 BO 3 2 Larutan Asam Klorida, HCl 0,01 Larutan natrium hidroksida NaOH 30 Tabel 3.4. Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Kerupuk setiap 425 gram Bahan Bahan Perlakuan P 1 P 2 P 3 Tepung Tapioka 190 gram 190 gram 190 gram Ikan Pora-Pora 20 gram 40 gram 60 gram Garam 10 gram 10 gram 10 gram Telur 100 gram 100 gram 100 gram Air 90 gram 70 gram 50 gram Soda Kue 5 gram 5 gram 5 gram Gula 10 gram 10 gram 10 gram Universitas Sumatera Utara Keterangan : Berat Total dari bahan utama = 425 gram P 1 Ikan pora-pora 5 = 5 x 425 gram = 20 gram Tepung tapioka 45 = 45 x 425 gram = 190 gram Air 21 = 21 x 425 gram = 90 gram Telur 24 = 24 x 425 gram = 100 gram Garam 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Gula 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Soda Kue 1 = 1 x 425 gram = 5 gram P 2 Ikan pora-pora 10 = 10 x 425 gram = 40 gram Tepung tapioka 45 = 45 x 425 gram = 190 gram Air 16 = 16 x 425 gram = 70 gram Telur 24 = 24 x 425 gram = 100 gram Garam 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Gula 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Soda Kue 1 = 1 x 425 gram = 5 gram P 3 Ikan pora-pora 15 = 15 x 425 gram = 60 gram Tepung tapioka 45 = 45 x 425 gram = 190 gram Air 11 = 11 x 425 gram = 50 gram Telur 24 = 24 x 425 gram = 100 gram Garam 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Gula 2 = 2 x 425 gram = 10 gram Soda Kue 1 = 1 x 425 gram = 5 gram Universitas Sumatera Utara 3.6 Tahapan Penelitian 3.6.1 Proses pembuatan kerupuk ikan pora-pora Proses pembuatan kerupuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian 2007 yaitu :

1. Penggilingan ikan pora-pora

Ikan pora-pora dipilih sebanyak 400 gram dalam keadaan segar. Dibersihkan dari kotoran dan dibuang sisik serta jeroannya kemudian cuci sampai bersih dan tiriskan. Ikan pora-pora digilingdihaluskan sehingga menjadi bubur ikan. 2. Pencampuran bahan Tepung tapioka dicampurkan dengan ikan pora-pora, tujuannya agar tepung ini menjadi homogen dan merata warnanya, kemudian dilakukan pencampuran dengan bahan lain seperti air, telur, garam dan gula. Pada proses pencampuran ini yang dilakukan terlebih dahulu yaitu mencampur telur,gula,garam dan bumbu dengan sedikit tepung tapioka ke dalam panci lalu dimasak sambil diaduk beberapa menit, lalu didiamkan sampai dingin, sementara tepung tapioka yang sisa dicampurkan dengan ikan pora-pora. Secara perlahan-lahan, campuran tersebut diaduk rata dan ditambahkan dengan telur dan tepung yang sudah dimasak, gula, garam dan ditambah air sedikit demi sedikit sampai adonan membentuk adonan yang homogen, yaitu menggempal bila adonan dikepal dengan tangan. Universitas Sumatera Utara

3. Pengulenan bahan

Adonan yang sudah membentuk homogen kemudian diuleni, pengulenan dilakukan selama 15 menit sampai adonan tidak lengket di tangan lagi.

4. Pencetakan Adonan

Adonan yang sudah selesai diuleni kemudian dicetak berbentuk silindris dengan diameter 4 cm, kemudian dibungkus dengan plastik atau dicetak dengan cetakan yang telah disediakan.

5. Pengukusan Adonan

Adonan yang sudah dicetak kemudian dikukus selama ± 2 jam didalam uap panas, untuk mengetahui adonan sudah matang tusukkan lidi ke adonan jika tidak lengket lagi maka adonan sudah matang.

6. Pendinginan Adonan

Adonan yang sudah matang kemudian didinginkan di udara terbuka selama 2 hari sampai adonan menjadi cukup keras.

7. Pengirisan Adonan

Adonan yang sudah dingin kemudian diiris dengan pisau, dalam pengirisan ini diusahakan agar dibuat setipis mungkin, dalam penelitian ini ketebalan irisan kerupuk yaitu 2 mm. Universitas Sumatera Utara

8. Pengeringan

Adonan yang sudah diiris kemudian diletakkan kedalam nampan kemudian dikeringkan dengan dijemur disinar matahari hingga benar-benar kering selama 5 jam setiap hari dan dilakukan dalam dua hari.

9. Penggorengan

Setelah benar-benar kering kemudian kerupuk sudah dapat digoreng. Berdasarkan literatur suhu minyak penggorengan 170 C, namun dalam penelitian ini ½ kg minyak dipanaskan dengan api kecil dalam waktu 5 menit. Untuk melihat minyak sudah dapat digunakan dilakukan percobaan terhadap satu kerupuk jika mengembang maka sudah dapat dilakukan penggorengan. Minyak yang digunakan berbeda atau diganti untuk setiap jenis kerupuk. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Kerupuk untuk 425 gram Bahan - Ikan pora-pora 5 - Ikan pora-pora 10 - Ikan pora-pora 15 - Tepung Tapioka 48 - Tepung Tapioka 48 - Tepung Tapioka 48 - Air - Garam 20 gram - Gula 20 gram - Soda Kue 10 gram - Telur 100 gram Pencampuran bahan Pengulenan bahan 15 menit Pencetakan Adonan Pengukusan Adonan ± 2 jam Pendinginan Adonan Pengirisan Pengeringan Penggorengan Kerupuk Penggilingan Ikan Pora-Pora Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Perhitungan Zat Gizi Kerupuk

Perkiraan perhitungan protein dan kalsium kerupuk dengan penambahan ikan pora pora dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan.

3.6.4 Uji Daya Terima

Untuk mengetahui hasil dari percobaan perlu dilaksanakan penilaian kepada masyarakat dengan uji daya terima uji organoleptik. Jenis uji daya terima yang digunakan adalah uji kesukaan hedonik menyatakan suka atau tidak sukanya terhadap suatu produk. Uji hedonik adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat daya terima konsumen dengan mempergunakan skala hedonik sembilan titik sebagai acuan. Namun untuk mempermudah panelis dan peneliti skala ini dikecilkan menjadi tiga tingkatan dengan skor yang paling rendah adalah 1 dan skor yang tertinggi adalah 3. Berdasarkan tingkatannya, tingkat penerimaan konsumen dapat diketahui sesuai dengan Tabel 3.3. Tabel 3.5. Tingkat Penerimaan Konsumen Organoleptik Skala Hedonik Skala Numerik Warna Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik 3 2 1 Aroma Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 Rasa Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 Tekstur Suka Kurang Suka Tidak Suka 3 2 1 Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaan uji daya terima terhadap percobaan ini maka perlu dipersiapkan beberapa hal seperti : 1. Pelaksanaan penilaian - Waktu dan tempat Penilaian uji daya terima terhadap kerupuk dengan penambahan ikan pora- pora hasil percobaaan dilakukan di SD Negeri 060971 Kemenangan Tani. - Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kerupuk dari penambahan ikan pora-pora dengan variasi konsentrasi 5, 10, dan 15. Sedangkan alat yang digunakan adalah formulir, alat tulis, dan air minum dalam kemasan. - Panelis Untuk penilaian organoleptik suatu produk diperlukan alat instrumen, alat yang digunakan terdiri dari orangkelompok orang yang disebut panel, orang yang bertugas sebagai panel disebut panelis. Jumlah panelis yang digunakan minimal 25 orang. Panelis dalam penelitian ini adalah panelis anak-anak yang diambil dari SD Negeri 060971 Kemenangan Tani Medan, dimana pengambilan sekolah ini dilakukan secara accidental. Adapun jumlah panelisnya sebanyak 40 orang dengan kriteria sebagai berikut : Anak SD kelas lima Sukarela dan tanpa paksaan Dalam keadaan sehat Tidak buta warna Universitas Sumatera Utara

2. Langkah-langkah pada uji kesukaan

a. Mempersilakan panelis untuk duduk diruangan yang telah disediakan. b. Membagikan sampel dengan kode sesuai variasi, formulir, alat tulis dan air minum dalam kemasan. c. Memberikan penjelasan sedikit kepada panelis tentang bagaimana cara memulai dan pengisian formulir. d. Memberikan kesempatan kepada panelis untuk memulai dan menuliskan penilaian pada formulir yang telah disediakan. e. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh panelis. f. Setelah formulir dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa sidik ragam. 3.7 Analisis Kimia 3.7.1 Analisis protein Penentuan kadar protein pada penelitian ini menggunakan metode kjeldhal yaitu penerapan jumlah protein secara empiris berdasarkan jumlah N yang ada didalam bahan. Setelah bahan dioksidasi, amonia hasil konversi senyawa N bereaksi dengan asam menjadi amonium sulfat. Dalam kondisi basa, amonia diuapkan dan dan kemudian ditangkap dengan larutan asam. Jumlah N ditentukan dengan titrasi HCL atau NAOH Mohammad dan Nurwantoro, 2004. Berdasarkan prinsip diatas, prosedur analisis dengan metode kjeldhal dibagi dalam tiga tahapan, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Universitas Sumatera Utara

a. Tahap Destruksi