Kajian tentang Metode Peta Konsep

28 yang bersifat umum menuju khusus peta konsep dilengkapi dengan garis- garis penghubung yang sesuai. Dalam peta konsep dapat ditempatkan suatu susunan yang nyata, dengan cara menghubungkan konsep-konsep yang ada. Peta konsep yang lengkap harus menyajikan konsep atau gagasan pokok dengan hubungan yang sesuai dan mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik. Diharapkan dengan peta konsep daya ingat siswa dapat ditingkatkan. Penggunaan peta konsep dalam proses belajar mengajar lebih menuntun peran aktif para siswa. 2. Keunggulan Metode Peta Konsep Menurut Tony 2005: 6 bahwa metode peta konsep atau Mind Map memiliki beberapa keunggulan, yaitu: a. Mengaktifkan seluruh otak, b. Membereskan akal dari kesusutan akal, c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, d. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan perincian, f. Memungkinkan kita mengelompokan konsep, membantu kita membandingkannya, g. Mengisyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Selain keunggulan, metode peta konsep juga memiliki beberapa 3. Strategi Penerapan Metode Peta Konsep dalam Pembelajaran Secara aplikatif, strategi penerapan peta konsep dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa, memiliki strategi memperkenalkan peta konsep mencakup dua aktivitas menurut Alief Novak dan Gowin, 1985 mempersiapkan peta konsep yang meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 buatlah daftar kata-kata yang cukup dikenal 29 oleh siswa pada papan tulis untuk objek-objek dan kejadianperistiwa misalnya kata lingkungan alam dan lingkungan buatan; 2 tanyakanlah kepada siswa, bagaimanakah mereka menggambarkan hubungan apabila mereka mendengarkan kata lingkungan alam dan lingkungan buatan. 3 buatlah daftar kata-kata penghubung seperti adalah, dengan, berupa, sehingga, dapat. Tanyakan kepada siswa, apa saja yang mereka pikirkan tentang kata-kata tersebut. Kata-kata tersebut bukan kata-kata konsep melainkan kata penghubung bila mana dirangkaikan dengan kata konsep akan membentuk kalimat yang bermakna. 4 buatlah beberapa kalimat pendek yang menggambarkan rangkaian kata-kata konsep dan kata penghubung sehingga dapat bermakna. 5 siswa ditugaskan untuk membuat kalimat-kalimat pendek dari konsep-konsep dan kata penghubung yang diberikan. 6 pilihlah materi dari buku yang sesuai dengan penggunaan metode peta konsep, kemudian materi tersebut dibaca oleh siswa, selanjutnya siswa ditugaskan untuk mencari konsep kunci, kemudian siswa akan ditugaskan untuk mencatat konsep yang mereka temukan serta menghubungkan dengan kata penghubung yang sesuai sehingga terbentuklah suatu kalimat yang bermakna. 30 Gambar 1 : Bagan Peta Konsep

D. Karakteristik Anak SD

Karakteristik anak sekolah dasar terkait dengan metode terpadu di dalam pembelajaran IPS. Karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan siswa khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Karakteristik anak SD adalah senang merasakan atau melakukanmemperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep- konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, 31 siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi- fungsi badan, serta jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama anak sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Indah Thornburg 1984 anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak 32 kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta yang dilihatnya, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru diharapkan untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk proaktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian, Maryanti Puji Tri 2013 Peningkatan Pemahaman Konsep IPS Melalui Metode Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Salam 01 Tahun Ajaran 20122013. S1 skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode peta konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada siswa kelas IVA SD Negeri Salam 01. 33

F. Kerangka Pikir

Pada kenyataannya pelajaran IPS sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Indikasi tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar akan meningkat apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi melalui penerapan berbagai metode pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut perlu dicari model pembelajaran alternatif yang dapat menciptakan pembelajaran yang mampu menempatkan siswa sebagai subjek didik pembelajaran aktif, kreaktif, dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan hasil belajar sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Metode peta konsep merupakan salah satu pilihan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode pembelajaran ini merupakan sebuah pemahaman konsep yang ditunjukan untuk perbaikan proses pembelajaran, dimana partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sangat ditekankan sehingga tidak berjalan satu arah, dan terdapat timbal balik antara guru dengan siswa. Selain itu, dengan karakteristik siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat 34 pada fakta-fakta yang dilihatnya, artinya anak mampu berfikir logis, akan tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Maka metode peta konsep ini harus menyajikan konsep atau gagasan pokok dengan hubungan yang sesuai dan mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa untuk memahami konsep materi yang telah diajarkan dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan menggunakan satu metode pembelajaran yang diterapkan pada satu kelas eksperimen dengan menggunakan metode peta konsep. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar IPS antara sebelum menggunakan metode peta konsep dengan sesudah menggunakan metode peta konsep.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka sebelum dilakukan pengambilan data, dalam penelitian dirumuskan terlebih dahulu hipotesis tindakan sebagai dugaan awal penelitian yaitu: “metode peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III SD N Minomartani 1”.