Tepung Tapioka TINJAUAN PUSTAKA

2.3.2 Analisis Kalsium

Salah satu pemeriksaan kimia adalah titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk beraksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Pada satu segi cara ini menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitiannya dan ketepatannya cukup tinggi.Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda. Dalam proses titrimetri bagian pentiter ditambahkan kedalam larutan zat yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut buret sampai tercapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang ditentukanbereaksi sempurna secara stoikiometri. Titrasi harus dihentikan pada atau dekat pada titik kesetaraan. Jumlah volume peniter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan disebut volume kesetaraan. Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter, dan faktor stoikiometri, maka jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah Krisno, 2009.

2.4 Tepung Tapioka

Tepung tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Tepung tapioka merupakan produk awetan singkong yang memiliki peluang pasar yang sangat luas Suprapti, 2005. Muchtadi dalam Tababaka 2004 menyatakan bahwa tepung tapioka adalah hasil ekstraksi pati ubi kayu yang telah mengalami proses pencucian secara sempurna serta dilanjutkan dengan pengeringan. Tepung tapioka hampir seluruhnya terdiri dari pati. Pati merupakan senyawa yang tidak memiliki rasa dan bau sehingga mudah Universitas Sumatera Utara melakukan modifikasi pada cita rasanya. Ukuran granula tepung tapioka berkisar antara 5 – 35 mikron. Tepung tapioka digolongkan menjadi baku mutu I,II, dan III SNI 1994. Syarat mutu ini meliputi syarat organoleptik dan syarat teknis. Syarat organoleptik yang harus dipenuhi yaitu sehat, tidak berbau apek dan tidak kelihatan ampasnya. Oleh karena produk akhir nantinya dipengaruhi oleh bahan dasar sehingga pemilihannya harus dengan baik dan teliti. Syarat teknis tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2.4. Syarat teknis tepung tapioka berdasarkan Standar Nasional Indonesia Karakteristik Syarat I II III Kadar Air bb maks 17 17 17 Kadar Abu bb maks 0,60 0,60 0,60 Serat dan Kotoran bb maks 0,60 0,60 0,60 Derajat Putih BaSo 4 = 100 Min 94,5 Min 92,0 Min 92,0 Kekentalan 3-4 2,5-3 Kurang dari 2,5 Derajat Asam Kurang dari 4 ml 1N NaOH100g Kurang dari 4 ml 1N NaOH100g Kurang dari 4 ml 1N NaOH100g Kadar HCN bb Negatif Negatif Negatif Sumber : SNI, 1994 Selain mengandung karbohidrat, tepung tapioka juga mengandung protein dan lemak dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan pendapat Suprapti 2009 yang mengutip dari direktorat gizi depkes, RI 1981 bahwa kandungan gizi tepung tapioka yaitu dapat dilihat pada tabel 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Kandungan Unsur Gizi Tepung Tapioka per 100 gram bahan Kandungan Unsur Gizi Jumlah Kalori kal 362,00 Protein g 0,50 Lemakg 0,30 Karbohidrat g 86,90 Kalsium mg 0,00 Fosfor mg 0,00 Zat Besi mg 0,00 Vitamin A SI 0,00 Vitamin B1 mg 0,00 Vitamin C mg 0,00 Air g 12,00 Bagian yang dapat dimakan g 0,00 Sumber : Direktorat Gizi Depkes, 1981

2.5 Kerupuk